tak ada bintang di sini,tak ada kemilau senja memerah di sini,apalagi bulan, semua telah kubakar semua,juga senandung hujan yang selalu kau kagumi itu.seperti halnya padang rerumputan yang sering engkau ceritakan itu,apalah namanya ,,stepa? tundra?who,s care..peduli amat! fuck with this old shits.
semua telah aku hanguskan.aku benci menjadi diriku yg suci.aku benci menjadi tawanan tingginya mimpi mimpiku sendiri.aku terlalu suci hingga tak bisa bercampur dengan mereka .kenapa tak dari dulu saja aku nistakan aku biar aku tak punya aku.sehingga aku bisa dengan leluasa menyetubuhi mereka atau sekedar menikmati halusnya kulit yg membalut bangkaimu.dan kalau aku seperti kamu.mngkin semua akan berjalan lancar.tapi entah esok nanti.mungkin kau tak kan pergi atau mengusirku atau aku jijik dan lari meninggalkanmu.aku kumpulan para pendoa yg terdampar di kerumunan para pendosa.aku ingin menjadi bangkai,aku ingin menjadi najis,aku ingin hinamu itu,biar kurasakan nistamu itu meski tuhan menentangku.karna mungkin aku masih pnya waktu tuk membasuh rusuhku,entah,,apa aku punya,,?
kenapa setiap aku hinggap selalu yg ku temui adalah mereka? tak layakkah aku memuja keaslian dari ciptaanmu sendiri?tak patutkah aku memiliki cerminku sendiri?entah lakon macam apa ini? aku puas untuk merasa muak.aku lega untuk merasa murka.aku telah lama berjalan.aku telah jauh melangkah.seharusnya bnyak yg telah aku lihat. seharusnya banyak yg aku temui.
aku pemberontak takdirku sendiri.aku penentang aturan aturan itu.meski engkau mengerti kadang aku tak mengerti.kenapa?telah kutanamkan tetap saja kering.telah kutinggikan tetap saja runtuh.andai saja bisa ku cakar langitmu itu.ingin ku sobek sobek biar aku tahu apa yg terjadi di sana.setidaknya aku tahu apa saja yg telah kau lakukan selama ini.
"andai kau mengerti
aku menangis di tetesan hari
aku memuja janji di dekapan hati
aku berpasrah di keliling doa
aku ber asa di tingginya rasa
karena aku tak pernah bermimpi...karena aku patuh pada rahasia
aku takut pada bayanganku sendiri
tapi tidak saat bercermin
itulah kenapa aku sering memecahkannya
semua telah aku hanguskan.aku benci menjadi diriku yg suci.aku benci menjadi tawanan tingginya mimpi mimpiku sendiri.aku terlalu suci hingga tak bisa bercampur dengan mereka .kenapa tak dari dulu saja aku nistakan aku biar aku tak punya aku.sehingga aku bisa dengan leluasa menyetubuhi mereka atau sekedar menikmati halusnya kulit yg membalut bangkaimu.dan kalau aku seperti kamu.mngkin semua akan berjalan lancar.tapi entah esok nanti.mungkin kau tak kan pergi atau mengusirku atau aku jijik dan lari meninggalkanmu.aku kumpulan para pendoa yg terdampar di kerumunan para pendosa.aku ingin menjadi bangkai,aku ingin menjadi najis,aku ingin hinamu itu,biar kurasakan nistamu itu meski tuhan menentangku.karna mungkin aku masih pnya waktu tuk membasuh rusuhku,entah,,apa aku punya,,?
kenapa setiap aku hinggap selalu yg ku temui adalah mereka? tak layakkah aku memuja keaslian dari ciptaanmu sendiri?tak patutkah aku memiliki cerminku sendiri?entah lakon macam apa ini? aku puas untuk merasa muak.aku lega untuk merasa murka.aku telah lama berjalan.aku telah jauh melangkah.seharusnya bnyak yg telah aku lihat. seharusnya banyak yg aku temui.
aku pemberontak takdirku sendiri.aku penentang aturan aturan itu.meski engkau mengerti kadang aku tak mengerti.kenapa?telah kutanamkan tetap saja kering.telah kutinggikan tetap saja runtuh.andai saja bisa ku cakar langitmu itu.ingin ku sobek sobek biar aku tahu apa yg terjadi di sana.setidaknya aku tahu apa saja yg telah kau lakukan selama ini.
"andai kau mengerti
aku menangis di tetesan hari
aku memuja janji di dekapan hati
aku berpasrah di keliling doa
aku ber asa di tingginya rasa
karena aku tak pernah bermimpi...karena aku patuh pada rahasia
aku takut pada bayanganku sendiri
tapi tidak saat bercermin
itulah kenapa aku sering memecahkannya
rusuh
Posted by: Risalahati
Dedic Ahmad Updated at: 15:58