Menundukkan kepala

Seorang petinggi pemerintah. Demi meningkatkan pamor pribadinya ia datang mengunjungi seorang guru yang terkenal di daerah itu. Namun malangnya. Ketika ia hendak masuk ke pondok sang guru, kepalanya terbentur menabrak palang pintu yang memang begitu rendah. Kepalanya mengucurkan butir darah dan ia nampak amat kesakitan sambil berteriak-teriak.Sang guru setelah memperhatikan petinggi pemerintah tersebut, lalu berseru; Nampaknya engkau amat kesakitan!
Saya pikir ini merupakan hadiah terbesar yang kamu peroleh hari ini. Selamat!! Apa katamu?? Hadiah terbesar? Tidakkah engkau lihat bahwa darah sedang mengucur turun dari dahiku? Ujar sang petinggi pemerintah tersebut dengan nada suara yang membumbung tinggi. Benar!!! Jawab sang Guru. Ketika engkau telah mencapai puncak bukit, engkau harus berusaha untuk turun lagi ke kaki gunung tersebut.Kata sang guru sambil memandang tamu agungnya. Dan engkau harus belajar menundukan kepala agar agar dahimu tidak tersobek oleh palang pintu lagi. Yang meninggikan dirinya, ia akan direndahkan. Sebaliknya, yang merendahkan dirinya ia akan ditinggikan.

Menundukkan kepala
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 10:25
Menundukkan kepala RISALAHATI , By Risalahati, Published: 2011-09-17T10:25:00+07:00, Title: Menundukkan kepala, Rating5 of 8765432 reviews

No comments:

Post a Comment