Kepiting itu ukurannya kecil namun rasanya cukup lezat. Kepiting-kepiting itu dengan mudah ditangkap di malam hari lalu dimasukkan ke dalam baskom/wadah tanpa diikat. Keesokan harinya, kepiting-kepiting ini akan direbus dan lalu disantap untuk lauk selama beberapa hari. Yang paling menarik dari kebiasaan ini, kepiting-kepiting itu akan selalu berusaha untuk keluar dari baskom sekuat tenaga mereka dengan menggunakan capit-capitnya yang kuat.
Namun seorang penangkap kepiting yang handal selalu tenang meskipun hasil buruannya selalu berusaha untuk meloloskan diri. Resepnya hanya satu, yaitu si pemburu tahu betul sifat di kepiting. Bila ada seekor kepiting yang hampir meloloskan diri keluar dari baskom, teman-temannya pasti akan menariknya lagi ke dasar. Jika ada lagi yang naik dengan cepat ke mulut baskom, lagi-lagi temannya akan menariknya turun! Dan begitu seterusnya sampai akhirnya tidak ada yang berhasil keluar. Keesokan harinya sang pemburu tinggal merebus mereka semua dan matilah sekawanan kepiting yang dengki itu.
Begitu pula dalam kehidupan ini. Tanpa sadar kita juga terkadang menjadi seperti kepiting-kepiting itu. Yang seharusnya bergembira jika teman atau saudara kita mengalami kesuksesaan namun kita malah mencurigainya, jangan-jangan kesuksesan itu diraih dengan jalan yang tidak benar. Apalagi di dalam bisnis atau hal lain yang mengandung unsur kompetisi, sifat iri, dengki atau munafik akan semakin nyata dan kalau tidak segera kita sadari, tanpa sadar kita sudah membunuh diri kita sendiri.
Kesuksesan akan datang kalau kita bisa menyadari bahwa di dalam bisnis atau persaingan yang penting bukan siapa yang menang, namun terlebih penting dari itu seberapa jauh kita bisa mengembangkan diri kita seutuhnya. Jika kita berkembang, kita mungkin bisa menang atau bisa juga kalah dalam suatu persaingan, namun yang pasti kita menang dalam kehidupan ini. Pertanda seorang adalah si "kepiting" adalah :
1.Selalu mengingat kesalahan pihak luar (bisa orang lain atau situasi) yang sudah lampau dan menjadikannya suatu prinsip/pedoman dalam bertindak.
2.Banyak mengkritik tapi tidak ada perubahan.
3. Hobi membicarakan kelemahan orang lain tapi tidak mengetahui kelemahan dirinya sendiri sehingga ia hanya sibuk menarik kepiting-kepiting yang akan keluar dari baskom dan melupakan usaha pelolosan dirinya sendiri. Seharusnya kepiting-kepiting itu tolong-menolong keluar dari baskom, sebab dibutuhkan jiwa yang besar untuk melakukannya.
4.Coba renungkan berapa waktu yang Anda pakai untuk memikirkan cara-cara menjadi pemenang. Dalam kehidupan sosial, bisnis, sekolah atau agama. Dan gantilah waktu itu untuk memikirkan cara-cara pengembangangan diri Anda menjadi pribadi yang sehat dan sukses.
Sifat Kepiting
Posted by: Risalahati
Dedic Ahmad Updated at: 07:33
No comments:
Post a Comment