petang yg memerah
berdesah sekujur darah menghempas arah
diam pun hening merasa sepi
memanja tanya menawar arti
tetap di sini
di repihan sendiri
tak pernah berhenti
tetap menikmati
hitam ataupun putih
bermunajat tentang cinta
atau membacakan kembali takdir yg tercipta
seakan kian dimusnahkan waktu
ditangisi hati tak layak mengadu
kenapa tak ada aku di sini?
putuskan saja ratapanmu itu
masih sekarat pun kau tak kan mampu bangkit
karna doamu hanya terbasahi oleh pilu
dan tak sepatutnya kau menghujat tentang keruhnya langit
itulah kau air mata tanpa cahaya.....
musnahkan saja dirimu
campakkan saja doa doamu
juga keyakinanmu
semua hanya mimpi mimpi semu
selama yg kau pahami hanyalah tangis tangismu itu
hingga kau sedemikian takutnya pada esok esokmu
berdesah sekujur darah menghempas arah
diam pun hening merasa sepi
memanja tanya menawar arti
tetap di sini
di repihan sendiri
tak pernah berhenti
tetap menikmati
hitam ataupun putih
bermunajat tentang cinta
atau membacakan kembali takdir yg tercipta
seakan kian dimusnahkan waktu
ditangisi hati tak layak mengadu
kenapa tak ada aku di sini?
putuskan saja ratapanmu itu
masih sekarat pun kau tak kan mampu bangkit
karna doamu hanya terbasahi oleh pilu
dan tak sepatutnya kau menghujat tentang keruhnya langit
itulah kau air mata tanpa cahaya.....
musnahkan saja dirimu
campakkan saja doa doamu
juga keyakinanmu
semua hanya mimpi mimpi semu
selama yg kau pahami hanyalah tangis tangismu itu
hingga kau sedemikian takutnya pada esok esokmu
sendiri
Posted by: Risalahati
Dedic Ahmad Updated at: 15:48
No comments:
Post a Comment