PERGAULAN YG MENENTUKAN NASIB KITA

Ada tertulis siapa bergaul dgn orang bijak menjadi bijak tetapi siapa berteman dgn orang bebal menjadi malang..

Karena tdk mampu berenang, seekor Kalajengking suatu hari meminta seekor kura-kura agar memberinya tumpangan di punggung utk menyeberangi sungai. “Apa kamu gila?” teriak Kura-kura itu. “Kamu akan menyengatku pada saat aku berenang dan aku akan tenggelam”.

Kalajengking itu tertawa sambil menjawab, “Kura-kura yg baik, jika aku menyengatmu, engkau akan tenggelam dan aku akan ikut bersamamu. Kalau begitu, apa gunanya? Aku tdk akan menyengatmu karena ini berarti kematianku sendiri!”

Utk beberapa saat, Kura-kura itu berpikir tentang logika dari jawaban tsb. Akhirnya dia berkata, “Kamu benar. Naiklah!” Kalajengking itu naik ke punggung kura-kura tadi. Namun baru setengah jalan, dia menyengat Kura-kura itu dgn sengit.

Sementara Kura-kura mulai tenggelam perlahan-lahan menuju dasar sungai dgn kalajengking diatas punggungnya, dia mengerang dgn pedih, “Kamu sdh berjanji, namun sekarang engkau menggigitku! Mengapa? Sekarang kita sama-sama celaka.”

Kalajengking yg tenggelam itu menjawab dgn sedih, “Aku tdk dpt menahan diri. Memang sdh tabiatku utk menyengat.”

Pelajari KARAKTER seseorang seblm menjadikannya sebagai KAWAN-SAHABAT.. Peran yg dia mainkan akan mempengaruhi kehidupan Anda..

Dr. Greg Ketchum.
Terkadang kita menyesal, betapa kita terbius mulut manis daripada karakter.. percaya pada suara hati anda.. KEJUJURAN dan KESETIAAN adalah harga mati..

PERGAULAN YG MENENTUKAN NASIB KITA
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 09:45

Ombak Besar, Ombak kecil


Alkisah, di tengah samudra yang luas, saat air laut pasang, tampak ombak besar bergulung-gulung dengan gemuruh suaranya yang menggelegar, seakan ingin menyatakan keberadaan dirinya yang besar dan gagah perkasa.
Sementara itu, jauh di belakang gelombang ombak besar, terdengar gemericik suara ombak kecil bersusah payah mengikuti jejak si ombak besar. Tertatih-tatih, mengekor hempasan ombak besar. Si ombak kecil merasa dirinya begitu kecil, lemah, tidak berdaya, dan tersisih di belakang. Sungguh, terasa menyakitkan.

Dengan suaranya yang lemah, kurang percaya diri, ombak kecil bertanya kepada ombak besar. Maka sayup-sayup, terdengar serangkaian percakapan di antara mereka.
"Hai ombak besar...! Aku ingin bertanya kepadamu...!! Mengapa engkau begitu besar, begitu kuat, dan gagah perkasa? Sementara lihatlah diriku... begitu kecil, lemah, dan tidak berdaya. Aku ingin seperti kamu!"

Ombak besar pun menjawab, "Sahabatku, kamu mengganggap dirimu kecil dan tidak berdaya. Sebaliknya, kamu mengganggap aku begitu hebat dan luar biasa. Anggapanmu itu muncul karena kamu belum sadar dan belum mengerti jati dirimu yang sebenarnya!"

"Jati diri? Kalau jati diriku bukan ombak kecil, lalu apa...?" timpal ombak kecil.

Ombak besar meneruskan, "Memang di antara kita terasa berbeda, tetapi sebenarnya jati diri kita adalah sama! Kamu bukan ombak kecil, aku pun juga bukan ombak besar. Ombak kecil dan ombak besar adalah sifat kita yang sementara. Jati diri kita yang sejati adalah air. Bila kamu bisa menyadari bahwa kita sama-sama air, maka kamu tidak akan menderita lagi. Kamu adalah air, setiap waktu kamu bisa menikmati menjadi ombak besar seperti aku: kuat, gagah, dan perkasa."

Sebagai manusia, sering kali kita terjebak dalam kebimbangan akibat situasi sulit yang kita hadapi. Yang sesungguhnya, itu hanyalah pernak-pernik atau tahapan dalam perjalanan kehidupan. Seringkali kita memvonis (keadaan itu) sebagai suratan takdir, lalu muncullah mitos: "Aku tidak beruntung", "Nasibku jelek", "Aku orang gagal". Bahkan ada yang menganggap kondisi tersebut sebagai bentuk ketidakadilan Tuhan!

Dengan memahami bahwa jati diri kita adalah sama-sama manusia, tidak ada alasan untuk merasa kecil dan kerdil dibandingkan dengan orang lain. Karena sesungguhnya, kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan bukan monopoli orang-orang tertentu. Jika orang lain bisa sukses, kita pun juga bisa sukses!

Kesadaran tentang jati diri, bila telah ditemukan, maka di dalam diri kita akan timbul daya dorong dan semangat hidup yang penuh gairah; sedahsyat ombak besar di samudra nan luas, siap menghadapi setiap tantangan dan mengembangkan potensi terbaik demi menapaki puncak tangga kesuksesan. (Andrie Wongso)



Ombak Besar, Ombak kecil
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 12:11

Beban Kehidupan

(YM. Bhante Sri Pannyavaro Mahathera.)

Tidak ada seorang pun diantara kita yang suka menderita, termasuk miskin, hidup kekurangan. Kita ingin hidup sejahtera, kita ingin makmur, ingin berkecukupan, bahagia, syukur kaya-raya. Tetapi, ada orang berkecukupan, ada orang makmur yang hidupnya gelisah; dan juga ada orang yang kecukupan, yang makmur, yang hidupnya cukup tenang. Sama-sama makmurnya, sama-sama kecukupannya, yang satu diliputi kegelisahan dan kekhawatiran, perasaan gelisah, seperti dikejar-kejar tugas yang harus di selesaikan, tetapi yang satu lagi cukup tenang. Apa sebabnya? Sebabnya tidak lain karena beban mentalnya cukup banyak sehingga hidupnya tidak tenang, waswas, gelisah, khawatir, penuh ketegangan dan kemarahan. Makin berkurang beban mental itu hidupnya akan makin tenang. Apakah yang menjadi beban itu, hingga seorang yang terkena beban itu, meskipun makmur, dia gelisah? Beban itu tidak lain adalah keserakahan, kebencian, dendam, dan pandangan yang sempit.

Oleh karena itu, kalau kita menginginkan kemakmuran, hidup kecukupan, syukur menjadi kaya, berhati-hatilah dengan keserakahan, dengan dendam, iri hati dan kebencian. Dan perbanyaklah pengetahuan tentang kehidupan sehingga tidak mudah terombang-ambing, tidak mudah terseret hawa nafsu, pandangan kita tidak picik, dan sempit. Memang sukar, memang sulit. Tetapi kalau kita tidak menyadari ini, tidak berusaha untuk mengurangi keserakahan, mengurangi kebencian, dendam dan iri hati, tidak mau menambah pengetahuan untuk kepentingan kita sendiri; maka meskipun kita cukup makmur, kita menjadi orang yang tidak tenteram.

Apakah kita mau menjadi orang yang makmur tetapi tidak tenteram? Tidak ada orang yang mau seperti itu. Tidak usah makmur, hidup sedang-sedang saja, asalkan cukup, tetapi kita tenteram. Kalau kita menginginkan ketenteraman, beban mental itu harus dikurangi. Kalau beban itu tidak dikurangi, beban itu akan membebani kita. Kita menjadi orang yang gelisah, waswas, tidak tenteram, mudah terpancing, mudah marah, penasaran, jengkel, dan salah-salah bisa melakukan kejahatan.

Beban Kehidupan
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 12:11

AGAMA DAN JARI

"Kepercayaan agama," kata Sang Guru, "bukanlah pernyataan
akan Realitas, tetapi sebuah petunjuk, yang mengarahkan pada
sesuatu yang tetap merupakan suatu misteri. Misteri itu
melampaui pemahaman akal budi manusia. Pendeknya,
kepercayaan agama hanyalah sebuah jari yang menunjuk pada
bulan.

Beberapa orang beragama tidak pernah beranjak lebih jauh
dari mengamati jari belaka.

Yang lain malah asyik mengisapnya.

Yang lain lagi menggunakan jari untuk mengucek mata. Inilah
orang-orang fanatik yang telah dibutakan oleh agama.

Sangat jarang penganut agama yang cukup mengambil jarak dari
jari mereka untuk dapat melihat apa yang ditunjuk. Mereka
inilah yang, karena melampaui kepercayaan mereka, justru
dianggap sebagai penghujat."

AGAMA DAN JARI
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 10:13

Yang Terbaru Dari Jupe


Masalah hukum dan pencekalan yang melanda Julia Perez rupanya sama sekali tidak membuatnya berhenti berkarya. Saat diwawancarai oleh KapanLagi.com™ lewat telepon pada Jumat (16/12), pelantun tembang Belah Duren ini justru mengulas tentang video klip terbarunya untuk single Jupe Paling Suka.

Yang Terbaru Dari Jupe
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 08:24

RAN Tak Pernah Bidik Pasar Anak Muda


Sejak awal bermusik, RayiAsta dan Nino tidak pernah membidik pasar tertentu, meski kenyataannya dominan musiknya disukai para anak muda. Justru grup musiknya RAN, membidik segala lapisan serta menunjukkan musik sebagai sesuatu yang universal.

RAN Tak Pernah Bidik Pasar Anak Muda
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 08:23

Punk Bukanlah Kriminal!


Selasa, 13 Desember 2011 merupakan hari buruk yang tidak akan pernah dilupakan bagi komunitas punk di Aceh, Indonesia bahkan mungkin dunia. Tindakan polisi syariah Aceh yang menghakimi 64 punker memicu reaksi keras baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Punk Bukanlah Kriminal!
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 08:23

Debut Musik Kim Kardashian Dapat Predikat Terburuk


Usaha Kim Kardashian untuk menjajal dunia akting sepertinya tidak semulus harapannya. Pasalnya, bukannya meraih penghargaan bergengsi, lagu Kim yang berjudul Jam (Turn It Up) malah ditetapkan sebagai lagu terburuk dalam daftar EW.

Debut Musik Kim Kardashian Dapat Predikat Terburuk
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 08:23

Aida Saskia Siapkan Duet Dengan Pacar

Pedangdut Aida Saskia sedang menyiapkan single baru yang akan dibawakan bersama pacar barunya, Rienov. Kini masih lagu tersebut dengan dalam proses persiapan.

Aida Saskia Siapkan Duet Dengan Pacar
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 08:22

Shun Kikuta Terpukau Indonesia


Tampil bersama INABlues All Star, gitaris blues asal Jepang yang lama bermukim di Chicago, Shun Kikuta merasa tersanjung ketika dirinya diundang menjadi salah satu pengisi acara di perhelatan terakbar musik blues di Asia Tenggara, Jakarta International Blues Festival 2011 di Istora Senayan, Jakarta Pusat (17/12).

Shun Kikuta Terpukau Indonesia
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 08:22

Penuh Ketergantungan



(YM. Bhante Sri Pannyavaro Mahathera)

Apa yang bisa disebut kebahagiaan sesungguhnya adalah kebahagiaan yang penuh dengan ketergantungan. Kebahagiaan muncul karena ada sesuatu yang menyebabkan kebahagiaan itu muncul. Oleh karena itu, kebahagiaan tergantung pada apa yang menyebabkan munculnya kebahagiaan. Misalnya, saya bahagia karena saya mempunyai mobil yang baik, kebahagiaan saya tergantung pada mobil; saya bahagia karena anak-anak saya tidak membuat persoalan, tidak nakal, kebahagiaan tergantung pada anak-anak; saya bahagia karena bisa mempunyai pekerjaan yang sesuai, kebahagiaan tergantung pada pekerjaan.

Akan tetapi, aoabila yang menjadi gantungan kebahagiaan itu merosot, lenyaplah kebahagiaan itu, kebahagiaan itu ikut berubah juga. Manusia mengatakan perubahan ini sebagai bencana, sebagai musibah, sebagai kegagalan, sebagai kekecewaan. Musibah, bencana, kegagalan, kekecewaan ini adalah konsep. Konsep itulah yang membuat kita tidak berpikir positif, “Ah, saya gagal. Ah, saya sial. Bencana sudah terjadi, bahaya sudah terjadi.”

Tetapi, kalau kita melihat semua yang terjadi itu sebagai suatu proses, maka kita akan melihat proses itu sebagai sesuatu yang sangat wajar. Misalnya satu saat anak kita menjadi nakal. “Saya tidak menduga dia akan berbuat senekat itu, mengapa dia bisa berbuat seperti itu?” Inilah proses. Sebagai orangtua, kita memberikan pendidikan dengan sebaik-baiknya, menjaga dengan sebaik-baiknya, tetapi akhirnya dia menjadi seperti ini. Ini adalah proses. Kalau kita menganggap perubahan itu sebagai kegagalan, maka timbulah penderitaan. Kalau kita menganggap perubahan itu sebagai proses, maka kita akan melihat kenyataan hidup ini.

Misalnya saya mempunyai benda yang sangat berharga. Suatu saat benda ini jatuh dan kemudian hancur. Kalau saya menganggap kejadian ini sebagai kerugian bagi saya, sial, bencana, musibah, maka timbulah duka. Itu berpikir yang tidak positif. Tetapi, kalau saya melihat bahwa apa yang hancur itu sebagai proses yang wajar, yang sangat wajar dari segala sesuatu, maka tidak akan timbul kekecewaan. Di situ kita akan melihat kebenaran dalam kehidupan sehari-hari.

Cobalah kita melihat segala sesuatu sebagaimana adanya. Tidak dikotori dengan memberikan konsep yang bermacam-macam pada kejadian-kejadian di sekitar kita, yang akhirnya akan membuat kita mempunyai tanggapan yang sangat berbeda dibandingkan bila kita mampu melihat fakta kehidupan sebagaimana adanya.

Suatu saat misalnya kita mempunyai mobil. Kemudian datang berita bahwa mobil masuk ke jurang. Kalau kita menanggapi dengan berpikir, “Ah, ini bencana yang besar, ini kerugian yang sangat besar, sial, nasib jelek, bintang suram,” maka cara berpikir yang negatif seperti itu akan membuat kita menjadi negatif. Berpikirlah positif, kita akan menjadi seperti apa yang kita pikirkan.

Segala sesuatu tidak kekal. Inilah sifat yang wajar dari segala sesuatu di alam semesta ini. Kalau kita melihat kejadian itu sebagai proses yang wajar; kalau kita melihat perubahan-perubahan itu sebagai sifat yang wajar dari segala sesuatu, maka tidak akan timbul kekecewaan di dalam pikiran kita.

Penuh Ketergantungan
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 14:00

Illustrasi kehidupan yang luar biasa..

Seorg dokter yang sedang bergegas masuk ke dalam ruang operasi..
Ayah dr anak yg akan dioperasi menghampirinya "Knp lama sekali anda sampai ke sini? Apa anda tidak tau,nyawa anak sy terancam jk tdk segera di operasi?" Labrak si ayah.

Dokter itu tersenyum, "Maaf, sy sedang tdk di RS tadi, tp sy secepatnya ke sini setelah ditelepon pihak RS."

Kemudian ia menuju ruang operasi,setelah beberapa jam ia keluar dg senyuman di wajahnya. " keadaan anak anda kini stabil." Tanpa menunggu jawaban sang ayah, dokter tsb berkata "Suster akan membantu anda jk ada yg ingin anda tanyakan." Dokter tsb berlalu.

"Knp dokter itu angkuh sekali? Dia kan sepatutnya memberikan penjelasan mengenai keadaan anak saya!" Sang ayah berkata pd suster.

Sambil meneteskan airmata suster menjawab :"Anak dokter tsb meninggal dlm kecelakaan kemarin sore, ia sedang menguburkan anaknya saat kami meneleponnya untuk melakukan operasi pd anak anda. Skrg anak anda telah selamat, ia bisa kembali berkabung." ....

JANGAN PΕRNΑН TERBURU2 MENILAI SESEORANG..
Tp maklumilah tiap jiwa disekeliling kita yg menyimpan cerita kehidupan tak terbayangkan di benak kita...

Αdα air mata dibalik setiap senyuman..
Αdα kasih sayang dibalik setiap amarah..
Αdα pengorbanan dibalik setiap ketidak pedulian..
Αdα harapan dibalik setiap kesakitan..
Αdα kekecewaan dibalik setiap derai tawa..

Semoga bermanfaat agar kita menjadi manusia dg rasa maklum yang semakin luas dan bersyukur dg apa yg telah TUHAN berikan dlm hidup ini.

INGAT, kita bukan satu2nya manusia dg segudang masalah...

Tersenyumlah ..
Senyum mampu membasuh setiap luka ..
Maafkanlah..
Maaf mampu menyembuhkan semua rasa sakit.

Illustrasi kehidupan yang luar biasa..
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 12:01

BERGANTUNGLAH KEPADA DIRIMU SENDIRI

Sang Guru mengajarkan bahwa mereka yang ingin memahami, harus menyadari kebenaran bagi diri mereka sendiri. Dengan demikian, tidak jadi soal apakah orang lain mengkritik atau memujimu. Apapun yang mereka katakan, anda tidak akan terganggu. Jika seseorang tidak mempunyai kepercayaan terhadap dirinya sendiri, maka ketika seseorang mengatakan ia buruk, ia akan merasa buruk sesuai dengan yang di katakan. Buang-buang waktu saja! Jika seseorang mengatakanmu jelek, periksa saja dirimu. Jika mereka tidak benar, jangan hiraukan, jika mereka benar, belajarlah dari mereka. Dalam dua kasus ini, mengapa harus marah? Jika anda dapat melihat segala sesuatu seperti ini, anda benar-benar akan berada dalam kedamaian. Tidak akan ada yang salah, yang ada hanya Pembelajaran(Dhamma). Jika anda betul-betul menggunakan alat yang di berikan oleh Sang Guru, anda tidak perlu merasa iri terhadap orang lain. Oleh karena itu, orang yang malas hanya ingin mendengarkan dan percaya, anda akan bisa mandiri, mampu untuk menghidupi diri sendiri dengan usaha sendiri.

Berlatih dengan hanya menggunakan sumber-sumber anda sendiri adalah menyulitkan, karena mereka adalah milikmu sendiri. Anda pernah berpikir bahwa latihan adalah sulit karena anda menentang, menyerobot kebaikan-kebaikan orang lain. Kemudian Sang Guru mengajarkan untuk bekerja sendiri, dan anda berpikir bahwa semuanya akan beres. Sekarang anda menemukan bahwa ini pun masih menyulitkan, maka Sang Guru mengajarkan anda lebih lanjut. Jika anda melekat dan menggenggam api di rumahmu sendiri, itupun akan terasa panas. Jadi jangan menggenggam pada apapun.

Beginilah cara saya berlatih, apa yang disebut sebagai cara yang langsung. Saya tidak berdebat dengan siapapun. Jika anda membawa kitab-kitab atau ajaran psikologi untuk berdebat dengan saya, saya tidak akan berdebat. Saya hanya akan menunjukkan kepada anda hukum sebab-akibat, supaya anda bisa mengerti kebenaran dari latihan. Kita semua harus belajar untuk bergantung kepada diri kita sendiri.

BERGANTUNGLAH KEPADA DIRIMU SENDIRI
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 09:46

Cinta tak harus sama

Bu, lapar !, rengek anak kecil yang sedang berada di pangkuannya. Wanita itu menatap dengan lembut anaknya. Hatinya terasa teriris-iris. Dipandangi gubug reyot tempatnya tinggal, tidak ada sama sekali makanan yang masih tersisa. Hanya ada air putih yang masih tersisa di dalam kendi tanah diatas meja. Perlahan diraihnya kendi tanah itu dan mengulurkan kucunya ke mulut anak semata wayangnya. Sang anak meneguk tiga kali berusaha menghilangkan rasa lapar dengan meminum air.
Anak kecil itu menatap wajah ibunya dengan penuh rasa sayang, seakan ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sangat dalam. Tangan kecilnya meraih keatas mengusap air mata bening yang keluar dari kelopak mata ibunya.
Mengapa ibu menangis,tanya sang anak perlahan. Wanita itu menghela nafas panjang, dia berfikir tidak mungkin menjelaskan apa yang sedang difikirkannya kepada anak kecil ini. Ini tentang beban hidupnya yang sangat berat, bahkan dia selalu berusaha tegar terhadap semua keterbatasan yang dia miliki.
Nggak apa-apa kok sayang, bobok lagi saja !, ujar sang wanita lembut seakan ingin menciptakan ketentraman dihati anaknya. Sang anak menatap lebih dalam ke arah mata ibunya, seakan mencoba mencari tahu alasan mengapa ibunya menangis.
Aku tahu beban ibu sangat berat, celetuk polos sang anak yang membuat ibunya sedikit tersentak.
Aku tahu dengan segala keterbatasan ibu, ibu selalu berusaha untuk mencukupi segala kebutuhanku. Ibu menjadi buruh mencuci, kadang-kadang ibu mengumpulkan sisa-sisa sampah untuk dijual lagi. Aku tahu ibu melakukan itu semua agar aku bisa makan, anak kecil itu terus berceloteh untuk membuat ibunya bangga.Tapi ibu tidak bisa menyekolahkanmu anakku !, jawab sang ibu dengan penuh penyesalan.Ibuku sayang !, kata sang anak sambil bangkit dari tidurnya. Diletakkan kedua tangannya di pangkuan ibunya
seakan ingin memberikan kekuatan kepada orang yang paling dicintainya.
Ibu tidak menyekolahkanku, tetapi setiap malam ibu mengajariku membaca, berhitung, mengaji, atau pengetahuan-pengetahuan baru dari kertas koran bekas yang kita kumpulkan. Semakin hari aku semakin mengerti tentang ilmu-ilmu baru, bahkan mungkin jauh lebih banyak dari teman-teman sebayaku, jawab sang anak tulus dan bangga.
Iya, tapi aku tak mampu menyekolahkanmu di SD di kampung kita. Coba kalau ibu mampu maka kamu nanti bisa punya ijasah melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi dan masa depanmu akan lebih baik, sang ibu menjawab sambil tertunduk seakan merasa telah mengeluh terlalu dalam kepada anaknya.
Sang anak kecil menggeser duduknya tepat dihadapan sang ibu. Dia tersenyum sangat manis, dipijatnya kaki wanita didepannya. Seorang wanita cantik sebenarnya, tetapi nampak lebih tua dari umur yang sebenarnya, apalagi dia harus hidup sendiri sepeninggal suaminya.Ibuku sayang, dengan semua yang ibu bisa, ibu sudah memberikan yang terbaik untuk kehidupanku. Aku bersyukur karena mendapatkan limpahan kasih sayang yang tiada tara. Ibu selalu mengajariku semua yang seharusnya aku tahu. Ibu selalu berada disampingku pada saat aku membutuhkannya. Aku memang ingin sekolah di SD di kampung kita, tetapi aku lebih ingin mendapatkan cinta yang aku rasakan selama ini. Aku memang ingin
hidup berlimpah ruah seperti anak-anak kecil sebayaku, tetapi aku lebih ingin hidup disampingmu karena aku selalu mendapatkan limpah ruah kasih sayang yang selama ini aku butuhkan..Sambil mendekatkan wajah, anak kecil itu melanjutkan perkataannya, Bu, mencintai tak harus sama, ketulusan untuk mewujudkan cinta jauh lebih penting dari sekedar menyamakannya dengan kehidupan orang lain.Dipeluknya wanita itu dengan penuh kasih sayang, Bobok lagi yuk, ibu harus istirahat, besok kita janji jam setengah enam sudah di rumah Pak Hadi untuk mencuci baju Anak kecil itu menarik selimut kumalnya sampai ke dada. Membiarkan wanita itu berurai air mata. Tetapi kali ini bukan karena kesedihan meratapi nasib, justru karena syukur yang amat dalam karena Tuhan mengirimkan malaikat kecil untuk mendampingi dan memperkuat hidupnya.Selamat menjalani hari dengan penuh rahmat.

Besarnya Jasa Ibu, untuk kita renungkan.

Cinta tak harus sama
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 09:14