sudahlah



seperti wangi tak mampu ku jamah hanya kunikmati
seperti cahaya tak mampu ku genggam namun terkadang membutakan
seperti angin..
seperti awan..
seperti udara..
seperti kekasihmu itu
yg sll kau snjungi dg cara2 yg mengagumkan.
krn km tau ia tak kan pernah berpaling dr mu
tdk demikian dgku
mengingatnya saja aku enggan
apalagi menyanjung dan mempuisikn namanya,
meski aku sadar ialah yg tiap hari menghidupiku
meski aku tau hidup matimu ada di genggamannya
ga jelas..

sudahlah
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 23:53

gerimis senja

gerimis senja
setelah deras meraja
gemericik di tanah2 basah
bersulam di temaram jingga
bergenang di awang kelam
meruak beraroma rindu
tercampur bening berkisah lalu
cerita tanpa kata
menari riang di atas bunga bakung
berlarian di tngah padang
bermain senyum2 itu pucuk ilalang
meruntai tawa di ranting cemara
hngga biasnya merona di ufuk tenggara
berbaur dg deburan angin selatan
memolesnya di jasad bulan yg msh layu
hemh...sungguh ini menyindirku

gerimis senja
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 23:49

basahi aku

gemericik yg jatuh
beribu tetes tak terhitung
masih tak mampu ku serap
atau membekukan lamun yg dari siang meleleh
knp hnya redup yg mengangkasa di terawangku
mestinya ku riuh meraja
bermandi tawa
ato bernyanyi bersama riang rerumputan
malah mengikis rasaku dg keruhnya air buangan
knp tak pergi ke tengah padang mengais siramannya
ternyata aku tak punya nyali tuk menantang badai

16 april' 10
basahi aku
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 16:14

lamunan kosong

pucuk2 sendu melamun letih.tergelayut bisu.
trsekap kosong.mndurja kata.
mncakar langit2 awan brhrp sayatannya bs mnguak sbuah jwbn.
ato ada kilatan yg murka hngga ia dptkan sbuah terang.
di ujung2 mimpi terikat sbuah pesan.
tntang cemburu yg trsalib di dinding kamar.
nian kerdil tnp doa.
sjenak ku mngernyit di 1/3 akal
tnp gnggamn chya mncari tau.
di langit2 sepi itu. brsarang malaikat gubahn mlm.
hinggap tnp senyumn mncemooh ruang yg trdiam.
tatapnnya mnyeret ke
jalanan yg brdebu.

WC30/3/10
lamunan kosong
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 22:51

lihatlah

esok kian membunuh. waktu kian menjuru.
tawa terdiam bersaksi hitam.
redam pupus...meregang dendam.
dada bergulir menyingsing kelam.
tergetir bibir merejam keluh.
saat bunga2 anugrah
bergantian luruh
menjerit dijamahi ragu.

di labuhan itu...
semunya arti tanpa hiasan
pesan yg lugu kehilangan pesona.
terampas makna.
terbius kata
terhunus tanya
itu satu cerita
dari sekian berita
mereka penghuni lorong2 tak bermata
dan ku dengar engkau juga pernah mengenalnya.
lihatlah
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 22:48

tak pernah terjawab

rasa kian membusuk dijamahi waktu.
tak terdengarkah teriakan itu?
di semburat jingga atau saputan awan?
kenapa hanya diam?
atau memang terbiarkan membentur di tembok2 ratapan itu?
memercik dan remuk rejam.
bersanding sepenggal temaram yg kian redup di kerubuti badai.
meringkuk tak bernafsu di balik jeruji kemurungannya.
dan mulai renggang menggenggam janji saat semua tanya itu tak pernah terjawab
tak pernah terjawab
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 22:46

sejenak saja

ada jejak bibir telanjang berjelaga di kenangan itu.
seketika larung dlm detak2 lalu yg mencibir.
menjerang apa2 di arung senja.
sementara kening pekat gurat meredam peta rasa yg terlanjur biru.
bercampur gerimis hingga dentang malam nian merebakkan khas aroma itu.
di rantau dekap yg aku bisa.
aku coba meraut pd kanvas yg lain.
atau merumpun pada savana menikmati teduh sendunya.
hehe...kurasa lbh nikmat di atas bangku dg kaki telanjang bebas menghabiskan panasnya rokok dan kopi.
sejenak saja
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 22:44

separuh de javu

senja kemarin.
separuh de javu.
atau kisah deras hujan di beranda rumah.
memetak batu2 berpuing lalu.
senja kemarin.
resap gerus tulang belulang.
menahun terkubur.
sesat senyap sesaat...
sesayup geliat belatung bermain di sebidang lobang.
mengemas semua cerita musim hujan
lekas kembali pulang.
sudahlah..
ga perlu dibahas
separuh de javu
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 22:41

titik

saat langit tak bgtu tnggap pd catatan2ku.utk skian kalinya,,semestaku pun brgumam meraut makna.mlihat doa2 yg kerak mnghitam,kering trpanggang di padang ter asing. ribuan tetes air mata seakan tak mmpu mnghidupkannya kmbl tuk menemui takdirnya. aku mungkin msh blm bs mmbaca tulisan2ku sndri.atau tak sekhidmat rumput2,pasir2 yg henyak mntasbihkn namaMu.ak emg tak skuat phon cedar yg mmpu mnaklukkn smua musim.ak bkn ilalang yg mmpu hdup diats batu .ak jg bkn sufi yg bs melesakkan cahaya ke langit dg mudah.aku hanyalah debu di padang pasir...aku buih di lautan...aku percik di deras hujan...aku titik yg tak tahu kemanakah aku harus berada diantara ribuan kata
titik
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 22:39

hujan kemarin sore

hujan kemarin sore.
mngusik resah rerumputan yg sekian siang dicerca terik dan debu.
guyurannya mmercik di lamunan daun yg tunduk lusuh.
lantas apkh yg ia mksd dg aroma tanah yg mengiang di lorong macapada?
mnyeret separuh muka bumi utk ia tawarkn pd kikisan debur lara.
bukan itu yg tersirat di paparan cintanya tadi pagi.
sia sia...
mski kan terganti moleknya bening rayuan yg brgelayut manja di jemari ranting2 kecil,
atau utasan senyum yg merona di ujung bibir dedaunan yg sexy.
it takkan mmpu mmerdekakannya..
hujan kemarin sore
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 22:34

sudahlah...

skejap rasa ini mmbersit hening di ujung mlm yg sepi.
mlantunkan bait2 nelangsa yg tertinggal waktu itu.
yg smpat trkikis lamunn waktu
sngaja ku mndurja tntang rebak wangi hadirmu di pelataran itu.
yg mngabadikn sbagian cintamu pd mata biru malaikat mlm.
pd mimpi2 asuhan rembulan.
penuh cita kau sematkan doa2 di megahnya gemerlap bintang bintang.
sudahlah...
putuskn saja jejak wangi itu.
biarlah trgerus arung jingga sepuhan hati.
dan tak perlu hiraukn tntang sabda2 gubahan semu.
krn esok msh mnyisakn pagi.
krn...aku takut engkau tak bisa mati
sudahlah...
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 22:31

biarkan aku terbakar cahaya

masih tentang repih malam tadi pagi
yang hangat tersimpan di peluk ilalang.
tentang tutur cemburu yg yg lincah berkepak di ranting cemara.
atau serpihan jasad musim lalu yg jatuh di pelataran
membias senyum di dahan yg rapuh
lirih membisik rayu tilasan waktu
akan tatapku pd sosok  indah kupu2 merah jambu.
juga lentik mata biru itu
teduh  mengawasi sembunyi di balik purdah sunyi.
menawarkan seikat wangi
menawan mimpi2
bergenang asa
bergelimang tanya
ak tak mau...
ahh,,aku tak mau...

katakan pada mereka tentang keindahan esok2ku.
atau perlu ku kirimkan syair2 cintaku utk kau pahami
agar kau tahu betapa mengagungkan malam2ku
biar kau berhamburan terbakar cemburu

sesatkan aku...
tiada sesaat pun sesal ku nikmati
biuslah aku penuh pasrah...
ku yakin kau takkan mampu

aku akan tetap berada di sini.
mengurai lantun syahdu bait2 sepi
membacakan syair2 bisu pada sekawanan bening.
menemani hamparan padang dan deburan angin yg bermunajat pada pengusa.
dan aku akan tetap berada di sini.
di mana duniaku tiada bertepi

ambillah sekelumit cinta ini utk kau bawa lari.
bersama senja yg selalu kau kagumi itu
juga kenangan yg selalu membuatmu jatuh hati

dan aku akan mempersembahkan cinta ini  utk menuhankan penciptaku
biarkan semestaku mengabdi...
biarkan aku terbakar cahaya...
biarkan aku terbakar cahaya
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 22:26

jangan kau campuri catatan2ku

jngn kau cmpuri catatan2ku.
dg omong kosong tak bermakna.
biarkan saja ia terluka.
mnikmati hngga di ujung nyawa.
jngn kau kerdilkan dg senyum sinismu itu.
krn itu bkn duniamu.
krn kau tak kan mengerti.
bahkan segamblang ini aku bicara kau tak kan pernah mengerti.
jangan kau campuri catatan2ku
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 22:22

kehujanan

tersekap di sudut mati kotaku.
ditawan deras hujan yg murka.
pada terik sombong sedari siang.
sedikit mereda oleh suara adzan.
masih di sini...
di sudut kumuh tempat ku berteduh.
di antara timbunan bangkai dan serakan sampah kota.
berharap bisa cepat pulang.
seperti tanya dedaunan kering yg jatuh tadi pagi.
kemana kau bawa lari dlm keruh arus menyusuri.
lorong2 gelap yg tak ia kenali.
mngkin akan seperti pasir itu yg akan membawanya pulang ke tempat asalnya.
setelah sekian lama di rantau bergaul dg aspal
dan deru asap knalpot.
msh di sini...
lusuh brsandar di tiang penanda mlm.
diterami redup mmbasahi.
tengadah mnyapu awang.
matahari tlah lama pergi.
khadiran bulan diingkari kemelut awan
sedemikian nasib para bintang.
lantas knp aku msh ada di sini.
apa yg tlh mnahanku?
apa yg aku takuti?
bukankah hujan mnyuruhku cpat pergi
mnemui orang2 yg ku cintai.
krn hujan tdk prnah mnyakiti.
ia ada utk brjuta anugrah.
aku yg slah krn tak mngerti.
krn aku tak adil mmperlakukn bumi ini



*lebay bngt...haha..*
kehujanan
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 22:19