telah


telah lama kutempuh jauh
bermusim musim tak menentu
hingga hari mulai redup penuh kumuh

dan kini dadaku terasa kian sesak oleh aroma hidupku sendiri
sementara wangi itu kurasa sudah tak pantas untuk kucumbui

ingin sejenak kurebahkan tanya
sehening kematian
setenang badai
maka akan kubiarkan mimpiku berkawan cinta
Baca Selengkapnya ... »»  

Kelinci dan Katak

Kelinci dari dulu terkenal sebagai hewan yang bernyali kecil. Ia sering ketakutan tanpa alasan yang jelas dan sesegera mungkin menyingkir bila merasa terganggu keamanannya.
Suatu hari, terlihat sekelompok kelinci sedang berkumpul di tepi sebuah sungai. Mereka sibuk berkeluh kesah meratapi nyalinya yang kecil, serta mengeluhkan kehidupan mereka yang senantiasa dibayangi dengan mara bahaya. Semakin lama ngobrol, mereka semakin sedih dan ketakutan memikirkan nasib. Alangkah malangnya lahir menjadi seekor kelinci. Mau lebih kuat tidak punya tenaga, ingin terbang ke langit biru tidak punya sayap, setiap hari ketakutan melulu! Mau tidur nyenyak pun sulit karena terganggu oleh telinga panjang yang tajam pendengarannya sehingga matanya yang berwarna merah pun semakin lama semakin merah saja.


Mereka merasa hidup ini tidak ada artinya. Daripada hidup menderita ketakutan terus, mereka berpikir lebih baik mati saja. Akhirnya mereka mengambil keputusan untuk bunuh diri dengan cara melompat dari tepian tebing yang tinggi dan curam. Maka, para kelinci berbondong-bondong menuju ke arah tebing.

Saat mereka melewati pinggir sungai, ada seekor katak yang terkejut melihat kedatangan kelinci yang berjumlah banyak. Dengan tergesa-gesa, si katak yang ketakutan itu melompat ke sungai untuk melarikan diri.

Kelinci memang sering menjumpai katak yang melompat ketakutan saat mereka melintas. Selama ini mereka tidak peduli. Namun kali ini berbeda. Tiba-tiba ada seekor kelinci yang tersadar dari kesedihannya dan langsung berteriak, "Hei, berhenti! Kita tidak usah ketakutan sampai perlu harus bunuh diri!

Karena lihatlah, ternyata ada hewan lain yang lebih tidak bernyali dibandingkan kita yakni si katak yang terbirit-birit saat melihat kita!"

Mendengar kata-kata itu, tiba-tiba pikiran dan hati kelinci-kelinci lain terbuka - seolah-olah tumbuh tunas keberanian di hati mereka. Maka dengan riang gembira mereka mulai saling membesarkan diri masing-masing, "Iya, kita tidak perlu ketakutan!", "Tuh kan, ada makhluk lain yang lebih pengecut dari kita", "Iya, kita harus semakin berani!" Perlahan-lahan mereka berbalik arah, kembali ke arah pulang dengan riang gembira dan melupakan niat untuk bunuh diri.

Saat keberuntungan sedang tidak memihak kepada kita, jangan suka meratapi nasib yang dirundung malang seakan-akan hanya kitalah makhluk paling menderita di muka bumi ini.

Lihatlah di sekeliling kita. Masih begitu banyak orang yang lebih susah, sengsara, dan sial dibandingkan kita. Jika mereka yang hidup dalam kekurangan tetapi mampu menjalaninya dengan tegar dan tetap berjuang, kenapa kita tidak?

Apapun keadaan kehidupan kita hari ini, seharusnya kita jalani dengan optimis dan aktif. Nasib tidak akan dapat kita ubah tanpa manusia itu sendiri yang siap mengubahnya karena sesungguhnya sukses adalah hak setiap orang (success is my right); sukses adalah milik siapa saja yang mau berjuang dengan sungguh-sungguh.
Baca Selengkapnya ... »»  

Badai Matahari Capai Bumi Semalam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- Partikel energetik dari ledakan "flare" badai matahari pertama di tahun 2012 yang tergolong cukup kuat  yang terjadi pada 23 Januari pukul 10.59 WIB, telah mencapai bumi pada Selasa 24 Januari malam waktu Indonesia.
"Dampaknya terhadap operasional satelit terasa hingga Rabu ini. Flare yang cukup kuat ini adalah pertama kali sejak Mei 2005 atau sejak tujuh tahun lalu," kata Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Prof Dr Thomas Djaludin di Jakarta, Rabu( 25/1).
Badai matahari yang cukup kuat seperti ini berpotensi menggangu operasional satelit, seperti satelit komunikasi, paparnya. Kalau itu terjadi dan tidak dapat diatasi oleh operator satelitnya, kemungkinan terjadi gangguan pada penggunaan telepon selular, siaran TV, komunikasi data perbankan, dan pengguna lainnya.
"Tetapi biasanya para operator satelit sudah mengantisipasinya," katanya. Dampak lainnya adalah gangguan pada ionosfer yang akan mengganggu komunikasi radio HF/gelombang pendek yang biasa digunakan oleh komunikasi jarak jauh, termasuk oleh siaran radio luar negeri seperti BBC, VOA, atau ABC.
"Navigasi berbasis satelit seperti GPS juga kemungkinan terganggu akurasinya, jadi jangan terlalu percaya pada posisi yang ditunjukkan GPS (frekuensi tunggal)," ucapnya.
Dikatakan Djamal, ledakan badai matahari kelas M sebenarnya tergolong kelas menengah, tetapi karena mendekati kelas ekstrem (kelas X), maka dampaknya akan cukup kuat kalau mengarah ke bumi.
"Setelah hari ini, masih ada potensi badai yang lebih kuat lagi dalam tahun ini, karena sekarang ini memang sedang pada fase matahari aktif," tuturnya.
Baca Selengkapnya ... »»  

Zeus

Pada awal jaman, menurut cerita Yunani, dewa Zeus menciptakan bumi, langit, darat, dan lautan. Zeus menciptakan tumbuhan, hewan dan manusia. Jaman yang penuh dengan para dewa, Athena, Artemis, Hades, Hera, Poseidon, dan lainnya.

Pada suatu saat Zeus ingin menghadiahkan sesuatu untuk manusia, sesuatu yang berharga dan berguna: "Sesuatu yang dapat dipakai manusia untuk melakukan apa saja."

Maka Zeus pun pergi bertapa 40 hari lamanya di pusat Matahari. Sukses dan kembali dari pertapaannya, Zeus membawa hadiah itu kembali kebumi.


Zeus mulai bingung untuk ditaruh dimana kesaktian itu dan diberikan kepada manusia yang mana saja. Bila ditaruh dilaut, semua orang akan berebut kesana, dan begitupun dengan pilihan hutan, gurun pasir, atas gunung, gua ataupun kuil suci.

Dalam kebingungan itu Zeus berdiskusi dengan pada dewa lainnya.

Akhirnya diputuskanlah, "senjata yang dapat dipakai manusia untuk melakukan apa saja" itu ditaruh didalam hati setiap manusia.

Maka, menurut dongeng tersebut, manusia manapun, yang mau mencari dihatinya, dan menemukannya, akan dapat melakukan apapun didunia ini.

Sebuah anugerah dan berkah dan hadiah dari Zeus.
Baca Selengkapnya ... »»  

Menanam Tembuni (Ari-ari)

Tiap daerah di Nusantara mempunyai adat yang berbeda dalam merawat tembuni (ari-ari) sewaktu bayi lahir. Di Jawa sendiri terdapat beberapa variasi, ada yang ditanam sesegera mungkin di rumah orang tuanya, ada yang dihanyutkan ke sungai atau laut, ada juga setelah dimasukkan ke bejana tanah (kendil) kemudian digantung pada blandar (tiang melintang) di dapur atau ruang tengah (sentong).
Perbedaan ini tidak menjadikan masalah, seperti di daerah Jogja dan Solo kebanyakan tembuni diperlakukan dengan ditanam di tanah. Sementara disebagian wilayah Karesidenan Kedu, khususnya Wonosobo, Karesidenan Banyumas, serta di daerah sekitar Karanganyar dan Tawangmangu, para orang tua lebih suka menggantung tembuni yang dimasukkan ke dalam bejana tanah. Untuk sebagian daerah pesisir, cukup banyak orang yang lebih suka menghanyutkan (melabuh) tembuni tersebut.
Meski ada beberapa macam cara memperlakukan tembuni, namun ada satu kesamaan, yaitu setelah dicuci dan dibersihkan dengan hati-hati menggunakan air bersih, tembuni dimasukkan ke dalam bejana tanah. Kemudian disertakan juga beberapa ’uba-rampe’ ke dalamnya. Secara detail tata-cara tersebut diuraikan dalam baris-baris Kidungan di bawah ini:
KIDUNGAN PANGRUKTINING ARI-ARI
(1) Bebukane golong-galing kaki (utawa : nini), putu banteng Wulung.
Kaki Among Nini Among kiye, lah tunggunen gusti arsa guling, sira sun opahi striya mujung.
(2) Kakang Kawah Adi Ari-ari payo pada nglumpuk.
mBok Nirbiyah lan Diah den age, batok bolu lan uyah ywa kari, lan arta rong duwit, dome aja kantun.
(3) Beras abang lawan lenga wangi, miwah gantal loro.
Tetulisan Arab lan Jarwane, den lebokken ing kendil tumuli, nganggo lawon putih, karya lemek iku.
Tiga bait Kidungan di atas menerangkan secara gamblang perlengkapan apa saja yang harus dimasukkan ke dalam bejana tanah bersama tembuni Sang Bayi, yaitu: garam, uang sepasang, jarum yang tajam, beras merah, gantal (sirih yang digulung dana diikat) dua ikat, kertas yang bertuliskan huruf Arab, Latin dan Jawa. Sebelumnya dipersiapkan dahulu kain mori putih secukupnya sebagai alas tembuni dan berbagai perlengkapan yang menyertainya. Kemudian minyak wangi disiramkan secukupnya, kain putih dari ujung ke ujung ditangkupkan dengan rapi, terakhir kendil ditutup dengan tutupnya.
Garam merupakan simbol kehidupan, dan nantinya si anak jika besar akan mampu ’menggarami’ dunia, agar menjadi tempat yang nikmat dan enak bagi siapa saja bak rasa masakan yang lezat. Uang menggambarkan harapan, kelak nanti sang Anak tidak akan kekurangan dalam hal materi. Berjumlah sepasang, agar dalam mencari materi dia tetap menjaga hubungan baik dengan orang-orang disekelilingnya, tidak asal ’tabrak’ dan juga agar tidak lupa bersedekah jika lebih.
Jarum yang tajam adalah gambaran pikiran yang tajam dari sang anak. Beras merah meyimpan harapan agar sang anak tidak pernah kekurangan pangan. Dipilih Beras Merah dengan maksud apa yang dimakan memberikan kekuatan dan kesehatan bagi sang bayi. Beras Merah juga menggambarkan kejujuran dalam berusaha, dan lambang keterikatan dengan keluarga. Sedang warna merah sendiri dalam budaya Jawa menggambarkan sisi keduniawian dari kehidupan. Kertas bertuliskan huruf Arab, Jawa dan Latin, dimaksudkan agar sang anak akan menjadi anak yang beragama, cerdas secara spiritual, emosi dan rasio. Gantal (sirih) menjadikan anak tumbuh sehat dan kuat, serta kelak akan mendapat jodoh yang ideal. Kesemuanya itu beserta tembuni dimasukkan kedalam mori putih, sebagai lambang kepasrahan kepada Yang Maha Esa atas segala doa dan harapan yang dibubungkan dan daya upaya yang telah dilakukan.
Selanjutnya kita simak lanjutan Kidungan di atas tersebut sebagai berikut:
(4) Kutu-kutu walang ataga sami, bareng laringong.
Kang gumremet kang kumelip kabeh, lah tunggunen gusti arsa guling sira sun opahi, jenang sungsum telu.
(5) Dandanane saking suwarga di, batok isi konyoh.
Batok tasik tapel lan pupuke, ana nggawa bokor lawan kendi, ana nggawa maning kebut wiyah payung.
(6) Widadari gumrubyung nekani pra samya amomong ana ngreksa in kanan kering.
Ana nggawa kasur lawan guling kajang sirah adi, kemul sutra alus.
(7) Benjang lamun bayi neka nangis, ingembana gupoh.
Marang latar pojok lor prenahe, pra leluhur rawuh anyuwuki, meneng aja nangis, jabang bayi turu.
Bait 4, menyatakan agar si Orang Tua membuat bubur sumsum sebagai sarana penolak segala penyakit dan bahaya. Kemudian di saat akan menananam kendil berisi tembuni, Bapak dan Ibu harus berdandan rapi seperti akan pergi ke pesta. Kendil di gendong menggunakan selendang, dan dilambari kasur kecil lengkap dengan bantal dan gulingnya, serta diselimuti sutra halus. Sang Ayah berdiri di sampingnya sambil memayungi Sang Ibu yang menggendong kendil berisi tembuni, di tangan satunya membawa kebutan.
Selanjutnya kendil tersebut dimasukkan ke dalam lubang tanah yang telah disiapkan dan ditimbun dengan rapi. Bila malam datang, tepat di atas timbunan itu diberi lampu minyak tanah (senthir), dan agar tidak mati tertiup angin ditutupi oleh kendil yang dibalik yang telah dilubangi dasarnya. Biasanya pemasangan senthir ini dilakukan minimal 35 hari (selapan) dan kadang sampai 3 bulan lamanya.
Dalam bait terakhir, dinyatakan apabila kelak sang bayi menangis terus. Maka orang tua harus menggendongnya ke pojok utara pekarangan rumahnya, dengan maksud agar para leluhur datang untuk menghibur bayi agar tenang.
Baca Selengkapnya ... »»  

Penampakan UFO di Indonesia

UFO di Gunung Agung, Bali, 1973. Foto UFO pertama di atas Indonesia dibuat oleh wisatawan Jepang, Ryo Terumoto, pada 17 Agustus 1973. Sekitar pukul 14.00 siang, dari mobil ia memotret Gunung Agung di Bali.

Setelah fotonya dicetak, ia terkejut melihat adanya sebuah benda berbentuk cakram yang melayang di depan gunung tersebut. Ketika memotret ia tidak memperhatikannya. Fotonya kemudian dimuat di majalah Hito to Nippon (Orang dan Jepang) terbitan Maret 1974 dengan judul “Piring Terbang di Atas Pulau Bali?”
UFO di gunung Agung, Bali Dipotret tanggal 17 Agustus 1973 oleh seorang wisatwan Jepang Ryo Terumato
UFO di lepas Pantai Cilamaya, Jawa Barat. Waktu itu sekitar pukul 15.00, Ir. Tony Hartono Rusman sedang melepas lelah, sehabis makan siang di Quarters Platform pada lantai III kompleks menara pengeboran minyak lepas pantai di ladang minyak Arjuna, 83 km dari pantai Cilamaya, Karawang, Jawa Barat. Tiba-tiba perhatian Tony tertarik pada titik hitam di atas cakrawala yang menuju ke arah ladang minyak dengan bentuk lonjong dan berwarna merah tua. Pada jarak sekitar 10 km, benda itu membelok dengan tajam dan menjauh lagi, sehingga membuat lintasan seperti bumerang. Di kejauhan, benda itu naik vertikal ke atas dan hilang dari pemandangan. Tony waktu itu sedang menyandang sebuah kamera Olympus, dan dengan cepat ia menyetel dan membidikkannya ke arah benda yang muncul tidak lebih dari satu menit itu. Semula Tony tidak sadar bahwa benda yang diabadikannya itu adalah sebuah UFO. Setelah film itu dicuci, tampaklah UFO di atas tanker minyak Arco Arjuna, yang kini sudah menjadi terkenal di seluruh dunia.
UFO dipotret di lepas pantai Cimalaya pada tanggal 22 September 1975, oleh Ir. Tony Hartono (alm)
Penampakan UFO di Porong. Hari itu tanggal 27 Juni 1977 jam 18.15 WIB, Dr. Ir. Aryono Abdulkadir bersama dua orang rekannya masing-masing Ir Rudianto Ramelan dan Ir. Ananda Soeyoso sedang melakukan perjalanan dari Surabaya ke arah Malang. Langit terang penuh dengan warna merah senja karena matahari baru saja terbenam. Tiba-tiba di suatu tempat, di antara Gempol Porong, salah seorang di antaranya melihat benda langit yang menarik perhatian di sebelah barat jalan raya. Dr. Ariono yang memang pada dasarnya senang mengamati gejala-gejala seperti itu, mengira benda langit itu sebagai meteor. Segera ia keluar dari mobil sambil menyiapkan alat fotonya untuk mengambil gambar meteor tadi. Dua kali dijepretkan. Tiba-tiba saja terjadi hal yang mengejutkan. Benda langit tadi membelok tajam hampir sembilan puluh derajat ke arah selatan, meninggalkan trail yang nampak pada mata seperti bunga api.
Penampakan UFO di Porong
Salatiga, 2003. On Sunday,12 Oktober 2003, me and my friend Adit (also from Economic but 3 years older than me) were taking picture of scenery around Salatiga for our website. We took pictures from an unused bank building of BHS Bank. After we took dozens of shots around the building, suddenly my friend pointing to the distance and yelling “11… 11…” (I was getting ready to take pictures of the Mount Ungaran). I look at the 11′o clock direction and saw that something is… glowing? or perhaps I should say ‘flickering’ I think it’s above the RawaPening Lake. It’s like the sky is distorted and I could see something… weird? Then I just press the shutter and take the picture without having any chance to adjust the camera’s focus. I’m disappointed when I’m getting ready to take another shot, the ‘thing’ or should i say the ‘object’ is like turning its color to transparrent so in a flash the sky just seemed empty.
Salatiga, 2003
Graha Yasa Asri, Depok, 26 Juni 2005. Sunday, 26 June 2005 at 17.50 pm, was my lucky day or what, When my daughter told me the was something up in the sky, I got out, Some people (my neighbors) already look at it, so I quickly look up and scan my eyes to the sky, it looks like to me “something like a meteor coming down to Earth and burning” , so I quickly got inside, took my DVD camcorder, and Record on it, only for few seconds, but I did! After talking what was happening to my neighbors, then I decide To transfer it to my pc, due to erase and write many times on My dvd-rw disc, so the result is some frame is frozen, but I got the master still on my dvd-rw, so it still function properly and better than my capture on pc that I distributed to you all…, many witnesses you could ask for, because they are my neighbors……… it was no sound, not hit the ground either, in the end of clip, that is my rooftop house, you can calculate how big that thing was… I watch on TV, there was no airplane crash or Meteor hit The earth that day, because if it was a meteor, that must be huge meteor, and can cause so much trouble, casualties and earthquake…. So I don’t know what it is…… But Before Jump Into any conclusion, please do research, gather more proofs, ask some witnesses in my area, then after that its taken, its up to you to say whatever you want…
Graha Yasa Asri, Depok, 26 Juni 2005
Pekanbaru Didatangi Benda Mirip UFO (2007). Doris, melihat benda pada Sabtu Malam sekitar pukul 19.00 WIB, ia berdiri di depan teras rumahnya, dan secara tak sengaja melihat benda yang semula ia kira bintang. Namun setelah diperhatikan agak lama, benda tersebut bukan bintang dan bukan pula sebuah pesawat yang tengah mengudara di malam hari. Karena penasaran, Doris pun segera memanggil keluarganya serta warga sekitar serta berinisiatif dengan mengabadikan benda tersebut memakai kamera.
UFO Pekanbaru 1
UFO Pekanbaru 2
Depok, Jakarta, 30 April 2007. Gambar ini diambil dengan kamera Nokia 9500 Night Mode. Jadi, bintik-bintik seperti cahaya itu sebenarnya distorsi kamera, bukan bintang-bintang. Yang terlihat hanyalah 2 cahaya obyek tersebut. Tidak ada bintang yang tampak karena tertutup awan! Jalur lintasan udara di atas (diambil di daerah Kukusan Beji UI Depok) ini sebenarnya jarang dilintasi oleh pesawat. Inilah yang membangkitkan rasa penasaran. Kejadian awalnya sebenarnya ditangkap oleh seorang penjaga warung. Menurutnya, dia melihat 3 obyek terbang yang sepertinya terbang berputar. Kemudian, satu obyek (obyek ke-3 dalam gambar) sudah terbang tinggi, 2 sisanya masih terbang rendah dengan cahaya lampu yang tidak lazim warnanya dan terang. Di sinilah langsung gambar dipotret. Belum pernah terlihat ada pesawat dengan besar cahaya seperti itu sebelumnya dan cahayanya tidak berkedip. Anehnya lagi, tidak terdengar suara apapun, padahal gerak obyek terlihat relatif cepat karena obyek menghilang hanya dalam 1-2 menit. Sebelum menghilang, obyek terlihat terhenti, dan kemudian cahayanya makin kecil dan menghilang. Apakah ada pesawat Indonesia yang seperti itu? Ini yang menjadi pertanyaan dan masih menjadi teka-teki. Kedua obyek yang tertangkap kamera sebenarnya terhitung dekat, karena posisinya di bawah awan. Artinya, bila obyek tersebut pesawat dunia, suaranya pasti terdengar. Atau ada yang tidak bersuara sama sekali?
Ufo Depok1
Ufo Depok2
Baca Selengkapnya ... »»  

KECERDIKAN KELINCI

Suatu waktu yang lama, Raja Naga, yang tinggal di bawah Laut Selatan sedang sakit. Dokter mengatakan kepadanya bahwa satu-satunya yang bisa menyembuhkan penyakitnya adalah hati kelinci. Jadi Raja Naga disebut semua penasihatnya bersama dan ia bertanya siapa yang akan pergi ke dunia tanah untuk mencari hati kelinci. Paus, ikan, cumi-cumi tersebut, lobster-semua Raja Naga pelayan-sangat tenang karena mereka semua takut pergi ke permukaan.

Akhirnya, kura-kura yang rendah hati sukarela, dan dialah yang akan pergi mencari kelinci. Kura-kura berenang dari dasar Laut Selatan ke dunia tanah. Dia datang ke pantai berpasir, di mana ia menemukan hewan putih berbulu melompat dengan kaki belakangnya.

"Maaf, Tuan," kata kura-kura, "tapi mungkin Anda menjadi kelinci."

"Kenapa, ya, aku," jawab kelinci. "Mengapa kau bertanya?"

"Saya telah dikirim oleh Yang Mulia, Raja Naga. Dia telah mengutus aku untuk mengundang makhluk dari deskripsi Anda untuk datang dan menjadi tamu di istana yang indah di bawah laut. "
"Saya akan senang untuk mengunjungi," kata kelinci. "Tapi aku tidak bisa berenang. Dan tidak air masuk ke mata dan mulut Anda? Bagaimana saya bernapas di bawah sana? "

"Oh, jangan khawatir," kata kura-kura. "Saya akan membawa Anda di atas punggungku. Dan Anda akan terbiasa dengan air. Dalam waktu singkat, Anda akan dapat bernapas itu seperti di udara. "

Sehingga kelinci menerima undangannya. Dia pun duduk di punggung kura-kura dan mereka berenang ke dalam Laut Selatan. Tentu saja, kelinci bersemangat untuk melihat semua pemandangan yang luar biasa, hutan berkilauan melambaikan daun hijau, lembah dan ngarai batu, ikan bercahaya yang bersinar di semua warna pelangi. Dan kelinci heran dia bisa bernapas di bawah air ajaib.

Tetapi ketika mereka tiba di istana Naga dan berdiri di hadapan Raja, tidak butuh waktu lama bagi kelinci untuk belajar bahwa ia telah ditipu. "Saya menyesal bahwa saya harus makan hati Anda untuk mendapatkan kembali kesehatan saya," kata Raja Naga. "Saya akan memberi Anda berkat saya sekarang sebelum dokter saya membawamu pergi."

Pada awalnya kelinci itu sangat takut, tapi ia pintar dan ia berpikir cepat, "Yang Mulia," katanya sambil membungkuk dengan hormat dan rendah hati, "Saya ingin ada yang lebih baik daripada saya untuk menjadi orang yang bisa menyembuhkan Anda. Tapi aku takut hati saya adalah organ yang sangat berharga jadi saya tidak membawanya bersama saya.

Jika saya hanya dikenal karena Anda akan membutuhkannya, saya akan membawanya dengan saya. Tetapi pada saat ini dia tersembunyi di sebuah tempat rahasia di hutan. Harap, Yang Mulia, menyuruh kura-kura untuk membawa saya kembali ke permukaan, setelah itu maka saya dengan senang hati akan kembali dengan hati saya. Ini akan menjadi suatu kehormatan untuk mengorbankan diriku untuk kamu. "

Raja Naga sangat terkesan oleh pengabdian kelinci, sehingga ia memberinya izin untuk kembali ke dunia tanah untuk mendapatkan hatinya. Kura-kura kemudian membawa kelinci kembali ke pantai tempat ia menemukannya. "Terima kasih untuk tumpangannya," kata kelinci, dan ia pun cepat-cepat melompat turun dari punggung kura-kura. "Hei, kura-kura," serunya ketika dia sudah aman di pantai, "Anda tidak benar-benar percayakan bahwa ada hati saya yang tersembunyi di hutan, kan?"

"Apa?" Kata kura-kura,. "Maksudmu, kau berbohong kepada kami?"

"Apakah Anda pikir, saya benar-benar bodoh sehingga akan memberikan diri saya untuk dipotong dan membiarkan Raja Naga untuk mengambil hati saya? Ha "Dan! Kelinci pintar itu pun melompat ke dalam hutan.
Baca Selengkapnya ... »»  

Asal usul kata Jancok

Jancok, jancuk atau dancok adalah sebuah kata khas Surabaya yang telah banyak tersebar hingga meluas ke daerah kulonan (Jawa Timur sebelah barat, Jawa Tengah, dll). Warga Jawa Timur seperti Surabaya, Malang dll turut andil dalam penyebaran kata ini.
Jancok berasal dari kata 'encuk' yang memiliki padanan kata bersetubuh atau fuck dalam bahasa Inggris. Berasal dari frase 'di-encuk' menjadi 'diancok' lalu 'dancok' hingga akhirnya menjadi kata 'jancok'.
Ada banyak varian kata jancok, semisal jancuk, dancuk, dancok, damput, dampot, diancuk, diamput, diampot, diancok, mbokne ancuk (=motherfucker), jangkrik, jambu, jancik, hancurit, hancik, hancuk, hancok, dll. Kata jangkrik, jambu adalah salah satu contoh bentuk kata yang lebih halus dari kata jancok.

Makna asli kata tersebut sesuai dengan asal katanya yakni 'encuk' lebih mengarah ke kata kotor bila kita melihatnya secara umum. Normalnya, kata tersebut dipakai untuk menjadi kata umpatan pada saat emosi meledak, marah atau untuk membenci dan mengumpat seseorang.
Namun, sejalan dengan perkembangan pemakaian kata tersebut, makna kata jancok dan kawan-kawannya meluas hingga menjadi kata simbol keakraban dan persahabatan khas (sebagian) arek-arek Suroboyo.
Kata-kata ini bila digunakan dalam situasi penuh keakraban, akan menjadi pengganti kata panggil atau kata ganti orang. Misalnya, "Yoopo kabarmu, cuk", "Jancok sik urip ae koen, cuk?". Serta orang yang diajak bicara tersebut seharusnya tidak marah, karena percakapan tersebut diselingi dengan canda tawa penuh keakraban dan berjabat tangan.
Kata jancok juga bisa menjadi kata penegasan keheranan atau komentar terhadap satu hal. Misalnya "Jancok! Ayune arek wedok iku, cuk!", "Jancuk ayune, rek!", "Jancuk eleke, rek", dll. Kalimat tersebut cocok dipakai bila melihat sesosok wanita cantik yang tiba-tiba melintas dihadapan. Hehe…
Akhiran 'cok' atau 'cuk' bisa menjadi kata seru dan kata sambung bila penuturnya kerap menggunakan kata jancok dalam kehidupan sehari-hari. "Wis mangan tah cuk. Iyo cuk, aku kaet wingi lak durung mangan yo cuk. Luwe cuk.". Atau "Jancuk, maine Arsenal mambengi uelek cuk. Pemaine kartu merah siji cuk."
Aku pertama diajarin temen-temenku, katanya gini, "jancuk itu permisi". Jadi ntar kalo ada orang tua lewat, ntar kamu permisi, "jancuk mas, jancuk mas" gitu katanya…
"bahasa kotor lho itu"
"jorok, nggak baik, nggak asik aja didenger"
"jancuk? nggak ngerti deh apaan. cuman keknya orang kalo lagi marah-marah ngomongnya "jancok!"."
"jancok itu fuck you"
"shit, bedebah, kayak gitu-gitu, kata kotor!"
"pokoke kalo mangkel ngomong itu sudah"
"hari ini, sampe setua ini saya belum pernah dipisuhi dengan kata-kata seperti itu"
"kalau kaya gitu ya agak risih juga sih, tapi lama-lama juga terbiasa"
"biasa aja, lama-lama niruin juga soalnya"
"ya lihat-lihat situasi sih. kadang marah, kadang bercanda thok"
"pertamanya nggak papa, karena ga tau"
"kadang seneng, kadang juga mangkel"
"jancuk? ya lihat ekspresi wajahnya. kalau jancuknya sambil ketawa, ya saya cuek saja. kalau jancuknya sambil marah-marah, ya saya tinggalin saja maksudnya gitu, gak usah direken ya mas ya."
"jangan anggap nilai cinta itu omong kosong" "
"jancok iku jan cocok ngono loh nek ambek kancane dewe"
"penting gak sih ngomong kek gitu?! "
"jancuk itu jadi anak cukup keren"
"kata jorok yang sebenernya gak boleh diucapkan"
"tapi saat kata itu digunakan dalam suatu kelompok untuk menambah keakraban, misalnya "Hey cuk!" it's no problem"
"kadang nek suwe gak ketemu "koen iku nangdi ae rek? jancok!"."
"merupakan salam ciri khasnya Jawa Timur iku"
" dikasih W depannya tuh pake J biar mantep … juwancukkkk!! itu baru mantep"
Jancok Sebagai Identitas Arek Suroboyo
Surabaya adalah kelompok sosial yang bersifat heterogen. Keberagaman ras, etnis, maupun perbedaan pekerjaan menjadikan di kota ini berkembang sebagai metropolitan. Modernitas ini memupuk keberagaman secara kolektif dan kontinyu sehingga memiliki ciri khas (Dr. Achmad Habib,MA:2004).
Kesamaan dalam bentuk perilaku sehari-hari, konsep pemikiran, perspektif terhadap kehidupan, menjadikan masyarakat surabaya muncul loyalitas dan kebanggaan tersendiri. Banyak istilah yang mencerminkan kebanggaan arek surabaya seperti Bonek ataupun umpatan seperti jancok yang dibahas dalam artikel ini.
Jancuk dalam media komunikasi sebagai kosakata, atau lebih tepat jika dikatakan sebagai kata sapaan. Terlepas dari persoalan maknanya, jancuk dapat dipandang sebagai produk budaya dalam bentuk tradisi lisan. Dalam perkembangannya dapat berimplikasi, baik secara langsung, maupun tidak langsung terhadap masyarakat (Teeuw, 1984:65).
Dalam perkembangan yang begitu cepat, kata jancok menjadi populer. jancok menjadi simbol aksen/pengucapan dalam setiap aktifitas Arek Surabaya. Dalam perang kemerdekaan, kata jancok menjadi kata pengobar semanga pejuang. Coba perhatikan film perjuangan, Surabaya 10 November 1945, jancok dijadikan sebuah ungkapan untuk menumpahkan rasa kesal, kecewa ataupun motifator.
Pada dasarnya jancuk merupakan penanda masyarakat Surabaya yang berwatak yang keras, penuh perlawanan, spontanitas dan egaliter.  Namun pada kenyataanya asumsi negatif tetap 'dibebankan' pada jancuk yang mempengaruhi perkembangan moralitas arek Surabaya. Pernyataan tersebut tidaklah salah, sebab memang secara harfiah, jancuk merupakan akronim dari kosakata yang 'ditabukan', namun disisi lain masyarakat Surabaya dikenal sebagai masyarakat yang dalam proses interaksi sosial menganut sistem masyarakat yang bersifat egaliter.
Sistem masyarakat yang bersifat egaliter adalah sebuah perilaku sosial dalam sebuah proses interaksi sosial yang tidak membeda-bedakan manusia, terutama dalam ruang lingkup kelompok sosialnya sendiri, dalam hal status dan derajat sosialnya (Kellner, 2003: 215)
Hal tersebut sepertinya menguatkan kepercayaan bahwa kata jancok sudah merupakan identitas arek Suroboyo, sekaligus kata salam atau sapaan yang menjadi suatu ungkapan yang mengandung arti kedekatan emosi sesuai dengan karakter arek Soroboyo. Namun demikian baik Sabrod. D Marioboro maupun Edi T. Samson mengatakan dalam penggunaannya harus tetap memperhatikan esensi, situasi, tempat dan kepada siapa kata itu diungkapkan dan ditujukan. Jangan sampai hanya kerena 'jancok' terjadi pertumpahan darah yang menumbangkan persatuan yang selama ini dibina.





Baca Selengkapnya ... »»  

Cerita Asli Tutur Tinular

Tutur Tinular berkisah tentang seorang pemuda Desa Kurawan bernama Arya Kamandanu, putra Mpu Hanggareksa, seorang ahli pembuat senjata kepercayaan Prabu Kertanagara, raja Kerajaan Singhasari. Pemuda lugu ini kemudian saling jatuh hati dengan seorang gadis kembang desa Manguntur bernama Nari Ratih, putri Rakriyan Wuruh, seorang bekas kepala prajurit Kerajaan Singasari. Namun hubungan asmara di antara mereka harus kandas karena ulah kakak kandung Kamandanu sendiri yang bernama Arya Dwipangga.
Kepandaian dan kepiawaian Dwipangga dalam olah sastra membuat Nari Ratih terlena dan mulai melupakan Kamandanu yang polos. Cinta segitiga itu akhirnya berujung pada peristiwa di Candi Walandit, di mana mereka berdua (Arya Dwipangga dan Nari Ratih) yang sedang diburu oleh api gelora asmara saling memadu kasih hingga gadis kembang desa Manguntur itu hamil di luar nikah.
Kegagalan asmara justru membuat Arya Kamandanu lebih serius mendalami ilmu bela diri di bawah bimbingan saudara seperguruan ayahnya yang bernama Mpu Ranubhaya. Berkat kesabaran sang paman dan bakat yang dimilikinya, Kamandanu akhirnya menjadi pendekar muda pilih tanding yang selalu menegakkan kebenaran dilandasi jiwa ksatria.
Kisah Tutur Tinular ini diselingi berbagai peristiwa sejarah, antara lain kedatangan utusan Kaisar Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di negeri Cina, yang meminta Kertanagara sebagai raja di Kerajaan Singhasari menyatakan tunduk dan mengakui kekuasaan bangsa Mongolia. Namun utusan dari Mongolia tersebut malah diusir dan dipermalukan oleh Kertanagara.
Sebelum para utusan kembali ke Mongolia, di sebuah kedai makan terjadilah keributan kecil antara utusan kaisar yang bernama Meng Chi dengan Mpu Ranubhaya, Mpu Ranubhaya berhasil mempermalukan para utusan dan mampu menunjukkan kemahirannya dalam membuat pedang, karena tersinggung dan ketertarikannya terhadap keahlian Mpu Ranubhaya tersebut, kemudian dengan cara yang curang para utusan tersebut berhasil menculik Mpu Ranubhaya dan membawanya turut serta berlayar ke Mongolia, sesampainya di negeri Mongolia di dalam istana Kubilai Khan, Mpu Ranubhaya menciptakan sebuah pedang pusaka bernama Nagapuspa sebagai syarat kebebasan atas dirinya yang telah menjadi tawanan. Namun pada akhirnya pedang Naga Puspa tersebut malah menjadi ajang konflik dan menjadi rebutan diantara pejabat kerajaan. Akhirnya untuk menyelamatkan pedang Naga Puspa dari tangan-tangan orang berwatak jahat, Mpu Ranubhaya mempercayakan Pedang Nagapuspa tersebut kepada pasangan pendekar suami-istri yang menolongnya, bernama Lo Shi Shan dan Mei Shin di mana keduanya kemudian menjadi pelarian, berlayar dan terdampar di Tanah Jawa dan hidup terlunta-lunta. Sesampainya di Tanah Jawa pasangan suami istri ini akhirnya bertemu dengan beberapa pendekar jahat anak buah seorang Patih Kerajaan Gelang-gelang bernama Kebo Mundarang yang ingin menguasai Pedang Naga Puspa hingga dalam suatu pertarungan antara Lo Shi Shan dengan Mpu Tong Bajil (pimpinan pendekar-pendekar jahat) Lo Shi Shan terkena Ajian Segoro Geni milik Mpu Tong Bajil, setelah kejadian pertarungan beberapa hari lamanya Pendekar Lo Shi Shan hidup dalam kesakitan hingga akhirnya meninggal di dunia disebuah hutan dalam Candi tua, sebelum meninggal dunia yang kala itu sempat di tolong oleh Arya Kamandanu, Lo Shi Shan menitipkan Mei Shin kepada Arya Kamanadu
Mei Shin yang sebatang kara kemudian ditolong Arya Kamandanu. Kebersamaan di antara mereka akhirnya menumbuhkan perasaan saling jatuh cinta. Namun lagi-lagi Arya Dwipangga merusak hubungan mereka, dengan cara licik Arya Dwipangga dapat menodai perempuan asal daratan Mongolia itu sampai akhirnya mengandung bayi perempuan yang nantinya diberi nama Ayu Wandira. Namun demikian, meski hatinya hancur, Kamandanu tetap berjiwa besar dan bersedia mengambil perempuan dari Mongolia itu sebagai istrinya.
Saat itu Kerajaan Singhasari telah runtuh akibat pemberontakan Prabu Jayakatwang, bawahan Singhasari yang memimpin Kerajaan Gelang-Gelang. Tokoh ini kemudian membangun kembali Kerajaan Kadiri yang dahulu kala pernah runtuh akibat serangan pendiri Singhasari. Dalam kesempatan itu, Arya Dwipangga yang menaruh dendam akhirnya mengkhianati keluarganya sendiri dengan melaporkan ayahnya selaku pengikut Kertanagara kepada pihak Kadiri dengan tuduhan telah melindungi Mei Shin yang waktu itu menjadi buronan. Mpu Hanggareksa pun tewas oleh serangan para prajurit Kadiri di bawah pimpinan Mpu Tong Bajil. Sebaliknya, Dwipangga si anak durhaka jatuh ke dalam jurang setelah dihajar Kamandanu. Kemudian Kamandanu kembali berpetualang untuk mencari Mei Shin yang lolos dari maut sambil mengasuh keponakannya, bernama Panji Ketawang, putra antara Arya Dwipangga dengan Nari Ratih.
Petualangan Kamandanu akhirnya membawa dirinya menjadi pengikut Raden Wijaya (Nararya Sanggrama Wijaya), menantu Kertanagara. Tokoh sejarah ini telah mendapat pengampunan dari Jayakatwang dan diizinkan membangun sebuah desa terpencil di hutan Tarik bernama Majapahit. Dalam petualangannya itu, Kamandanu juga berteman dengan seorang pendekar wanita bernama Sakawuni, putri seorang perwira Singhasari bernama Banyak Kapuk.
Nasib Mei Shin sendiri kurang bagus. Setelah melahirkan putri Arya Dwipangga yang diberi nama Ayu Wandira, ia kembali diserang kelompok Mpu Tong Bajil. Beruntung ia tidak kehilangan nyawa dan mendapatkan pertolongan seorang tabib Cina bernama Wong Yin.
Di lain pihak, Arya Kamandanu ikut serta dalam pemberontakan Sanggrama Wijaya demi merebut kembali takhta tanah Jawa dari tangan Jayakatwang. Pemberontakan ini mendapat dukungan Arya Wiraraja dari Sumenep, yang berhasil memanfaatkan pasukan Kerajaan Yuan yang dikirim Kubilai Khan untuk menyerang Kertanagara. Berkat kepandaian diplomasi Wiraraja, pasukan Mongolia itu menjadi sekutu Sanggrama Wijaya dan berbalik menyerang Jayakatwang.
Setelah Kerajaan Kadiri runtuh, Sanggrama Wijaya berbalik menyerang dan mengusir pasukan Mongolia tersebut. Arya Kamandanu juga ikut serta dalam usaha ini. Setelah pasukan Kerajaan Yuan kembali ke negerinya, Sanggrama Wijaya pun meresmikan berdirinya Kerajaan Majapahit. Ia bergelar Prabu Kertarajasa Jayawardhana.
Kisah Tutur Tinular kembali diwarnai cerita-cerita sejarah, di mana Kamanadanu turut menyaksikan pemberontakan Ranggalawe, Lembu Sora dan Gajah Biru akibat hasutan tokoh licik yang bernama Ramapati. Di samping itu, kisah petualangan tetap menjadi menu utama, antara lain dikisahkan bagaimana Kamandanu menumpas musuh bebuyutannya, yaitu Mpu Tong Bajil, serta menghadapi kakak kandungnya sendiri (Arya Dwipangga) yang muncul kembali dengan kesaktian luar biasa, bergelar Pendekar Syair Berdarah.
Kisah Tutur Tinular berakhir dengan meninggalnya Kertarajasa Jayawardhana, di mana Arya Kamandanu kemudian mengundurkan diri dari Kerajaan Majapahit dengan membawa putranya yang bernama Jambu Nada, hasil perkawinan kedua dengan Sakawuni yang meninggal setelah melahirkan, dalam perjalanan menuju lereng Gunung Arjuna inilah Arya Kamandanu bertemu dengan Gajah Mada yang waktu itu menyelamatkan putranya ketika masih berumur 40 hari yang terjatuh ke jurang karena lepas dari gendongannya akibat terguncang-guncang diatas kuda. Tutur Tinular kemudian berlanjut dengan sandiwara serupa berjudul Mahkota Mayangkara
Baca Selengkapnya ... »»  

Keris Mpu Gandring

Keris Mpu Gandring adalah senjata pusaka yang terkenal dalam riwayat berdirinya Kerajaan Singhasari di daerah Malang, Jawa Timur sekarang. Keris ini terkenal karena kutukannya yang memakan korban dari kalangan elit Singasari termasuk pendiri dan pemakainya, ken Arok.
Keris ini dibuat oleh seorang pandai besi yang dikenal sangat sakti yang bernama Mpu Gandring, atas pesanan Ken Arok, salah seorang tokoh penyamun yang menurut seorang brahmana bernama Lohgawe adalah titisan wisnu. Ken Arok memesan keris ini kepada Mpu Gandring dengan waktu satu malam saja, yang merupakan pekerjaan hampir mustahil dilakukan oleh para “mpu” (gelar bagi seorang pandai logam yang sangat sakti) pada masa itu. Namun Mpu Gandring menyanggupinya dengan kekuatan gaib yang dimilikinya. Bahkan kekuatan tadi “ditransfer” kedalam keris buatannya itu untuk menambah kemampuan dan kesaktian keris tersebut.
Setelah selesai menjadi keris dengan bentuk dan wujud yang sempurna bahkan memiliki kemampuan supranatural yang konon dikatakan melebihi keris pusaka masa itu. Mpu Gandring menyelesaikan pekerjaannya membuat sarung keris tersebut. Namun belum lagi sarung tersebut selesai dibuat, Ken Arok datang mengambil keris tersebut yang menurutnya sudah satu hari dan haris diambil. Kemudian Ken Arok menguji Keris tersebut dan terakhir Keris tersebut ditusukkannya pada Mpu Gandring yang konon menurutnya tidak menepati janji (karena sarung keris itu belum selesai dibuat) selebihnya bahkan dikatakan untuk menguji kemampuan keris tersebut melawan kekuatan supranatural si pembuat keris (yang justru disimpan dalam keris itu untuk menambah kemampuannya). Dalam keadaan sekarat, Mpu Gandring mengeluarkan kutukan bahwa Keris tersebut akan meminta korban nyawa tujuh turunan dari Ken Arok. Dalam perjalanannya, keris ini terlibat dalam perselisihan dan pembunuhan elit kerajaan Singhasari yakni :

Terbunuhnya Tunggul Ametung

Tunggul Ametung, kepala daerah Tumapel (cikal bakal Singhasari) yang saat itu adalah bawahan dari Kerajaan Kadiri yang saat itu diperintah oleh Kertajaya yang bergelar “Dandang Gendis” (raja terakhir kerajaan ini). Tumapel sendiri adalah pecahan dari sebuah kerajaan besar yang dulunya adalah Kerajaan Jenggala yang dihancurkan Kadiri, dimana kedua-duanya awalnya adalah satu wilayah yang dipimpin oleh Airlangga.
Ken Arok membunuh Tunggul Ametung untuk mendapatkan istrinya yang cantik, Ken Dedes. Ken Arok sendiri saat itu adalah pegawai kepercayaan dari Tunggul Ametung yang sangat dipercaya. Latar belakang pembunuhan ini adalah karena Ken Arok mendengar dari Brahmana Lohgawe bahwa “barang siapa yang memperistri Ken Dedes akan menjadi Raja Dunia”.
Sebelum Ken Arok membunuh Tunggul Ametung, keris ini dipinjamkan kepada rekan kerjanya, yang bernama Kebo Ijo yang tertarik dengan keris itu dan selalu dibawa-bawanya kemana mana untuk menarik perhatian umum. Bagi Ken Arok sendiri, peminjaman keris itu adalah sebagai siasat agar nanti yang dituduh oleh publik Tumapel adalah Kebo Ijo dalam kasus pembunuhan yang dirancang sendiri oleh Ken Arok. Siasatnya berhasil dan hampir seluruh publik Tumapel termasuk beberapa pejabat percaya bahwa Kebo Ijo adalah tersangka pembunuhan Tunggul Ametung. Ken Arok yang saat itu adalah orang kepercayaan Tunggul Ametung langsung membunuh Kebo Ijo yang konon, dengan keris pusaka itu.

Terbunuhnya Ken Arok

Setelah membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok mengambil jabatannya, memperistri Ken Dedes yang saat itu sedang mengandung dan memperluas pengaruh Tumapel sehingga akhirnya mampu menghancurkan Kerajaan Kediri. Ken Arok sendiri akhirnya mendirikan kerajaan Singhasari.
Rupanya kasus pembunuhan ini tercium oleh Anusapati, anak Ken Dedes dengan ayah Tunggul Ametung. Anusapati, yang diangkat anak oleh Ken Arok mengetahui semua kejadian itu dari ibunya, Ken Dedes dan bertekat untuk menuntut balas. Anusapati akhirnya merancang pembalasan pembunuhan itu dengan menyuruh seorang pendekar sakti kepercayaannya, Ki Pengalasan.
Pada saat menyendiri di kamar pusaka kerajaan, Ken Arok mengamati pusaka kerajaan yang dimilikinya. Salah satu pusaka yang dimilikinya adalah keris tanpa sarung buatan Mpu Gandring yang dikenal sebagai Keris Mpu Gandring. Melihat ceceran darah pada keris tersebut, ia merasa ketakutan terlebih lebih terdengar suara ghaib dari dalam keris tersebut yang meminta tumbal. Ia ingat kutukan Mpu Gandring yang dibunuhnya, dan serta merta mebantingnya ke tanah sampai hancur berkeping-keping. Ia bermaksud memusnahkannya. Namun ternyata keris tersebut melayang dan menghilang. Sementara Anusapati dan Ki Pengalasan merancang pembunuhan tersebut, tiba-tiba keris tersebut berada di tangan Anusapati. Anusapati menyerahkan keris kepada Ki Pengalasan yang menurut bahasa sekarang, bertugas sebagai “eksekutor” terhadap Ken Arok. Tugas itu dilaksanakannya, dan untuk menghilangkan jejak, Anusapati membunuh Ki Pengalasan dengan keris itu.

Terbunuhnya Anusapati

Anusapati mengambil alih pemerintahan Ken Arok, namun tidak lama. Karena Tohjaya, Putra Ken Arok dari Ken Umang akhirnya mengetahui kasus pembunuhan itu. Dan Tohjaya pun menuntut balas.
Tohjaya mengadakan acara Sabung Ayam kerajaan yang sangat digemari Anusapati. Ketika Anusapati lengah, Tohjaya mengambil keris Mpu Gandring tersebut dan langsung membunuhnya di tempat. Tohjaya membunuhnya berdasarkan hukuman dimana Anusapati diyakini membunuh Ken Arok. Setelah membunuh Anusapati, Tohjaya mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan Anusapati.
Tohjaya sendiri tidak lama memerintah. Muncul berbagai ketidak puasan baik dikalangan rakyat dan bahkan kalangan elit istana yang merupakan keluarganya dan saudaranya sendiri, diantaranya Mahisa Campaka dan Dyah Lembu Tal. Ketidakpuasan dan intrik istana ini akhirnya berkobar menjadi peperangan yang menyebabkan tewasnya Tohjaya. Setelah keadaan berhasil dikuasai, tahta kerajaan akhirnya dilanjutkan oleh Ranggawuni yang memerintah cukup lama dan dikatakan adalah masa damai kerajaan Singashari. Sejak terbunuhnya Tohjaya, Keris Mpu Gandring hilang tidak diketahui rimbanya.

KISAH LAIN NYA

Kisah tentang keris Empu Gandring bisa ditemui di kitab Pararaton. Kisah ini tak bisa dilepaskan dari sosok wanita cantik, Ken Dedes, yang konon menjadi ihwal munculnya kutukan sang empu. Berkaitan dengan asmara yang membara.
Banyak kita tahu kisah-kisah tentang keris yang memiliki tuah atau daya linuwih. Masing-masing kisah menceritakan bagaimana sebuah keris yang memiliki kekuatan daya supranatural mampu membantu mengubah nasib sang pemiliknya yang terkadang dengan cara yang sulit di nalar manusia. Tetapi, dari berbagai tentang kisah keris bertuah, tidak ada yang lebih menarik dan legendaris dari kisah keris Empu Gandring milik Ken Arok dari tumapel yaitu masa sebelum kerajaan Singosari.
Alkisah dalam serat Pararaton disebutkan, Ken Arok berniat membunuh Tunggul ametung, seorang akuwu (penguasa) di Tumapel. Niat ini muncul setelah secara tidak sengaja Ken Arok yang waktu itu menjadi abdi di Tumapel, melihat betis mulus Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, ketika Ken Dedes turun dari kereta.
Bukan itu saja, “barang rahasia” milik Ken Dedes pun terlihat oleh Ken Arok. Dari “barang rahasia” sang dewi nampak adanya sinar yang menyala. Ken Arok terkejut dan seketika itu tertarik menatap sang dewi. Benar-benar wanita cantik yang tiada taranya di dunia ini, pikir Ken Arok.
Kemudian Ken Arok menceritakan pengalamannya tersebut kepada Dhang Hyang Lohgawe, seorang brahmana yang waskita. Menurut sang brahmana, wanita dengan tanda seperti itu disebut Nareswari. Ia adalah wanita utama, ratu dari semua wanita. Meskipun seorang pria papa dan hina dina, jika beristri wanita semacam ini maka pria tersebut tentu akan bisa menjadi raja atau orang yang tinggi jabatnnya.
Mendengar penjelasan sang brahmana seperti ini Ken Arok semakin bilat tekadnya untuk dapat memperistri Ken Dedes walau apapun risikonya, termasuk dengan cara membunuh Tunggul Ametung. Maka berangkatlah Ken Arok menuju tempat tinggal Empu gandring, seorang empu pembuat keris yang sangat termasyur. Dengan keris buatan empu gandring ini Ken Arok bermaksud membunuh Tunggul Ametung.
“Ki Empu, tolong bikinkanlah saya sebuah keris yang ampuh. Saya harapkan bisa selesai dalam waktu lima bulan. Harap diperhatikan, Ki, agar keris itu dapat selesai.”
Empu Gandring menjawab,”Kalau kamu menghendaki yang baik, seharusnya dalam satu tahun. Kalau dalam lima bulan belumlah cukup.”
Ken Arok berkata lagi,”Pengukiran keris itu terserah saja bagaimana bentuk serta coraknya. Saya tidak peduli masalah janji, pkoknya dalam lima bulan harus selesai.”
Setelah lima bulan, maka Ken Arok pun teringat akan janjinya, yakni akan pesana keris tersebut kepada Empu Gandring. Empu gandring pada waktu itu sedang mengukir keris. Ken Arok perlahan bicara,”Ki, sudah selesaikah keris pesanan saya itu?” Empu gandring pun menjawab pula dengan halus,” duh kaki. Kerismu itu justru yang sedang kukikir ini.” Ketika mendengar jawaban tersebut, Ken Arok menjadi tak senang hati dan bersikap kurang sopan.
Ken Arok melihat kerisnya yang sedang di kikir (diperhalus). Keris diberikan oleh Empu gandring, diterima oleh Ken Arok dan diamat-amati. Serentak sadar bahwa kerisnya belum selesai, maka Ken Arok marah. “ini keris belum rampung!Bukanlah saya sudah berkali-kali berpesan. Tak ada gunanya saya berkata kalu begini kenyataannya, Ki. Terlalu sekali kau ini, Ki. Masakan mengikir pun sampai lima bulan masih juga belum selesai. Benar-benar mengacuhkan pesanku, kau Empu Gandring!” Ken Arok pun mengamuk membabi buta.
Epu Gandring di tusuknya dengan keris bikinan sang empu itu sendiri. Segera sang empu gandring pingsan. KenArok keterlanjuran menurutkan api amarah. Keris disabetkan di lumpang tempat kikiran besi.
Lumpang yang terbuat dari batu itu terbelah jadi dua. Setelah itu keris disabetkan kearah paron (alas untuk menempa besi). Paron pun pecah berkepingan. Setelah itu terdengarlah suara Empu Gandring yang menyumpah serapahi,”Ken Arok, besok kau sendiri pun akan mati oleh keris itu juga. Anak dan cucu-cucumu, tujuh orang raja akan meninggal pula dengan senjata yang sama.”
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, mak Empu gandring segera meninggal. Ken Arok sangat menyesal dengan kematian Empu gandring. Tuah keris empu gandring ternyata terbukti sakti. Buktinya, keris ini berhasil membunuh Tunggul ametung, Ken arok sendiri, dan keturunannya. Sehingga tepat seperti sumpah Empu gandring bahwa kerisnya membunuh tujuh orang raja.
Percaya atau tidak?
Yng pasti, kisah ini terdapat dalam serat Pararaton Ken Arok, kitab sastra jawa yang diakui kesahihannya oleh para ahli sejarah.


Keris Mpu Gandring: Hipotesis
GANDRING dikenal sebagai pengrajin logam yang tersohor di kerajaan Tumapel (cikal bakal Singosari). Ia juga dikenal sakti. Karena “profesional” dan sakti itu ia kemudian diberi gelar “Mpu”. Ken Arok, seseorang yang dipercaya sebagai titisan Wisnu, memesan keris kepadanya. “Satu hari”, begitu Ken Arok memberikan tenggat waktu bagi Gandring. Satu hari berlalu dan Gandring telah menyelesaikan kerisnya. Namun sarung keris belum tuntas. Karena tak sabar, Ken Arok mengambilnya, lalu membunuh Gandring. Gandring sempat menyumpahi Ken Arok dan keturunannya: tujuh turunan bakal mati tertikam keris itu.
Jaman itu, teknologi pengolahan logam atau metalurgi masih sangat tradisional: besi dipanaskan dan ditempa; atau dalam istilah metalurgi, diberi perlakuan panas (heat treatment) dan dibentuk (forging). Kemudian, ilmu metafisika masuk, dan besi yang telah terbentuk (misal: pedang, keris dll), diberi doa-doa, dan menjadi sakti. Begitukah? Entahlah.
Bagaimana Mpu Gandring membuat kerisnya jadi ampuh? Mpu Gandring memilih bahan yang kuat tapi ringan. Jaman itu, proses pemaduan logam dengan logam lain barangkali tak menghasilkan paduan yang memuaskan. Jadi, bahan monolitik adalah pilihan. Mpu Gandring memilih batu meteor sebagai bahan kerisnya. Hal ini juga perlu diteliti lebih jauh apakah batu meteornya bisa diberi perlakuan panas dan dibentuk. Batu meteor ini bisa dilihat dan disentuh di Museum Geologi – Bandung. Tapi, apakah bahan itu yang digunakan Mpu Gandring atau bukan, ini masih pertanyaan.
Setelah, keris terbentuk, Mpu Gandring mencelupkan keris (yang masih panas) tersebut ke dalam bisa ular. Ada proses difusi dari racun ular ke dalam keris yang masih membara itu. Bisa ular sebagian menempel hanya di permukaan, dan sebagian lain berdifusi ke dalam keris. Setelah mendingin, keris dimasukkan ke dalam sarungnya, dan disimpan. Bisa dibayangkan jika keris itu disentuh atau ditancapkan ke tubuh: bisa ular segera menempel dan masuk ke dalam darah, lalu bagian tubuh akan lumpuh dan manusia bisa mati. Pada jaman itu, hanya sedikit orang yang mengetahui proses pembuatan keris secara “ilmiah”; salah satunya adalah Mpu Gandring. Karena pengetahuan dan pengalaman yang cukup advanced dalam pembuatan keris, mungkin Mpu Gandring juga dikenal sebagai mahaguru pada jaman itu. Apakah dia bisa disebut profesor di jaman ini?
Penelitian lebih jauh sangat diperlukan untuk memperoleh informasi mengenai peta kemajuan teknologi Jawa pada abad lampau.
Baca Selengkapnya ... »»  

Satu Lagi Bukti Manusia Raksasa

Meski sudah beberapa bukti ditemukan, masih banyak orang yang meragukan eksistensi manusia raksasa. Para ilmuwan bahkan penasaran terhadap kemungkinan pernah hidupnya jenis manusia besar ini.
Atas dasar itulah, sekelompok ilmuwan Rusia mengadakan penelitian sejak awal tahun 2005 lalu di Suriah, Mesir, Lebanon, dan kawasan lainnya di Arab Saudi.
Pelacakan tim ilmuwan Rusia yang dipimpin Ernst Muldashev ini ternyata tidak sia-sia. Menurut laporan Trust Rusia pada 1 Desember 2005 lalu, mereka telah memperoleh penemuan penting dalam penyelidikan bersejarah atas keberadaan manusia raksasa di planet kita ini.
Tidak hanya ditemukan jejak kaki manusia raksasa, mereka juga menjumpai makam manusia raksasa.
Ernst Muldashev menunjuk beberapa contoh makam manusia raksasa. Dan salah satu di diantaranya adalah makam Abel, terletak di sekitar Damaskus ibukota Suriah.
Panjang makam kurang lebih enam meter, dan lebar sekitar 1.8 meter. Di daerah lain di Suriah juga banyak ditemui makam manusia raksasa, di mana salah satu di antara manusia raksasa dalam kuburan itu tingginya mencapai 7.5 meter.

Hanya saja mereka kurang leluasa mengadakan penelitian ini karena adanya faktor penghambat. Menurut, Ernst Muldashev, warga setempat dengan alasan agama dan faktor lainnya tidak menyokong penyelidikan ini.
Belakangan ini karena kerusakan makam yang ditimbulkan pencari harta karun, sedikit banyak mereka berpeluang mendekati sejumlah makam.
Hasil temuan ilmuwan Rusia ini bukanlah suatu yang kebetulan. Karena, selain legenda dari berbagai bangsa di dunia tentang manusia raksasa dalam budaya barat dan timur, juga banyak dicatat dalam buku sejarah. Sejumlah besar penemuan arkeologi belakangan ini juga sudah membuktikannya.
Lihat saja penemuan jejak kaki raksasa di sebuah palung sungai Paluxy di Glen Rose, Texas AS, serta lukisan raksasa yang ditemukan di etsa lapisan terbawah padang pasir timur Los Angeles, California, AS. (Lihat tabloid Era Baru edisi 14/Tahun I 2003).
Selain itu juga ditemukannya kerangka tulang manusia raksasa oleh tim eksplorasi ARAMCO dalam eksplorasi ladang minyak di kawasan Empty Quarter, sebelah Timur Arab Saudi.
Koran Travelling Thailand pada edisi 02 Juni 2005, juga melaporkan bahwa bencana Tsunami di samudera Hindia pada 26 Desember2005 lalu telah menyebabkan kerangka manusia raksasa purba terapung dipermukaan laut.
Kerangka manusia besar dengan tinggi 3.1 meter ini ditemukan di kepulauan PP Thailand, dan sempat menjadi perhatian banyak orang.
Begitu juga laporan CNA, Singapura pada awal 2006 ini. Disebutkan di negara bagian Johor, Malaysia yang berbatasan dengan Singapura tersiar kabar adanya manusia raksasa dengan tinggi hampir tiga meter.
Menurut laporan media Singapura dan Malaysia, ada yang pernah melihat manusia liar di hutan sekitar air terjun, Johor. Setelah berita itu tersebar, lembaga himpunan alam Malaysia lalu kesana melakukan pencarian, namun, sampai sekarang tidak ada hasil.
Dinas Pertamanan Nasional Johor menuturkan, mereka tidak punya data terkait, dan tidak dapat membuktikan manusia liar itu benar-benar eksis atau tidak.
Penduduk setempat yang pernah melihat manusia liar itu menceritakan, manusia liar itu tingginya hampir tiga meter, jejak kaki yang ditinggalkan panjangnya 50 cm, sekujur tubuhnya dipenuhi dengan bulu lebat, celah giginya besar, wujudnya persis seperti gorila, dan kerap muncul di hutan sekitar air terjun.
Setelah kabar tentang manusia liar bertubuh besar ini tersebar luas, himpunan alam Malaysia lalu membawa serombongan reporter, menyelami hutan di sekitar air terjun, Johor, mencari jejak manusia liar.
Kepada media, penanggung jawab himpunan alam Malaysia itu menuturkan, bahwa manusia liar meninggalkan jejak kaki sepanjang 50 cm di berbagai tempat.
Namun, dinas pertamanan nasional Johor mengatakan, karena tidak mempunyai data yang lengkap, tidak dapat dipastikan makhluk apa sesungguhnya manusia liar yang diceritakan penduduk setempat tersebut.
Baca Selengkapnya ... »»  

Bajak Laut

Bendera Kebesaran Bajak Laut “Jolly Roger” yang sangat terkenal hingga saat ini Barbary Corsair merupakan salah satu bajak laut terkenal dari Afrika Utara yg kerap menyerbu kapal-kapal di daerah Mediterania antara tahun 1520 hingga 1530.

Corsair yang paling terkenal adalah Barbarossa bersaudara dan Occhiali.Karena saking melegandanya kisah bajak laut ini,banyak rumah produksi film menganggkat kisah-kisah perjalanan perompakan mereka,contoh film yang diadaptasi dari kisah mereka adalah Sinbad (teman2 tentunya tau dong film legendaris ini).
Lain Corsair lain juga dengan Sea Dogs.Sea Dogs merupakan bajak laut seperti Sir Francis Drake,yang secara rahasia ditugaskan oleh Ratu Elizabeth I untuk menyerang kapal-kapal Spanyol,musuh-musuh mereka di perairan Karibia.
Surat dari Marque yang dikeluarkan oleh Kerajaan memberi restu resmi kepada para penjarah Inggris,sehingga mereka disebut pasukan pribadi (privateer).
Ketika Raja James I menarik surat dari Marque pada tahun 1603,pasukan pribadi digantikan oleh buccaneers yang tidak mengenal hukum dan aturan seperti bajak laut Henry Morgan yang meneror Karibia dari pangkalan-pangkalan di Jamaica seperti Port Royal.
Buccaneer berasal dari bahasa Perancis,boucan (memanggang) karena sebagian besar dari mereka adalah pemburu miskin yang memanggang daging sapi dan babi hasil rampokan mereka.
Perompakan mencapai kejayaannya antara tahun 1690 hingga 1720, disaat sedang ramai-ramainya pelayaran kapal2 dagang antara Eropa dan koloni-koloninya diseluruh dunia.
Di Samudera Hindia terdapat Bajak Laut seperti William Kidd dari Madagaskar. Di perairan Bahama,terdapat “calico Jack” Racham dan para Bajak Laut Wanita, seperti Anne Bonny dan Mary Read.
Ilustrasi kepala tanpa badan milik Si Janggut Hitam digelantungkan pada layar kapal bajak lautnya
Bajak Laut yang paling terkenal kejahatan dan kesadisannya sepanjang masa adalah “Blackbeard” atau Si Janggut Hitam (nama aslinya Edward Teach),yang selalu muncul dengan gaya khasnya,yaitu kembang api menyala yang terikat pada jenggot hitamnya yang lebat.
Kematian Bajak Laut ini sangatlah tragis,kepala tanpa badannya digelantungkan diatas layar kapal kebesarannya,setelah ia beserta para pengikut-pengiktnya kalah dan terbunuh dalam pertempuran hebat melawan armada Laut Inggris.
Aktifitas Bajak Laut sendiri mulai berkurang setelah tahun-tahun 1720, ketika pada era-era itu Angakatan Laut Inggris meyebar keseluruh Dunia.
Baca Selengkapnya ... »»  

Kutukan Makam Tutankhamen

Pada tahun 1922, seorang pria Inggris yang kaya bernama Howard Carter menemukan lokasi penguburan dari Raja Tutankhamen di dalam situs makam Lembah Raja-raja. Ada banyak peninggalan berharga berupa emas, barang2, dan bahkan makanan yang dikuburkan di dalam lokasi ini.

Karena ini adalah penemuan arkeologis besar, banyak ahli arkeologi lain pergi ke situs makam Lembah Raja-raja. Segera setelah itu berbagai hal misterius mulai terjadi. Banyak dari ahli arkeologi, itu yang pernah memasuki makam jatuh sakit dan pada akhirnya meninggal. Diberitakan selama era 1920′s, lebih dari (sekedar) dua lusinan orang ini meninggal tidak lama sesudah memasuki makam Raja Tutankhamen . Inilah permulaan kutukan dari RajaTutankhamen.

Di sekitar musim semi th 1923, Lord Carnarvon (donatur dari ekspedisi Howard Carter)digigit oleh nyamuk di pipi ketika bercukur. Hal Itu menyebabkan dia terkena infeksi dan kemudian Lord Carnarvon meninggal, dan pada saat yang bersamaan seluruh lampu2 di dalam kota Cairo secara aneh padam. Pagi itu pada saat Lord Carnarvon meninggal anjing nya mulai menggonggong dan lalu secara tiba2 mati . Kutukan Raja Tutankhamen mulai banyak dipublikasikan oleh media. Pemberitaan yang luar biasa media itu menimbulkan berita2 yang lain bermunculan. Ada satu berita yang menyatakan burung kenari Howard carter mati dipatok ular kobra tepat setelah penemuan pintu makam.
Banyak orang percaya kutukan dari Raja Tut adalah benar, sampai pada 1986 seorang dokter Prancis, Caroline Stenger-Phillip menemukan satu penjelasan untuk kematian-kematian yang misterius tersebut. Dr. Stenger-Phillip menyatakan adanya buah-buahan dan sayur-mayur di dalam makam mungkin menyebabkan
timbulnya partikel-partikel debu organik. Partikel-partikel ini mungkin punya mempunyai suatu potensi penyebab alergi. Ia juga mengklaim bahwa para ahli arkeologi mengidap suatu alergi setelah menghirup semua partikel-partikel yang selanjutnya menggiring kepada kematian mereka. Ia tidak percaya bahwa kutukan dari Tut adalah peyebab kematian-kematian yang misterius.

Kutukan dari Raja Tutankhamen masih menjadi suatu misteri. bagi sebagian orang hal itu hanyalah takhyul, tetapi namun masih banyak dari mereka yang sungguh2 percaya pada suatu kutukan. Apakah kutukan sungguh2 ada? Apakah Anda percaya akan “Kutukan dari Raja Tutankhamen ?”
Baca Selengkapnya ... »»  

Sejarah Freemasonry

Freemasonry adalah organisasi Yahudi Internasional, sekaligus merupakan gerakan rahasia paling besar dan palling berpengaruh di seluruh dunia. Freemasonry terdiri dari dua kata yang di satukan. Free artinya bebas atau merdeka, sedangkan Mason adalah juru bangun atau pembangun.

Tujuan akhir dari gerakan Freemason ini adalah membangun kembali cita-cita khayalan mereka, yakni mendirikan Haikal Sulaiman atau Solomon Temple.
Tentang Haikal Sulaiman atau Solomon Temple ini sendiri banyak sumber yang mendefinisikan berlainan. Salah satu tafsir yang paling populer adalah, bahwa Haikal Sulaiman berada di tanah yang kini di atasnya berdiri Masjidil Aqsha.
Mereka meyakini, tahun 1012 Sebelum Masehi (SM), Nabi Sulaiman membangun Haikal di atas Gunung Soraya di wilayah Palestina. Tapi pada tahun 586 SM, Raja Nebukhadnezar dari Babilonia menghancurkan Haikal Sulaiman ini. Tahun 533 SM, bangunan ini didirikan kembali oleh seorang bernama Zulbabil yang telah bebas dari tawanan Babilonia. Atas kebebasannya itulah, ia membangun kembali Haikal Sulaiman.
Pada tahun ke 70 M, seorang penguasa Romawi menaklukkan Palestina dan membakar serta menghancurkan Haikal Sulaiman ini. Kerusakan terus-menerus dialami setelah penyerbuan Bangsa Hadriyan. Begitu pula saat kekuasaan Muslim, konon Haikal Sulaiman di hancurkan dan sebagai gantinya didirikan Masjidil Aqsha pada abad ke-7.
Tapi tafsir lain tentang hal ini juga mengartikan Haikal Sulaiman juga sebagai wilayah kekuasan yang luas membentang. Bahkan ada yang menariknya hingga sampai wilayah Khaibar, saat kaum Yahudi diusir di zaman Rasulullah Muhammad. Karena itu, mereka meyakini harus menguasai seluruh dunia, bahkan hingga tanah Khaibar, tempat mereka terusir dahulu karena penghianatanya pada Rasulullah dan piagam Madinah.
Dan untuk itulah mereka bekerja dan membangun, yaitu untuk merebut Haikal Sulaiman dan mendirikan kekuasannya secara nyata, serta mempengaruhi pemerintahan dan kekuasan yang mampu mereka pengaruhi. Dan untuk menebar kekuasaan itu, salah satu rintangan besar yang dihadapi oleh gerakan ini adalah agama-agama, terutama agama Samawi atau agama-agama wahyu, Kristen dan Islam.
Sebelum kaum muslimin sadar tentang bahaya gerakan Freemason, perlawanan terhadap organisasi ini terlebih dulu dilakukan oleh kalangan pemimpin gereja. Perlawanan gereja Katholik ini terjadi karena Freemason telah menjadi organisasi tempat berkumpulnya kaum anti-agama. Dalam sebuah artikel berjudul The Earlier Period Of Freemasonry yang di Mimar Sinan, turki, Freemason disebut sebagai tempat berkumpul para anggota Mason yang mencari kebenaran di luar gereja. Dan ini menjadikan awal abad-18 sebagai tahun-tahun yang penuh pertarungan antara gereja Katholik dengan Freemason di Eropa. Sejak awal berdirinya, Fremason telah menyokong kebebasan beragama, sama persis dengan yang terjadi belakangan ini di berbagai negara, liberalisasi keagamaan.
Freemason berdiri di Inggris secara resmi pada tahun 1717. Tapi tampaknya, sebelum tahun itu pun, Freemasonry telah eksis. Bahkan sejak abad sebelumnya. Tahun 1641, seorang keluarga kerajaan Inggris, Robert Moray tercatat sebagai anggota cabang Freemason di Edinburg, tepatnya 20 Mei 1641. nama lain yang juga tercatat sebagai anggota Freemason sebelum tahun 1717 adalah Elias Ashmole tercatat sebagai anggota Freemasonry di Lanchasire pada 16 Oktober 1646. Dan ia juga salah seorang dari royal family atau keluarga kerajaan.
Dari catatan di atas, sebetulnya bisa ditarik kesimpulan bahwa tahun 1717 hanya tahun pemantapan saja dari tahap-tahap yang telah dilakukan oleh gerakan Freemson. Tahun ini dijadikan sebagai tahun ekspansi untuk melakukan dan menancapkan pengaruh mereka di seluruh dunia.
Tahun 1717 ini dijadikan sebagai tonggak bagi Freemason unuk memulai perangnya yang akan sangat panjang kepada umat beragama dan kepada agama itu sendiri. Seorang kepala gereja protestan di London yang bernama Anderson dan berdarah Yahudi menjadi motor penggeraknya pada 24 Juni 1717. Pada momentum inilah Freemason mendirikan Grand Lodge of England dengan menggabungkan empat lodge menjadi satu.
Banyak sumber Freemason menjelaskan bahwa sejarah berdirinya gerakan ini berakar jauh dan bisa dilacak hingga ke masa Ordo Knight of Templar saat perang Salib di Yerusalem, Palestina. Saat Paus Urbanus II, tahun 1095, usai Konsili Clermont menyerukan Perang Suci atau Crusade dan memobilisasi kaum Kristiani di seluruh Eropa untuk turut berperang merebut Yerusalem kembali dari kekuasaan Muslim. Paus Urbanus II membakar emosi massa dengan cara mengabarkan kabar bohong. Ia mengatakan umat Kristen di Palestina telah dibunuh, dibantai dan dibakar di dalam gereja-gereja oleh pasukan Turki Seljuk yang Muslim. Ia juga membakar kemarahan kaum Kristiani dengan mengatakan bahwa kaum kafir (Muslim Turki, pen.) telah dan sedang menguasai makam Yesus Kristus.
Paus UrbanusII menyerukan agar seluruh pertikaian yang terjadi selama ini antar pemeluk dan kesatrian Kristen harus diakhiri, karena ada musuh yang lebih berbahaya dan harus segera dihancurakan: Islam dan kaum Muslimin. Ia juga mengiming-iming dengan bujukan surgawi, bahwa siapa yang berangkat ke medan perang kan dibebaskan dari seluruh dosa dan di jamin akan mendapat surga. Hasilnya, ribuan kaum Kristiani berangkat menuju Palestina dengan kemarahan. Dan setibanya di sana, terjadi pembantaian besar-besaran atas penduduk Yerussalem dan Palestina.
Selama dua hari penyerbuan terjadi pembantaian yang tak bisa diterima akal sehat dan rasa kemanusiaan. Sebanyak 40.000 penduduk Palestina terbantai. Beberapa sejarawan menggambarkan, saat itu darah menggenangi tanah Yerusalem. Ada yang menyebut darah menggenang setinggi mata kaki, bahkan ada yang menggambarkan darah menggenang hingga lutut manusia dewasa. Tentara berperang dengan motivasi mendapatkan emas dan permata, dan juga banyak para kesatria Prancis tercatat membelah perut korban-korban mereka. Merka mencari emas atau permata yang kemungkinan di telan penduduk Palestina sebagai upaya penyelamatan harta.
Setelah mereka menguasai tanah Palestina, pasukan Salib yang terdiri dari banyak unsur mulai mendirikan kelompoknya masing-masing. Mereka tergabung dalam ordo-ordo tertentu. Para anggota ordo ini datang dari seluruh tanah Eropa, yang ditampung di biara-biara tertentu dan berlatih cara-cara militer di dalam biara tersebut. Dan satu dari sekian ordo yang sangat mencuat namanya adalah Ordo Knight of Templar.
Knight of Templar juga disebut sebagai tentara miskin Pengikut Yesus Kristus dan Kuil Sulaiman. Disebut miskin karena tergambar dari logo yang mereka gunakan, seperti dua tentara yang menunggang seekor keledai. Untuk menunjukkan bahwa mereka miskin, sampai-sampai satu keledai harus dinaiki dua orang tentara Knight of Templar. Bahkan tercatat, mereka dipaksa untuk makan tiga kali saja dalam semingu. Sedangkan nama Kuil Sulaiman mereka pakai karena mereka menjadikan markas mereka yang dipercayai sebagai situs runtuhnya Kuil Sulaiman atau Solomon Temple. Tapi sesungguhnya, pemilihan markas di bukit ini bukan sebuah kebetulan yang bersifat geografis semata, karena para pendiri ordo Knight of Templar sesunguhnya punya cirta-cita sendiri untuk mengembalikan kejayaan dan berdirinya Kuil Sulaiman sebagai tempat suci kaum Yahudi atau tempatnya kaum Mason. Sepanjang bisa terlacak, pendiri ordo ini adalah dua kesatria Prancis, yaitu Hugh de Pavens dan God frey de St Omer. Spekulasi dari kalangan sejarawan mengatakan, bahwa ada darah-darah Yahudi yang mengalir dalam tubuh dan cita-cita para pendiri Ordo Knigh of Templar. Para perwira tinggi Kristen tersebut, sesungguhnya proses convertion yang mereka lakukan hanyalah cara untuk menyelamatkan diri, dan sesungguhnya mereka masih berpegang teguh pada doktrin-doktrin Yahudi, terutama Kabbalah.
Meski mereka menamakan diri sebagai tentara miskin, sesunguhnya mereka tidak miskin sama sekali. Atau setidaknya, masa miskin itu hanya mereka rasakan di awal-awal berdirinya Knight of Templars. Dalam waktu yang singkat mereka mampu menjadi sangat kaya raya dengan jalan melakukan kontrol penuh terhadap peziarah Eropa yang datang ke Palestiana. Salah satunya adalah dengan cara merekrut anak-anak muda putra para bangsawan Eropa yang tentu saja akan melengkapi anak mereka dengan perbekalan dana yang seolah tak pernah kering jumlahnya. Mereka juga disebut sebagai perintis sistem perbankan pertama pada abad pertengahan.
Saat itu banyak orang-orang Eropa yang ingin pindah atau setidaknya berziarah ke Palestina. Dan tentu saja perjalanan yang jauh dari Eropa memerlukan bekal yang tidak sedikit. Ada yang membawa seluruh harta mereka dalam perjalanan, tapi karena tentara Salib disepanjang perjalanan hidup dalam kondisi ayng sangat mengenaskan dan mereka sangat tergiur oleh harta kekayaan, tidak jarang terjadi perampokan bahkan saling bunuh antar orang Kristen disepanjang perjalanan menuju Palestian. Lalu ditemukan cara, para peziarah tidak perlu membawa harta mereka dalam perjalanan. Mereka hanya perlu menitipkannya pada sebuah perwakilan Templar di Eropa, mencatat dan menghitung nilainya dan mereka berangkat ke Palestina berbekal catatan nilai harta yang nantinya akan ditukarkan dengan nilai uang yang sama di Palestina. Gerakan ini banyak didominasi oleh Ordo Knight of Templar yang membuat mereka sangat kaya raya karena mendapat keuntungan dari sistem bunga yang mereka kembangkan. Dan inilah embrio atau cikal bakal perbankan yang kita keanl sekarang.
Markas Knight of Templar di Prancis menjadi rumah penghimpunan harta terbesar di Eropa. Lambat laun mereka menjadi bankir bagi para Paus dan Raja. Bagaimana tidak cepat kaya, setiap tahunyya King Henry II of England mendonasikan uang untuk menanggung biaya hidup 15.000 tentara Knight of Templar dan juga Knight Hospitaler selama mereka berperang dalam Perang Salib di tahun 1170. Untuk menggambarkan betapa besarnya institusi perbankan yang dijalankan Templar, pada saat itu organisasi ini memiliki 7.000 pegawai lebih hanya untuk mengurusi masalah keuangan. Mereka juga memiliki tak kurang dari 870 istana, kastil, dan rumah-rumah para bangsawan yang terbentang dari London hingga Yerusalem.
Karena ordo ini sangat berkuasa, lambat laun mereka mulai menampakkan ciri aslinya, yakni sebagai penganut Mason. Mereka mengembangkan doktrin dan ajaran mistik, juga kekuatan sihir di biara-biara mereka. Mereka memuja setan dan mendatangkan roh-roh untuk berkomunikasi. Apa yang mereka praktikkan ini disebut sebagai Kabbalah, sebuah tradisi mistik Yahudi kuno yang telah berkembang bahkan sejak zaman sebelum Fir’aun.
Mengetahui hal ini, Raja Prancis Philip le Bel, pada tahun 1307 mengeluarkan seruan untuk menangkap dan membubarkan ordo Knight of Templar karena dituduh telah melakukan bid’ah. Dalam perkembangannya, Paus Clement V turut bergabung untuk memerangi kaum Mason ini dengan mengeluarkan kembali vonis inquisisi. Terjadi banyak penangkapan dan interogasi, dan beberapa pimpinan Ordo Knight of Templar yang bergelar Grand Master (penyebutan ini masih dipakai sebagai tingkat tertinggi dalam gerakan Freemasonry sampai sekarang, pen) ikut menjadi korban. Dari beberapa penangkapan dan interograsi didapatkan keterangan bahwa anggota-anggota Templar telah melakukan kejahatan seksual terhadap beberapa perempuan bangsawan, melakukan sodomi, menyembah kucing, memakan daging teman-teman mereka sendiri yang sudah mati. Bahkan salah seorang saksi mata mengatakan, para Templar memperkosa perawan-perawan hingga hamil dan bayinya dibunuh dengan cara yang sadis untuk kemudian di bakar dan diambil minyaknya, dijadikan minyak suci untuk persembahan para pemimpin mereka.
Pada tahun 1307, Raja Philip IV memerintahkan penangkapan Jacques de Molay. Dan setelah melalui penyiksaan demi penyiksaan, de Molay mengakui segala ritual bid’ah yang dilakukan oleh Ordo Templar. Pada tahun 1312, Ordo Knight of Templar dilarang dan dibubarkan. Dan atas perintah Gereja dan Raja , dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1314, para pimpinan Templar dihukum mati, termasuk Jacques de Molay, salah satu Grand Master terpenting Ordo Templar. Jacques de Molay sendiri divonis sebagai heretic (bid’ah) atau kafir dan dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup di depan raja Philip IV. Dan sebelum menghembuskan napasnya, de Molay mengeluarkan kata-kata bahwa Raja Philip dan Paus Clement harus mengikutinya, mati, dalam waktu satu tahun. Dan sejarah mencatat, Raja Philip IV meninggal tujuh bulan kemudian, disusul Paus Clement sebulan setelah Raja Philip mangkat.
Setelah itu terjadi pemusnahan besar-besaran, sekali lagi atas kaum Yahudi, dan kali ini bermula dengan kasus Knight of Templar atau kaum Mason. Pemusnahan ini tak hanya terjadi di Palestina, tapi juga terjadi di Eropa. Mereka diburu untuk ditangkap dan dibunuh. Sampai akhirnya mereka berhasil melarikan diri dan mendapat perlindungan dari Raja Skotlandia, Robert The Bruce yang dilantik dan menduduki singgasana Raja pada tahun 1306. Dan di tanah baru ini pula mereka menyusun kekuatan kembali. Dan Skotlandia menjadi salah satu yang menentukan dalam perkembangan gerakan Freemason.
Versi yang lebih tua dari sejarah Freemason adalah kisah yang menyebutkan pembentukan Freemasonry pada zaman Raja Israel, Herodes Agripa I yang meninggal pada tahun 44 Masehi. Freemason pada zaman ini dibentuk untuk membendung ajaran agama yang disampaikan oleh Nabi Isa as. Konon waktu itu namanya The Secret Power atau kekutan yang Tersembunyi.
Tujuan utamanya adalah memusuhi pengikut Nabi Isa, menculik mereka, membunuh, melarang penyebaran agama baru tersebut, termasuk membunuhi baya-bayi Kristen. Tapi, berkenaan dengan segala kesadisan yang dilakukan Herodes ini, para sejarawan dunia, meyakini bahwa hal tersebut hanyalah mitos belaka dalam tradisi agama Kristen. Herodes Agripa I menjalankan segala misi The Secret Power ini dibantu dua pengikut setianya, Heram Abioud sebagai Wakil Presiden gerakan dan Moab Leumi sebagai pemegang rahasia utama gerakan ini. Tapi beberapa anggota Freemason juaga mempercayai dan menarik sejauh mungkin sejarah mereka ke masa lalu, bahkan hingga ke zaman Fir’aun. Itu pula yang menjadi salah satu penjelasan mengapa mereka kerap kali menggunakan simbol-simbol Mesir Kuno dalam tradisi dan aktivitas ritual mereka, seperti penggunaan Dewa Horus, Piramida, Matahari dan berbagai simbol Mesir lainnya. Penggunaan ini bermula dari penggalian Kuil Sulaiman oleh para Templa dan penemuan doktrin dan ajaran Kabbalah yang terus-menerus mereka eksplorasi dan diajarkan dari mulut ke mulut. Penggalian ini begitu serius mereka lakukan sehingga kelak akan mempengaruhi cara pandang kaum Templar dan juga rencana mereka pada kehidupan dunia.
Bahkan yang cukup mengejutkan adalah, dalam manuskrip-manuskrip kuno Mason dikatakan, orang pertama Mason adalah Adam! Kejadian itu berawal ketika Adam dan Hawa memakan daun dari pohon terlarang di taman surga. Daun yang disebut sebagia daun pengetahuan, dan karena itu pula Tuhan mereka melarang mereka memakannya. Dr.Albert Mackei, seorang anggota Mason dengan tingkatan 33 derajat dalam Encyclopedia of Freemasonry manuliskan, daun pengetahuan itu kelak diturunkan pada dua anak Adam dan Hawa, Seth dan Nimrod dengan kisah The Tower of Babel. Kedua anak ini pula menyusun bahasa untuk ilmu pengetahuan yang akan diturunkan kepada manusia-manusia berikutnya. Tapi, dalam perkamen-perkamen tua itu disebutkan bahwa, Tuhan dengan sengaja mengacaukan bahasa manusia yang mengakibatkan rahasia ilmu pengetahuan, yang diturunkan Adam dengan memakan daun dari pohon terlarang, hilang dan tak diketahui manusia-manusia setelah Seth dan Nimrod. Dan itu pula yang menjadi alasan kedua kaum ini memerangi Tuhan.
Bahkan menurut Talmud, setan-setan adalah keturunan dari Adam dan Hawa. Setelah Adam diusir dari surga, ia enggan mencampuri istrinya, Hawa. Dan pada saat itulah, dua setan perempuan mendatanggi Adam yang langsung digauli keduanya oleh Adam. Dalam Talmud disebutkan, Adam menggauli setan perempuan bernama Lelet selama lebih dari 130 tahun lamanya dan melahirkan banyak anak-anak setan begitu pula dengan Hawa selama ditinggal oleh Adam, Hawa juga digauli oleh setan laki-laki dan melahirkan banyak anak setan.
Baca Selengkapnya ... »»  

Ramalan Jayabaya

Ramalan Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa.

Maharaja Jayabaya adalah raja Kadiri yang memerintah sekitar tahun 1135-1157. Nama gelar lengkapnya adalah Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa.
  1. Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran — Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
  2. Tanah Jawa kalungan wesi — Pulau Jawa berkalung besi.
  3. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang — Perahu berlayar di ruang angkasa.
  4. Kali ilang kedhunge — Sungai kehilangan lubuk.
  5. Pasar ilang kumandhang — Pasar kehilangan suara.
  6. Iku tandha yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak — Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
  7. Bumi saya suwe saya mengkeret — Bumi semakin lama semakin mengerut.
  8. Sekilan bumi dipajeki — Sejengkal tanah dikenai pajak.
  9. Jaran doyan mangan sambel — Kuda suka makan sambal.
  10. Wong wadon nganggo pakeyan lanang — Orang perempuan berpakaian lelaki.
  11. Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking jaman— Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
  12. Akeh janji ora ditetepi — Banyak janji tidak ditepati.
  13. Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe— Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
  14. Manungsa padha seneng nyalah— Orang-orang saling lempar kesalahan.
  15. Ora ngendahake hukum Allah— Tak peduli akan hukum Allah.
  16. Barang jahat diangkat-angkat— Yang jahat dijunjung-junjung.
  17. Barang suci dibenci— Yang suci (justru) dibenci.
  18. Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit— Banyak orang hanya mementingkan uang.
  19. Lali kamanungsan— Lupa jati kemanusiaan.
  20. Lali kabecikan— Lupa hikmah kebaikan.
  21. Lali sanak lali kadang— Lupa sanak lupa saudara.
  22. Akeh bapa lali anak— Banyak ayah lupa anak.
  23. Akeh anak wani nglawan ibu— Banyak anak berani melawan ibu.
  24. Nantang bapa— Menantang ayah.
  25. Sedulur padha cidra— Saudara dan saudara saling khianat.
  26. Kulawarga padha curiga— Keluarga saling curiga.
  27. Kanca dadi mungsuh — Kawan menjadi lawan.
  28. Akeh manungsa lali asale — Banyak orang lupa asal-usul.
  29. Ukuman Ratu ora adil — Hukuman Raja tidak adil
  30. Akeh pangkat sing jahat lan ganjil— Banyak pejabat jahat dan ganjil
  31. Akeh kelakuan sing ganjil — Banyak ulah-tabiat ganjil
  32. Wong apik-apik padha kapencil — Orang yang baik justru tersisih.
  33. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin — Banyak orang kerja halal justru malu.
  34. Luwih utama ngapusi — Lebih mengutamakan menipu.
  35. Wegah nyambut gawe — Malas menunaikan kerja.
  36. Kepingin urip mewah — Inginnya hidup mewah.
  37. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka — Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
  38. Wong bener thenger-thenger — Si benar termangu-mangu.
  39. Wong salah bungah — Si salah gembira ria.
  40. Wong apik ditampik-tampik— Si baik ditolak ditampik.
  41. Wong jahat munggah pangkat— Si jahat naik pangkat.
  42. Wong agung kasinggung— Yang mulia dilecehkan
  43. Wong ala kapuja— Yang jahat dipuji-puji.
  44. Wong wadon ilang kawirangane— perempuan hilang malu.
  45. Wong lanang ilang kaprawirane— Laki-laki hilang perwira/kejantanan
  46. Akeh wong lanang ora duwe bojo— Banyak laki-laki tak mau beristri.
  47. Akeh wong wadon ora setya marang bojone— Banyak perempuan ingkar pada suami.
  48. Akeh ibu padha ngedol anake— Banyak ibu menjual anak.
  49. Akeh wong wadon ngedol awake— Banyak perempuan menjual diri.
  50. Akeh wong ijol bebojo— Banyak orang tukar pasangan.
  51. Wong wadon nunggang jaran— Perempuan menunggang kuda.
  52. Wong lanang linggih plangki— Laki-laki naik tandu.
  53. Randha seuang loro— Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
  54. Prawan seaga lima— Lima perawan lima picis.
  55. Dhudha pincang laku sembilan uang— Duda pincang laku sembilan uang.
  56. Akeh wong ngedol ngelmu— Banyak orang berdagang ilmu.
  57. Akeh wong ngaku-aku— Banyak orang mengaku diri.
  58. Njabane putih njerone dhadhu— Di luar putih di dalam jingga.
  59. Ngakune suci, nanging sucine palsu— Mengaku suci, tapi palsu belaka.
  60. Akeh bujuk akeh lojo— Banyak tipu banyak muslihat.
  61. Akeh udan salah mangsa— Banyak hujan salah musim.
  62. Akeh prawan tuwa— Banyak perawan tua.
  63. Akeh randha nglairake anak— Banyak janda melahirkan bayi.
  64. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne— Banyak anak lahir mencari bapaknya.
  65. Agama akeh sing nantang— Agama banyak ditentang.
  66. Prikamanungsan saya ilang— Perikemanusiaan semakin hilang.
  67. Omah suci dibenci— Rumah suci dijauhi.
  68. Omah ala saya dipuja— Rumah maksiat makin dipuja.
  69. Wong wadon lacur ing ngendi-endi— Di mana-mana perempuan lacur
  70. Akeh laknat— Banyak kutukan
  71. Akeh pengkianat— Banyak pengkhianat.
  72. Anak mangan bapak—Anak makan bapak.
  73. Sedulur mangan sedulur—Saudara makan saudara.
  74. Kanca dadi mungsuh—Kawan menjadi lawan.
  75. Guru disatru—Guru dimusuhi.
  76. Tangga padha curiga—Tetangga saling curiga.
  77. Kana-kene saya angkara murka — Angkara murka semakin menjadi-jadi.
  78. Sing weruh kebubuhan—Barangsiapa tahu terkena beban.
  79. Sing ora weruh ketutuh—Sedang yang tak tahu disalahkan.
  80. Besuk yen ana peperangan—Kelak jika terjadi perang.
  81. Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor—Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
  82. Akeh wong becik saya sengsara— Banyak orang baik makin sengsara.
  83. Wong jahat saya seneng— Sedang yang jahat makin bahagia.
  84. Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul— Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
  85. Wong salah dianggep bener—Orang salah dipandang benar.
  86. Pengkhianat nikmat—Pengkhianat nikmat.
  87. Durjana saya sempurna— Durjana semakin sempurna.
  88. Wong jahat munggah pangkat— Orang jahat naik pangkat.
  89. Wong lugu kebelenggu— Orang yang lugu dibelenggu.
  90. Wong mulya dikunjara— Orang yang mulia dipenjara.
  91. Sing curang garang— Yang curang berkuasa.
  92. Sing jujur kojur— Yang jujur sengsara.
  93. Pedagang akeh sing keplarang— Pedagang banyak yang tenggelam.
  94. Wong main akeh sing ndadi—Penjudi banyak merajalela.
  95. Akeh barang haram—Banyak barang haram.
  96. Akeh anak haram—Banyak anak haram.
  97. Wong wadon nglamar wong lanang—Perempuan melamar laki-laki.
  98. Wong lanang ngasorake drajate dhewe—Laki-laki memperhina derajat sendiri.
  99. Akeh barang-barang mlebu luang—Banyak barang terbuang-buang.
  100. Akeh wong kaliren lan wuda—Banyak orang lapar dan telanjang.
  101. Wong tuku ngglenik sing dodol—Pembeli membujuk penjual.
  102. Sing dodol akal okol—Si penjual bermain siasat.
  103. Wong golek pangan kaya gabah diinteri—Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
  104. Sing kebat kliwat—Siapa tangkas lepas.
  105. Sing telah sambat—Siapa terlanjur menggerutu.
  106. Sing gedhe kesasar—Si besar tersasar.
  107. Sing cilik kepleset—Si kecil terpeleset.
  108. Sing anggak ketunggak—Si congkak terbentur.
  109. Sing wedi mati—Si takut mati.
  110. Sing nekat mbrekat—Si nekat mendapat berkat.
  111. Sing jerih ketindhih—Si hati kecil tertindih
  112. Sing ngawur makmur—Yang ngawur makmur
  113. Sing ngati-ati ngrintih—Yang berhati-hati merintih.
  114. Sing ngedan keduman—Yang main gila menerima bagian.
  115. Sing waras nggagas—Yang sehat pikiran berpikir.
  116. Wong tani ditaleni—Si tani diikat.
  117. Wong dora ura-ura—Si bohong menyanyi-nyanyi
  118. Ratu ora netepi janji, musna panguwasane—Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
  119. Bupati dadi rakyat—Pegawai tinggi menjadi rakyat.
  120. Wong cilik dadi priyayi—Rakyat kecil jadi priyayi.
  121. Sing mendele dadi gedhe—Yang curang jadi besar.
  122. Sing jujur kojur—Yang jujur celaka.
  123. Akeh omah ing ndhuwur jaran—Banyak rumah di punggung kuda.
  124. Wong mangan wong—Orang makan sesamanya.
  125. Anak lali bapak—Anak lupa bapa.
  126. Wong tuwa lali tuwane—Orang tua lupa ketuaan mereka.
  127. Pedagang adol barang saya laris—Jualan pedagang semakin laris.
  128. Bandhane saya ludhes—Namun harta mereka makin habis.
  129. Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan—Banyak orang mati lapar di samping makanan.
  130. Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara—Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
  131. Sing edan bisa dandan—Yang gila bisa bersolek.
  132. Sing bengkong bisa nggalang gedhong—Si bengkok membangun mahligai.
  133. Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil—Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
  134. Ana peperangan ing njero—Terjadi perang di dalam.
  135. Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham—Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
  136. Durjana saya ngambra-ambra—Kejahatan makin merajalela.
  137. Penjahat saya tambah—Penjahat makin banyak.
  138. Wong apik saya sengsara—Yang baik makin sengsara.
  139. Akeh wong mati jalaran saka peperangan—Banyak orang mati karena perang.
  140. Kebingungan lan kobongan—Karena bingung dan kebakaran.
  141. Wong bener saya thenger-thenger—Si benar makin tertegun.
  142. Wong salah saya bungah-bungah—Si salah makin sorak sorai.
  143. Akeh bandha musna ora karuan lungane—Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe Banyak harta hilang entah ke mana, Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
  144. Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram—Banyak barang haram, banyak anak haram.
  145. Bejane sing lali, bejane sing eling—Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
  146. Nanging sauntung-untunge sing lali—Tapi betapapun beruntung si lupa.
  147. Isih untung sing waspada—Masih lebih beruntung si waspada.
  148. Angkara murka saya ndadi—Angkara murka semakin menjadi.
  149. Kana-kene saya bingung—Di sana-sini makin bingung.
  150. Pedagang akeh alangane—Pedagang banyak rintangan.
  151. Akeh buruh nantang juragan—Banyak buruh melawan majikan.
  152. Juragan dadi umpan—Majikan menjadi umpan.
  153. Sing suwarane seru oleh pengaruh—Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
  154. Wong pinter diingar-ingar—Si pandai direcoki.
  155. Wong ala diuja—Si jahat dimanjakan.
  156. Wong ngerti mangan ati—Orang yang mengerti makan hati.
  157. Bandha dadi memala—Hartabenda menjadi penyakit
  158. Pangkat dadi pemikat—Pangkat menjadi pemukau.
  159. Sing sawenang-wenang rumangsa menang — Yang sewenang-wenang merasa menang
  160. Sing ngalah rumangsa kabeh salah—Yang mengalah merasa serba salah.
  161. Ana Bupati saka wong sing asor imane—Ada raja berasal orang beriman rendah.
  162. Patihe kepala judhi—Maha menterinya benggol judi
  163. Wong sing atine suci dibenci—Yang berhati suci dibenci
  164. Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat—Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
  165. Pemerasan saya ndadra—Pemerasan merajalela.
  166. Maling lungguh wetenge mblenduk — Pencuri duduk berperut gendut.
  167. Pitik angrem saduwure pikulan—Ayam mengeram di atas pikulan.
  168. Maling wani nantang sing duwe omah—Pencuri menantang si empunya rumah.
  169. Begal pada ndhugal—Penyamun semakin kurang ajar.
  170. Rampok padha keplok-keplok—Perampok semua bersorak-sorai.
  171. Wong momong mitenah sing diemong—Si pengasuh memfitnah yang diasuh
  172. Wong jaga nyolong sing dijaga—Si penjaga mencuri yang dijaga.
  173. Wong njamin njaluk dijamin—Si penjamin minta dijamin.
  174. Akeh wong mendem donga—Banyak orang mabuk doa.
  175. Kana-kene rebutan unggul—Di mana-mana berebut menang.
  176. Angkara murka ngombro-ombro—Angkara murka menjadi-jadi.
  177. Agama ditantang—Agama ditantang.
  178. Akeh wong angkara murka—Banyak orang angkara murka.
  179. Nggedhekake duraka—Membesar-besarkan durhaka.
  180. Ukum agama dilanggar—Hukum agama dilanggar.
  181. Prikamanungsan di-iles-iles—Perikemanusiaan diinjak-injak.
  182. Kasusilan ditinggal—Tata susila diabaikan
  183. Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi—Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
  184. Wong cilik akeh sing kepencil—Rakyat kecil banyak tersingkir.
  185. Amarga dadi korbane si jahat sing jajil—Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
  186. Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit—Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
  187. Lan duwe prajurit—Dan punya prajurit.
  188. Negarane ambane saprawolon—Lebar negeri seperdelapan dunia.
  189. Tukang mangan suap saya ndadra—Pemakan suap semakin merajalela.
  190. Wong jahat ditampa—Orang jahat diterima.
  191. Wong suci dibenci—Orang suci dibenci.
  192. Timah dianggep perak—Timah dianggap perak.
  193. Emas diarani tembaga—Emas dibilang tembaga
  194. Dandang dikandakake kuntul—Gagak disebut bangau.
  195. Wong dosa sentosa—Orang berdosa sentosa.
  196. Wong cilik disalahake—Rakyat jelata dipersalahkan.
  197. Wong nganggur kesungkur—Si penganggur tersungkur.
  198. Wong sregep krungkep—Si tekun terjerembab.
  199. Wong nyengit kesengit—Orang busuk hati dibenci.
  200. Buruh mangluh—Buruh menangis.
  201. Wong sugih krasa wedi—Orang kaya ketakutan.
  202. Wong wedi dadi priyayi—Orang takut jadi priyayi.
  203. Senenge wong jahat—Berbahagialah si jahat.
  204. Susahe wong cilik—Bersusahlah rakyat kecil.
  205. Akeh wong dakwa dinakwa—Banyak orang saling tuduh.
  206. Tindake manungsa saya kuciwa—Ulah manusia semakin tercela.
  207. Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi—Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
  208. Wong Jawa kari separo—Orang Jawa tinggal separo.
  209. Landa-Cina kari sejodho — Belanda-Cina tinggal sepasang.
  210. Akeh wong ijir, akeh wong cethil—Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
  211. Sing eman ora keduman—Si hemat tidak mendapat bagian.
  212. Sing keduman ora eman—Yang mendapat bagian tidak berhemat.
  213. Akeh wong mbambung—Banyak orang berulah dungu.
  214. Akeh wong limbung—Banyak orang limbung.
  215. Selot-selote mbesuk wolak-waliking jaman teka—Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman.
Baca Selengkapnya ... »»