Tidak banyak yang mengetahui perjalanan hidup Chairul Tanjung yang
sesungguhnya. Pada umumnya masyarakat mengenal sosok Chairul Tanjung
atau yang lebih akrab dipanggil CT, pada kondisi saat ini setelah
menjadi pengusaha sukses. Padahal, keberhasilan yang dia raih sekarang
merupakan akumulasi dari proses perjalanan hidup yang ditempuhnya sejak
kecil hingga kini yang penuh dengan tantangan dan dinamika.
Dia berasal dari keluarga sederhana dibesarkan di lingkungan yang keras
di kawasan kumuh di Kota Jakarta sehingga sejak kecil diasah oleh
kehidupan yang sulit dan penuh tantangan untuk bisa melanjutkan sekolah.
Ketika di bangku kuliah Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia,
Chairul Tanjung sudah mulai berbisnis kecil-kecilan, membiayai sendiri
keperluan hidup dan biaya pendidikannya, mulai dari photo copy hingga
menjual peralatan kedokteran gigi.
Selesai kuliah dia meneruskan bisnisnya terus menerus secara mandiri
hingga sekarang. Bisnisnya tidak pernah mengandalkan siapapun dan
dukungan dari manapun hingga sampai sebesar sekarang, ia benar-benar
mandiri sejak awal. Chairul Tanjung adalah entrepreneur mandiri sejak
awal, sehingga bisa menjadi contoh untuk orang muda di negeri ini.
Berkat kegigihan, kerja keras, disiplin, dan ketekunannya, Chairul
Tanjung mampu melakukan transformasi dan melakukan lompatan luar biasa
dalam kehidupannya.
Saat ini kisah lengkap perjalanan hidup Chairul Tanjung sudah bisa
diketahui dalam buku otobiografinya yang berjudul “Chairul Tanjung Si
Anak Singkong” yang disusun oleh Wartawan Kompas Tjahja Gunawan Diredja.
Buku tersebut akan diluncurkan pada Hari Sabtu, 30 Juni 2012 di Trans
Ballroom – The Trans Luxury Hotel Bandung.
Semoga kisah perjalanan hidup “Si Anak Singkong” ini bisa menginspirasi
rakyat Indonesia khususnya generasi muda. Chairul Tanjung bermimpi dari
bukunya itu akan banyak generasi muda yang terpicu untuk menjadi
pengusaha seperti dirinya agar bisa mewujudkan Indonesia yang lebih baik
di masa depan.
Buku “Chairul Tanjung Si Anak Singkong” diluncurkan bertepatan usia
Chairul Tanjung (CT) setengah abad. CT, demikian nama panggilannya,
adalah pengusaha Indonesia yang sukses dalam wirausahanya dan memperluas
usahanya.
Buku setebal 360 halaman yang diterbitkan Penerbit Buku
Kompas (PBK) ini disusun oleh wartawan Kompas Tjahja Gunawan Adiredja.
Buku ini diberi kata pengantar oleh Jakob Oetama, Pendiri dan Pemimpin
Umum Harian Kompas.
Dalam pengantar buku itu, Jakob Oetama menulis
bahwa ia kagum dan mengapresiasi anak muda yang sukses, yang
kesuksesannya dirintis, dikembangkan, dan diperoleh berkat kerja keras,
bekerja tuntas, punya komitmen, dan sedikit banyak digerakkan ambisi.
Menurut Jakob, CT telah membuktikan bahwa entrepreneurship itu bisa
dilahirkan, bukan diturunkan.
Biografi Chairul Tanjung diawali
dengan kisah bagaimana di tengah keterbatasan kondisi ekonomi keluarga,
CT mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kedua orangtua
sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya, termasuk CT. Orangtuanya
mempunyai prinsip, “Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan
merupakan langkah yang harus ditempuh dengan segala daya dan upaya.” Apa
pun akan mereka upayakan agar anak-anak mereka dapat melanjutkan
pendidikan tinggi sebagai bekal utama kehidupan masa depan.
Sang
ibunda, Halimah, mengatakan bahwa uang kuliah CT pertama yang diberikan
kepadanya, diperoleh ibunda dari menggadaikan kain halus miliknya.
Bab-bab
berikutnya masih menceritakan kehidupan masa muda CT, saat-saat menjadi
mahasiswa sampai kisah awalnya menjadi wirausaha. Tahun 1987, CT
menjadi kontraktor pembangunan pabrik sumpit di Citeureup, Bogor, seluas
800 meter persegi. Tapi yang jadi malah pabrik sandal.
Buku ini
juga mengisahkan kehidupan rumah tangga dan keluarga CT, ketia CT
bertemu dengan perempuan Jawa, Anita Ratnasari, yang tegas dan tegar.
Dalam
buku ini, CT mengungkapkan bahwa, “bagi saya, ibu adalah segalanya.” CT
percaya bahwa surga ada di telapak kaki ibu. “Bila kita benar-benar
berbakti kepada ibu sepenuh hati dan ikhlas, maka surga akan kita gapai
di dunia. Itu yang saya alami sendiri,” demikian CT berpendapat.
CT juga menyampaikan pandangan-pandangannya tentang persoalan ekonomi dan menceritakan aktivitasnya sebagai pengusaha.
CT
mengembangkan Para Group, kemudian mengganti nama perusahaannya menjadi
CT Corp. Secara umum CT Corp terdiri atas tiga perusahaan subholding
yaitu Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources.
Mega Corp
adalah perusahaan induk untuk jasa keuangan yang melayani masyarakat di
sektor perbankan, asuransi, pembiayaan, dan pasar modal.
Trans
Corp adalah perusahaan induk yang bergerak di bisnis media, gaya hidup,
dan hiburan. Dalam perusahaan ini, terdapat dua stasiun TV, yaitu Trans
TV dan Trans 7, portal berita Detik, dan perusahaan ritel Careefour.
Selain itu juga ada perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan
minuman, hotel, biro perjalanan, dan sejumlah department store yang
menyediakan kebutuhan fashion merek terkenal dan high-end.
Sedangkan CT Global Resources adalah perusahaan induk yang fokus pada bisnis perkebunan.
Buku
ini menarik dibaca dan bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mengetahui
bagaimana seorang CT berhasil menjadi pengusaha sukses dengan hasil
kerja kerasnya dan hasil keringatnya sendiri, dan bukan warisan keluarga
konglomerat.
Referensi :
forum.detik.com
bisniskeuangan.kompas.com