Jangan Jual Agamamu Dengan Debu Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilani Hari Jum’at Pertengahan Syawal Tahun 545 H.

Qalbu orang-orang beriman senantiasa bersih, suci dan melupakan makhluk, terus menerus mengingat Allah Azza wa-Jalla, melupakan dunia, mengingat akhirat, melupakan apa yang ada padamu, dan mengingat apa yang ada di sisi Allah Ta’ala.
Kalian bisa terhijab oleh mereka dan seluruh apa yang ada pada para makhluk itu, disebabkan kesibukanmu dengan dunia dan melalaikan akhirat. Kalian meninggalkan rasa malu di hadapan Allah Azza wa-Jalla, sehingga kalian tersungkur di sana. Karena itu terimalah nasehat kawan anda yang mukmin dan anda jangan kontra. Karena dia yang tahu apa yang ada pada dirimu, hal-hal yang anda tidak tahu tentang dirimu.
Karena itu Rasulullah Saww bersabda: “Orang mukmin adalah cermin bagi sesama mukmin.”
Mukmin yang benar dalam nasehatnya bagi sesama mukmin, akan menampakkan kejelasan apa yang tersembunyi pada saudaranya, yang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Ia mengenalkan mana yang menjadi kebaikan dan mana yang berdampak keburukan. Maha Suci Allah yang telah memberikan anugerah di hatiku untuk menasehati makhluk dan hal demikian telah dijadikan sebagai hasrat besarku.
Saya menasehati dan saya sama sekali tidak menginginkan imbalan. Sebab akhiratku telah menjadi bagian sukses bagi diriku di sisi Tuhanku Azza wa-Jalla. Aku tidak mencari dunia, karena aku bukan budak dunia, juga bukan hamba akhirat, bahkan bukan hamba selain Allah azza wa-Jalla.
Aku tidak menyembah kecuali hanya kepada Sang Pencipta, Yang Esa, Yang Maha Esa nan Qadim. Kepuasanku ada pada kebahagian kalian, dan kedukaanku jika kalian hancur celaka. Jika aku melihat murid yang benar dan benar-benar telah meraih kemenangan melalui diriku, aku merasakan kepuasan dan kelegaan, bahkan kegembiraan, karena bagaimana hal itu terjadi melalui diriku?
Anak-anak muridku….Hasratku adalah anda, bukan diriku. Jika anda bisa berubah, itu demi anda, bukan demi diriku. Aku hanya menggambarkan pelajaran, dan sesungguhnya yang membuat aku senang, semata karena ini semua hanya untuk dirimu.
Wahai para kaum Sufi tinggalkan takabur di hadapan Allah Azza wa-Jalla dan takabur di hadapan sesama makhluk. Lihatlah kadar diri-diri anda, dan rendah hatilah dirimu. Awalmu hanya setets air hina, dan akhirmu hanyalah bangkai yang terbuang. Karena itu kamu semua jangan tergolong orang yang tamak dan dikendalikan hawa nafsu. Hawa nafsu yang mendorong anda untuk memasuki pintu-pintu penguasa untuk mencari sesuatu dari mereka, untuk mendapatkan bagian atau pemberian mereka, padahal bagian yang diberikan itu begitu hinadina.
Kanjeng Nabi Saww, bersabda:“Siksa paling dahsyat dari Allah Azza wajalla pada hambaNya, adalah ambisinya si hamba untuk meraih apa yang tidak dibagikan padanya.”
Betapa celakanya, wahai orang bodoh terhadap takdir dan bagian dari Allah. Apakah kalian menyangka bahwa generasi dunia ini mampu memberikan bagian pada kalian, hal-hal yang bukan bagianmu? Tetapi anda perlu ingat, bahwa waswas (godaan) syetan yang terus menggoda kealam dan hati anda, sampai anda tidak lagi menjadi hamba Allah Azza wa-Jalla, dan menjadi hamba diri anda sendiri, menjadi budak nafsu dan syetan anda. Menjadi budak naluri, harta dan uang anda. Hati-hatilah mana tempat kemenangan dan kebahagiaan sampai anda mampu menempuh jalan ubudiyah anda.
Diantara para Ulama sufi mengatakan, “Siapa yang tidak mengenal tempat kebahagiaan hakiki, pasti tidak pernah bahagia.” Anda mengetahua tempatnya, tetapi anda hanya mengenal melalui kedua mata kepala anda, bukan dengan matahati dan rahasia batin anda. Iman anda hanya melintas belaka, sampai anda hanya melihat tidak dengan penglihatan hakiki. Allah Azza wa-Jalla berfirman:“Sesungguhnya bukan mata yang buta, tetapi yang buta adalah matahati yang ada di dalam dada.”
Si tamak yang memburu dunia dari tangan makhluk telah menjual agama dengan debu, menjual apa yang abadi dengan yang fana, lalu dia tak mendapatkan kedua-duanya. Sepanjang iman anda kurang, anda merasa kurang dengan dunia dan kehidupan anda hanya untuk merebut sesama, sampai agama anda tergadaikan dan anda merasa bisa makan dari mereka. Namun sepanjang iman anda sempurna, anda akan senantiasa mampu bertawakkal jiwa anda kepada Allah azza wa-Jalla dan keluar dari sebab akibat duniawi, memutuskan hati pada budak dunia menuju kepada Allah Ta’ala, lalu hati anda pergi menjauh dari seluruh makhluk.
Disinilah hatimu bisa keluar dari negerimu, keluar dari keluargamu, keluar dari took dan popularitasmu. Lalu anda menyerahkan semua itu pada mereka, seakan-akan Malakat Maut hendak menjemput anda, anda seperti sedang disambar oleh kamatian, seakan-akan bumi hendak menelan anda, dan gelombang takdir telah meraih anda memasukkan ke dalam lautan ilmu dan menenggelamkan anda di sana. Siapa yang mampu di tahap ini, segala penderitaan dunia tidak berpengaruh baginya, sebab dunia hanya pada lahirnya, bukan masuk dalam batinnya. Bahkan dunia untuk yang lain bukan untuk hatinya.
Wahai para kaum sufi…. Jika anda semua mampu melakukan apa yang saya sebutkan itu, mampu mengeluarkan sebab akibat dunia dan ketergantungan padanya dari hatimu, anda akan meraih kemenangan dari segala segi. Jika anda tidak mampu meraih semua itu, paling tidak sebagian ajaran itu anda dapatkan. Nabi kita SAW bersabda:“Kosongkan dirimu dari problema duniawi semampu (semaksimalmu).”
Anak-anak muridku…Jika kamu sekalian mampu mengosongkan hatimu dari dunia, lakukanlah. Jika tidak, maka cepatlah larikan hatimu menuju kepada Allah Azza-wa-Jalla. Gantungkan hatimu pada Rahmat Allah Ta’ala, sampai problema dunia keluar dari hatimu, karena Allah azza wa-Jalla Maha Kuasa atas segalanya dan Maha mengetahui. Pada KuasaNyalah segalanya tergenggam. Kokohlah di pintuNya, mohonlah agar hatimu disucikan dari selain DiriNya, lalu dipenuhi iman dan ma’rifat padaNya, mengenalNya dan cukup denganNya, jauh bergantung pada makhlukNya. Mohonlah agar dianugerahi Yaqin, dan kemesraan qalbu bersamaNya, kesibukan fisik untuk taat padaNya. Mohonlah semuanya dariNya bukan dari selain Dia.
Jangan sampai anda menyerahkan pada sesama makhluk, tetapi serahkan padaNya, bukan lainNya. Engkau bermuamalah denganNya dan bagiNya, bukan bagi yang lain.Anak muridku….Kefahaman teoritis dan ucapan, tetapi tidak disertai amal qalbu, membuat anda tidak bisa melangkah kepada Allah Ta’ala, walau pun selangkah. Perjalanan adalah perjalanan Qalbu. Kedekatan adalah kedekatan rahasia qalbu. Amal sesungguhnya adalah amal hakiki disertai disiplin pada aturan syariat dalam gerak fisik badan kita, dan Tawadlu (rendah hati) kepada Allah azza wa-Jalla dan kepada para hambaNya.
Siapa yang mengukur dirinya dengan hasrat diri sendiri, maka tidak akan dapatkan ukuran benar. Siapa yang memamerkan amalnya pada makhluk, bukanlah disebut amal. Amal sesungguhnya justru tersembunyi, kecuali hal-hal yang fardlu, yang harus ditampakkan. Dan anda telah sembrono dalam melangkahkan jejak asas jiwa anda. Tentu tidak ada manfaatnya manfaatnya anda membangun sesuatu di atasnya, karena bangunan akan roboh. Fondasi amal adalah Tauhid dan Ikhlas. Siapa yang tidak berpijak pada Tauhid dan Ikhlas, tidak akan meraih amal. Kokohkan asas fondasi amal anda dengan Tauhid dan Ikhlas, lalu bangunlah amal itu dengan Daya Allah Azza wa-Jalla, bukan dengan kekuatan dan dayamu. Tangan Tauhid adalah penegak, bukan tangan syirik dan kemunafikan. Orang yang bertauhid adalah yang mampu meninggikan derajat amalnya, bukan pada orang munafik.
Ya Allah jauhkan diri kami dari kemunafikan dalam seluruh tingkah kami. Dan berikan kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, dan lindungi kami dari azab neraka.


Pasrahkan Jiwamu Kepada Allah
Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-JilanyHari Ahad, 9 Dzul Qa’dah tahun 545 H.

Orang beriman itu meraih bekal, sedangkan orang kafir itu menikmati. Orang beriman meraih bekal, karena itu dia berada di perjalanan, lalu menerima sedikit saja dari hartanya, dengan lebih mengedepankan pada akhirat yang lebih besar. Ia membiarkan dirinya dengan sekadar bekal seorang penempuh perjalanan, karena semua hartanya untuk akhirat. Hati dan cintanya di akhirat sana. Hatinya memutuskan untuk menetap di akhirat, bukan menetap di dunia dan penghuninya. Kalau ia dapat makanan yang baik, ia prioritaskan makanan itu untuk orang faqir, karena ia tahu bahwa di akhirat ada makanan lebih baik dari itu semua.
Tujuan utama orang beriman yang ‘arif dan ‘alim adalah mendekati Pintu Allah Azza wa-Jalla. Dengan hatinya ia ingin mendekatiNya di dunia sebelum sampai ke akhirat. Mendekati dengan hatinya adalah tujuan perjalanannya.Aku melihat anda ketika berdiri, ruku’, sujud, bangun malam, berpayah-payah, sementara hatimu terus menerus tidak pernah meninggalkan tempat, tidak keluar dari rumah WujudNya, dan tidak bergerak dari tradisiNya.
Carilah Tuhanmu dengan cara yang benar, karena bukan bersusah payah itu yang disebut dengan cara yang benar. Lubangi dirimu dengan alat pelubang kebenaranmu. Buanglah tali pengikatmu dengan makhluk dengan tali keikhlasan dan tauhidmu. Patahkan cekatan tanganmu untuk meraih segalanya dengan tangan zuhudmu di dalamnya. Lemparkan hatimu sampai ke pantai lautan kedekatan dengan Tuhanmu Azza Wa-Jalla. Pada saat itu akan datang kepadamu kapal pertolongan yang meraihmu menuju Allah Azza wa-Jalla.Dunia ini adalah lautan, dan imanmu adalah kapal.
Di sinilah Luqman Al-Hakim ra, berkata, “Wahai anakku, dunia adalah lautan, dan iman adalah kapal, angin yang menjalankan perahunya adalah keta’atan, dan benua adalah akhirat.”Wahai orang-orang yang terus menerus bermaksiat, dalam waktu dekat kamu akan buta, tuli, lumpuh dan miskin. Kerasnya hati para makhluk akan merampas hartamu penuh kerugian. Berfikirlah, kembalilah pada Tuhanmu Azza wa-Jalla.
Jangan sampai kamu musyrik karena hartamu, dan kalian mengandalkan hartamu itu. Renungkanlah datangnya maut. Minimalkan ambisi duniawimu, pendek dan potonglah angan-khayalanmu. Sebagaimana Abu Yazid al-Bisthamy ra, berkata, “Orang mukmin yang arif sama sekali tidak menuntut Allah, bukan tuntutan dunia, bukan pula tuntutan akhirat. Ia hanya meminta dari Tuhannya.”
Anak-anak, kembalilah pada Tuhanmu dengan hatimu. Orang yang bertobat adalah yang kembali kepada Allah Azza wa-Jalla, sebagaimana firmanNya:”Kembalilah kepada Tuhanmu..”Kembalilah, maka kalian serahkan semua kepadaNya, serahkan jiwamu, lemparkan dirimu di hadapanNya, pada Rencana, Takdir dan PerintahNya, larangan dan kehendakNya. Lemparkan hatimu tanpa kata-katamu, tanpa tangan dan kakimu, tanpa mata, tanpa “bagaimana”, tanpa kenapa, tanpa kontra dan tanpa berbeda. Tetapi dengan keselarasan dan kejujuran, dengan ucapan yang benar, dengan perintah yang benar, dengan takdir yang benar, dan engkau dapatkan kehendak yang benar. Kalau kamu seperti itu, pasti hatimu akan kembali dengan musyahadah kepadaNya.
Jangan bersenang dengan sesuatu, tetapi hati-hati dengan sesuatu itu, sesuatu mulai di bawah Arasy sampai bintang tsuraya. Cepatlah lari dari semua makhluk itu, sampai tak tersisa di hatimu. Beradab dengan para syeikh tidak baik kecuali pada orang yang telah berkhidmah demi keselamatan makhluk. Lihatlah perilaku mereka bersama Allah Azza wa-Jalla.Banyak orang yang membikin pujian dan cacian seperti hujan dan kemarau, malam dan siang, keduanya silih berganti, dipandang semuanya dari Allah Azza wa-Jalla, karena semua itu takdir Allah Azza wa-Jalla. Ketika sudah benar-benar nyata di mata mereka, mereka pun tidak menghiraukan pujian orang memuji dan tidak lari dari cacian para pencaci. Karena hati mereka telah keluar dari kecintaan terhadap makhluk maupun kebencian mereka. Justru mereka merasa kasihan sekali dengan para makhluk itu.
Jangan sampai kalian disesatkan oleh ilmu, yang membuat anda tersesat. Anda sholat dan puasa demi makhluk, sampai para makhluk itu merasa tunduk padamu, menyerahkan hartanya padamu, memuji anda di rumah-rumah mereka dan di majlis-majlis mereka, dan anda merasa berhasil karena makhluk-makhluk itu. Jika maut menjemputmu, siksa mendatangimu, kesusahan dan penderitaan yang menghalangi dirimu dengan mereka, padahal tak satu pun yang bisa menolong dirimu, dan harta yang kalian raih dari mereka itu dirampas orang lain, sementara siksa dan hisab menantimu, sungguh wahai mahrum, anda dapatkan semua di dunia, tapi anda dapatkan semua siksa di akhirat esok.
Ahli ibadah adalah para wali, dan para abdal yang mukhlis sangat dekat dengan Allah Azza wa-Jalla. Para Ulama yang mengamalkan ilmunya adalah pengganti Allah di bumiNya, menjadi utusanNya, mewarisi para NabiNya dan RasulNya. Bukan kalian wahai orang yang di sibukkan oleh retorika, bukan kalian yang religius-formalis sementara batin anda bodoh.Apa yang anda dapatkan? Islam? Islam anda tidak benar! Padahal dasar Islam itu Syahadat. Sementara hatimu tidak bersyahadat. Kalian berucap Tiada Tuhan selain Allah, tetapi anda dusta. Di hatimu terkumpul berhala-berhala ketakutanmu pada penguasamu, lalu menjadi sesembahan hatimu yang menjubali jiwamu. Prinsip mengandalkan karyamu, labamu, upayamu, kekuatanmu, pendengaranmu, penglihatanmu, pukulanmu, adalah berhala-berhala.
Pandanganmu bahwa manfaat, bencana, anugerah, hambatan, kamu anggap dari makhluk, adalah berhala-berhala. Betapa banyak orang menyebutkan semua ini dengan ucapannya, lalu mereka memamerkan, menampakkan seakan-akan mereka ini ahli tawakkal pada Allah Azza wa-Jalla, justru dzikir mereka hanya di lisan, bukan sampai di hatinya. Mereka begitu bangga dengan stylenya, dan mereka katakan, “Nah, begini ini…inilah….bukankah kami ini muslim? Besok di akhirat akan tampak jelas cacat mental mereka, dan jelas keburukannya.Hai celaka! Anda mengokohkan dalam ucapan “Tiada Tuhan….” Dengan menafikan semuanya, dan “Kecuali Allah” sebagai penetapan total padaNya, bukan selainNya. Lalu kenapa masih ada sisa waktu bagi hatimu untuk mengandalkan yang lain selain Allah Azza wa-Jalla? Anda bohong besar! Ternyata anda punya berhala yang anda andalkan? Padahal hati adalah yang beriman, yang menyatu, yang mukhlish, yang taqwa, yang wara’, yang zahid, yang meyakini, yang mengenal, yang mengamalkan. Hatimulah pemimpin, yang lain hanya pasukan. Kalau kamu mengucapkan Laailaaha Illallah, haruslah hatimu dulu baru lisanmu. Pasrahkan padaNya, gantungkan padaNya, bukan pada lainNya.Biarkan lahiriyahmu sibuk dengan aturan hukum, tetapi hatimu harus bersama Allah Azza wa-Jalla.
Biarkan dzohirmu menghadapi kebajikan dan kejahatan, tetapi hatimu harus sibuk bersama pencipta kebajikan dan kejahatan. Yang mengenalNya, akan sampai kepadaNya. Semua ucapan ada di hadiratNya. Tawadlu’lah padaNya dan hamba-hambaNya yang sholeh. Lipatkanlah hasrat, kesedihan, tangisan, ketakutan dan rasa hinamu, rasa malumu, penyesalanmu atas keteledoranmu karena hilangnya ma’rifat dan pengetahuan serta kedekatan denganNya.”Allah yang bertindak apa yang dikehendakiNya, tidak akan ditanya apa yang dilakukanNya, dan mereka justru yang ditanya (apa yang mereka lakukan)”Renungkan apa yang kurang, yang teledor, yang bodoh, yang terlempar, yang bakal menimpanya, dan lihatlah ke masa depan yang dihadapinya, apakah ia diterima atau ditolak oleh Allah SWT, apakah ia diberangus, apakah kelak di hari kiamat bersama orang yang beriman atau bersama orang-orang kafir. Nabi SAW saja bersabda:”Akulah yang paling ma’rifat kepada Allah, dan paling takut kepadaNya”.
Diantara jumlah kecil para arifin, ada yang membaca apa yang ada di Lauhul Mahfudz, lalu ia merenungkan di hatinya, dan Allah memerintahkan untuk menyembunyikannya, tidak menampakkan melalui nafsunya, dengan tetap ber-islam, menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya, sabar atas bencana, dan Zuhud dari segala hal selain Allah Azza wa-Jalla. Sama bagi merka antara debu dan emas, antara pujian dan cacian, antara pemberian dan halangan, antara nikmat dan derita, antara kaya dan miskin, antara ada dan tidaknya sesama makhluk. Kalau sesudah sempurna semua itu Allah di belakang mereka secara total, baru kemudian Allah memberikan stempel dengan kepemimpinan ruhani dan kewalian atas makhluk. Setiap orang yang memandangnya senantiasa meraih manfaat karena Kharisma Ilahi dan cahayaNya yang membias padanya.Ya Tuhan Kami berikanlah kami di dunia kebajikan, dan di akhirat kebajikan, dan lindungilah kami dari siksa neraka.
Orang Yang Bodoh Merasa Gembira Dengan Hal Duniawi
Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-JilanyHari Selasa 11 Dzul Qa’dah, 545 H.
Al-Hasan Bashri mengatakan, “Pandanglah dunia ini dengan mata yang hina, maka demi Allah sesungguhnya anda tidak akan meraih kebaikan sebelum anda melihatnya dengan pandangan kehinaan.”
Anak-anak sekalian…. Mengamalkan Al-Qur’an berarti memposisikan dirimu pada sisiNya, dan mengamalkan Sunnah berarti memposisikan dirimu di sisi RasulNya, Nabi Muhammad SAW. Hatinya dan citanya tidak pernah bergeser dari jiwa sesama manusia. Orang inilah yang yang diberi anugerah kebajikan dan kedalaman, kejernihan dan riasan atas rahasia-rahasia jiwanya. Orang inilah yang dibukakan pintu taqarrub, yang bangkit, yang pergi meninggalkan diri antara hati dan rahasia hati dan antara Tuhannya Azza wa-Jalla. Setiap langkah jejaknya senantiasa menambah kegembiraan jiwanya.
Maka siapa pun yang dianugerahi rizki seperti itu, ia harus bersyukur dan bertambah taatnya. Kalau seseorang bergembira di luar anugerah seperti itu, berarti seseorang telah meraih ketololan, karena orang bodoh adalah orang yang bergembira dengan dunia. Sedangkan orang yang pandai adalah yang memanfaat peluang semampang di dunia. Orang yang bodoh selalu membantah takdir dan kontra pada ketentuanNya. Orang ‘alim senantiasa selaras dan ridlo kepada takdirNya.
Hei kalian, sungguh kasihan sekali. Jangan sampai dirimu menentang takdir dan memberontakNya, hingga dirimu masuk dalam jurang kehancuran. Rotasi hakikat adalah rela kepada Perilaku Allah Azza wa-Jalla, mengeluarkan makhluk dari dalam hatimu, sampai kalian bertemu Sang Pemelihara makhluk. Engkau menemuiNya dengan hatimu, sirrmu dan maknamu. Dengan begitu kalian bisa mengikuti Langkah Ilahi Azza wa-Jalla, jejak RasulNya dan hamba-hambaNya yang saleh.Bila kalian punya kemampuan untuk berkhidmah kepada orang-orang saleh, lakukan, karena itu lebih baik bagimu di dunia dan di akhirat.
Kalau kalian memiliki seluruh dunia, sementara hatimu tidak seperti hati mereka, maka kalian tidak memiliki sedikit pun, seperti hati mereka yang dilimpahi kebajikan Allah Azza wa-Jalla. Mereka yang memiliki dunia dan akhirat, dalam aturan antara kalangan publik dan kalangan elit Ilahi dengan aturan Allah Azza wa-Jalla.Aduh, kalian jangan menyandarkan hasratmu kepada sesama makhluk. Sementara dalam benakmu hanya makan dan minum, bergaya pakaian, memuaskan kawin, menumpuk dunia dan ambisius. Orang-orang yang memburu dunia akan terjerumuskan ketika di akhirat. Dagingmu hanya akan jadi santapan ulat dan belatung serta binatang ganas bumi.
Sabda Nabi saw:”Allah Azza wa-Jalla punya malaikat yang terus mengumandangkan pagi dan petang: “Wahai manusia, siapkan dirimu untuk maut….sadarlah kalian datangnya kehancuran….dan bersatulah menghadapi musuh…”Orang mukmin yang benar selalu punya niat yang baik dalam seluruh urusan kerjanya di dunia, bukan demi dunia, tetapi demi akhirat. Ia bangun masjid, gedung, madrasah, pesantren dan membangun jalan bagi ummat. Kalau tidak membangun itu semua, maka ia hanya membangun keperluan keluarga, orang miskin dan orang yang tak berdaya dan hal-hal yang harus dilakukannya. Yang ia inginkan sesungguhnya dari membangun itu adalah membangun di akhirat, bukan membangun menuruti hawa nafsunya.Bila manusia berpijak benar seperti itu, ia bersama Allah Azza wa-Jalla dalam semua perilakunya, lalu kekurangannya tetap bersama Allah, kelebihan materinya tetap bersama Allah, hatinya bertemu dengan para Nabi dan Rasul SAW. Ia menerima apa yang datang dari para Nabi dan rasul itu, baik dalam ucapan maupun tindakan, penuh keimanan dan keyakinan, apalagi jika bisa bertemu mereka di dunia dan di akhirat.
Orang yang berdzikir kepada Allah Azza wa-Jalla adalah orang yang hidup, yang mengalami transformasi dari kehidupan ke kehidupan, maka ia tak pernah mati kecuali sejenak. Manakala dzikir terus langgeng berlangsung dalam hati, langgeng pula dzikir hamba kepada Allah Azza wa-Jalla, walau lisannya tidak berdzikir. Sepanjang hamba langgeng berdzikir, langgeng pula keselarasannya dengan Allah, ridlo dengan perilaku Ilahi. Bila anda tidak berselaras dengan Allah atas datangnya musim dingin, berarti anda mendustai musim dingin, begitu pula jika anda tidak berselaras dengan Allah datangnya musim panas, anda mendustai musim panas. Berselaras atas dua musim itulah yang menghilangkan penderitaan anda dan kerasnya dua musim itu. Begitu pula berselaras dengan cobaan dan penderitaan menghilangkan keruwetan, kesempitan dan luka, serta depressi, disaat dua musim itu tiba.Betapa mengagumkan perilaku kaum Sufi, betapa indahnya kondisi jiwa mereka. Semua yang datang dari Allah Azza wa-Jalla dirasa baik di hati mereka. Karena mereka telah dilimpahi air ma’rifat dan berapa dalampangkuanNya, senantiasa mesra bersamaNya di sisiNya dan menghapuskan diri dari selain DiriNya, senantiasa mati di hadapanNya. Ia telah diliputi oleh sifat Kharisma Ilahi, dan jika Allah berkehendak Dia membangkitkan mereka, menghidupkan mereka. Mereka di Tangan Allah seperti Ashhabul Kahfi dalam guanya. Yaitu mereka dikatakan dalam Al-Qur’an:”Dan mereka Kami belokkan ke arah kanan dan ke arah kiri”Mereka adalah manusia paling cerdas, karena menyerahkan harapannya kepada Tuhannya, harapan maghfirah dan keselamatan dalam seluruh perilaku kehidupannya. Sementara kalian, beramal dengan amalnya ahli neraka sembari mengharap syurga. Anda mengangan-angan sesuatu yang bukan tempatnya. Anda jangan terpedaya oleh tipudaya orang yang meminjami, dan dalam waktu singkat mengambil harta anda. Allah telah meminjami kehidupan kepada anda, sampai dirimu taat kepadaNya dalam kehidupan itu. Allah menahanmu di dunia agar kamu bisa melakukan peluang yang diberikan. Begitu juga kesehatan, kekayaan, keamanan, derajat, semuanya adalah pinjaman dari Allah. Semua kenikmatan adalah pinjaman pula. Jangan anda berbuat sembrono, atas pinjaman tersebut. Maka semua pinjaman Allah itu harus anda jadikan sebagai peluang ketaatan. Semuanya harus dijadikan tempat aktivitas untuk kesalamatan bersama Allah Azza wa-Jalla, dunia hingga akhirat.
Sebagian Sufi mengatakan, “Berselaraslah dengan Allah dalam mengurusi soal sesama makhluk. Jangan berselaras dengan kepentingan makhluk untuk urusan Allah. Bangkrutlah orang yang bangkrut. Tuntaslah orang yang menunaikan. Karena anda tahu, bahwa orang yang berselaras dengan Allah Azza wa-Jalla itu adalah orang-orang yang saleh dari hamba-hambaNya yang berselaras.”
Jangan Ikuti Ulama Yang Tidak Shaleh
Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-Jilany Hari Jum’at Pagi Tanggal 7 Dzul Qa’dah, 545 H.
Hai Munafiq! Allah memberangus dirimu dari muka bumi. Apa yang masih tersisa dari kemunafikanmu? Sampai dirimu terus menerus mengumpat Ulama Sholeh, para Auliya’ yang Soleh? Kalian memakan daging mereka dalam pesta bersama dengan kelompok-kelompok munafikmu? Padahal dalam waktu dekat dagingmu akan disantap oleh ulat-ulat, mulutmu, dan ulat-ulat itu akan mencabik-cabik dan merobek-robekmu. Bumi akan menelanmu, menjepitmu dan menggilasmu.
Tak ada kemenangan dan kebahagiaan bagi orang yang tidak memiliki baik sangka (husnudzon) kepada Allah Azza wa-Jalla dan kepada hamba-hambaNya yang saleh, tak ada kebahagiaan bagi mereka yang tidak tawadlu pada hamba-hambaNya itu. Kenapa anda tidak rendah hati kepada mereka? Padahal mereka adalah para pemuka ruhani dan pemimpin ummat. Apa pangkatmu wahai munafik, dibanding mereka?Padahal Allah Azza wa-Jalla telah mengikat jiwa para Auliya dan Ulama saleh; dimana hujan turun dan tumbuhan ranum karena mereka. Setiap makhluk seperti dibawah perlindungan mereka. Setiap orang dari mereka ini seperti gunung yang tak tergoyahkan oleh bencana dan guncangan musibah. Tauhid mereka dan ridlo mereka begitu kokoh terhadap Allah, Tuhan mereka. Mereka senantiasa berjuang untuk ummat dan jiwanya.
Bertaubatlah kepada Allah hai munafik! Mengaku salahlah kepadaNya, akuilah dosa-dosamu, antara dirimu dengan Allah, dan hinakan dirimu di hadapanNya. Sungguh! Kalau anda tahu apa yang ada padamu saat ini, anda semua pasti tidak seperti ini. Beradablah kamu di hadapanNya, sebagaimana para pendahulumu beradab kepada Allah Azza wa-Jalla. Kenapa anda seperti banci? Watak, perilaku dan keberanianmu? Keberanian dalam agama adalah berani menegakkan kewajiban Allah Ta’ala.
Janganlah kalian menghina ucapan para Ulama dan para sufi. Karena ucapan mereka adalah obat dan buah. Sekarang tak ada Nabi diantara kalian, kecuali kalian semua mengikuti para Ulama saleh, karena dengan begitu kalian mengikuti jejak Nabi SAW, karena merekalah yang mengukuti jejak nabi dengan sebenar-benarnya. Jika kalian mengikuti seperti mengikuti Nabi, jika kalian melihat seakan-akan melihat para Nabi.
Bergurulah kepada Ulama-ulama yang taqwa. Karena berguru kepada mereka membawa barokah. Jangan berguru kepada Ulama-ulama yang tidak mengamalkan ilmunya, karena berguru kepada mereka malah runyam. Jika kamu berguru kepada orang yang lebih taqwa dan lebih berilmu, maka belajarmu meraih barokah yang banyak. Tapi kalau kamu berguru kepada orang yang lebih tua dari kamu usianya, tetapi tidak ada ketaqwaan dan ilmu, maka belajarmu akan membawa bencana.
Beribadahlah untuk Allah, bukan untuk selain Allah. Tinggalkan hatimu hanya untuk Allah, jangan biarkan hatimu untuk selain Allah. Sebab beramal selain Allah bisa kufur. Membiarkan hati untuk selain Allah Riya’. Siapa pun yang tidak mengenal ini dan beramal untuk selain ini dia berada dalam kesesatan, tanpa disadari maut telah menjemputnya.Hati-hati kalian. Kalian harus sampai kepada Tuhan kalian.
Putuskan hatimu dari selainNya. Sebagaimana sabda Nabi SAW:”Berwushullah pada orang yang berada diantara dirimu dan Tuhanmu, kalian semua akan bahagia…”Beradalah bersama shaf orang yang diantara dirimu dan Tuhanmu, melalui perlindungan hati orang-orang saleh.Anak-anak sekalian. Jika anda temui dirimu, di hatimu, masih suka membedakan antara orang miskin dan orang kaya, maka kalian tidak akan bahagia. Muliakan orang fakir dengan kesabaran mereka, dan ambillah berkah dari mereka, bertemu mereka dan bermajlis dengan mereka. Nabi saw, bersabda: “Kaum fakir adalah para penyabar, merekalah kaum majlis Ar-Rahman di hari kiamat.”Saat ini mereka bermajelis dengan Allah melalui hatinya, besok mereka dengan jasadnya. Para fakir adalah mereka yang hatinya zuhud dengan dunia, berpaling dari pesona dunia, dan mereka memilih kefakiran dibanding kemewahan, mereka bersabar dengan kenyataan itu. Ketika telah sempurna mereka dilamar oleh akhirat. Ketika bertemu akhirat mereka melihat bahwa akhirat ternyata bukan Tuhan mereka, lalu mereka berpindah dari akhirat, lalu mereka lari karena malu kepada Tuhannnya Yang Maha Agung dan Mulia. Bagaimana tidak? Kenapa harus bermukim pada selain Allah? Akhirnya mereka bertemu dengan Sang Pencipta dan bermesraan denganNya, lalu menyerahkan semua perbuatannya padaNya, dan seluruh kebajikan dan kepatuhan, lalu mereka terbang degan sayap-sayap kebenaran jiwanya menuju Allah Azza wa-Jalla. Mereka terbang menuju yang mewujudkan mereka, mencari Ar-Rafiiqul A’la (Allah Yang Maha Asih lagi Luhur). Meraih Yang Maha Awal dan Maha Akhir, Maha Dzohir dan Maha Bathin, sampai pada cakrawala Kedekatan, sehingga mereka menjadi golongan yang disebut Allah Azza wa-Jalla:”Dan mereka sesungguhnya, di sisi Kami,. Termasuk orang-orang yang sangat terpilih.”Hati mereka, hasrat mereka dan makna mereka hanya pada Kami. Lubuk jiwa paling dalam, hanya bagi Kami.
Jika para Sufi sudah sempurna, mereka tidak sama sekali tergoda oleh dunia dan akhirat. Langit dan bumi dan diantara langit dan bumi telah terlipat oleh hati, rahasia hati yang telah menfanakan mereka dari selain Allah dan mempertemukan Allah SAWT. Kalau saja mereka ada di dunia, tetap dikembalikan pada sikap manusiawinya, demi memenuhi bagian takdir mereka, agar Ilmu dan Qodlo-QodarNya tidak diganti, sehingga mereka memperbaiki adab bersama Ilmunya Allah, Qodlo dan QodarNya. Dan mereka meraih apa yang diberikan Allah melalui jejak Zuhud, bukan dengan Nafsu dan Hawa, atau pun hasrat. Karena itu pula aturan hukum dzohir tetap terjaga bagi mereka dalam segala perilakunya. Mereka tidak pernah bakhil kepada sesama. Kalau diberi kemurahan di dunia, semuanya untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah Ta’ala, tak sebesar atom pun di hatinya ada sisa dunia.Kalau kalian masih bersama dunia, kalian tak dapatkan akhirat. Dan selama masih dengan akhirat kalian tak dapatkan Allah Tala’a.
Jadilah kalian sebagai pelaksana tugas Ilahi. Jangan bodoh lagi! Jangan sampai kalian tergolong orang yang disesatkan dari pengetahuan kebenaran. Diantara caramu bertemu Allah, temuilah orang-orang miskin melalui hartamu. Karena sedekah itu bekerjasama dengan Allah Ta’ala Yang Maha Kaya dan Murah. Apakah ada yang rugi kalai bekerjasama dengan Yang Maha Kaya dan Maha Murah? Nafkahkanlah demi Wajah Allah Sebiji atom yang kau nafkahkan demi Allah, akan kau dapatkan segunung balasan dariNya. Setetes yang kau nafkahkan, selautan yang diberikanNya, di dunia dan di akhirat akan kau raih semuanya, pahala dan balasanNya.Anak-anak…kalau
kau beramal untuk Allah, bersihlah tanamanmu, mengalirlah sungai-sungaimu, rimbun, ranum dan subur tanamanmu. Perintahkan kebaikan, cegahlah kemungkaran dan tolonglah agama Allah azza wa-Jalla. Hadiahkan semua di dalamnya dengan benar. Siapa bersedekah dalam kebaikan akan abadi sedekahnya, baik dalam sunyi, sendiri, terang-terangan, suka maupun duka, musim semi maupun kemarau.
Carilah kebutuhanmu dari Allah bukan dari makhluk. Kalau kalian memang bersama sesama makhluk, sunyikan hatimu bersama Allah Ta’ala, Allah akan melimpahkan ilhamNya untuk dirimu keman arah yang harus kau raih hajatmu. Kalau kalian mendapatkan rizki itu bukan dari mereka tetapi dari Allah swt.
Orang-orang Sufi mengeluarkan kepentingan hasrat rizkinya dari hati mereka, karena mereka tahu kadar dan bagian dariNya, lalu mereka tidak berambisi dan bernafsu mencarinya, lalu hatinya bersemayam pada Sang Pemilik semuanya. Mereka merasa cukup dengan anugerah Allah Ta’ala, atas Maha DekatNya dan PengetahuanNya. Jikia sudah sempurna perilaku perjalanannya mereka menghadap arah makhl;uk lain, dan memberikan pencerahan pada mereka agar menuju kepada Sang Maha Diraja, dimana mereka menata hati ummat untuk dekat kepadaNya, demi diterimanya mereka dan Ridlo dariNya.
Diantara para Sufi – semoga Allah merahmati – berkata, “Hamba Allah yang sesungguhnya adalah mereka yang ibadahnya benar-benar hanya bagi Allah, sama sekali tidak pernah mencari ganti dunia dan akhirat. Dia hanya mencariNya, bukan lainNya.”Ya Allah, tunjukkan semua makhluk menuju PintuMu. Inilah permohonanku selamanya dan sepenuhnya terserah Engkau.Ini doa umum yang kupanjatkan padaNya. Adapun Allah azza wa-Jalla berbuat sekehendakNya bagi makhlukNya. Jika hati telah benar, maka rahmat dan rasa asih akan melimpah ke sesama.
Seorang Sufi berkata, “Tak ada orang yang berbuat kebajikan begitu banyak dan tidak meninggalkan dosa, kecuali para Shiddiqun. Kaum Shiddiqun meninggalkan dosa besar dan kecil, kemudian menjaga wara’nya dari kesenangan syahwat, meninggalkan hal-hal yang dibolehkan tetapi masih kabur, dan hanya mencari halal yang mutlak (benar-benar halal). Kaum Shiddiqun siang dan malamnya full ibadah, mereka robohkan kebiasaan watak manusiawi, dan meraih rizki melimpah tak terhingga. Jiwanya jernih dan bersih. Ia tetap bersabar ketika terhalang keinginannya, ketika tujuannya gagal. Coba bayangkan, dia berdoa tapi tidak diijabah, dia memohon tapi tidak diberi, dia mengadu, tapi bertambah aduannya, dia mencari jalan keluar tapi tidak menemukan, dia mendekat tetapi tidak tahu apakah Dia dekat dengannya, seakan-akan dia tak beriman dan tak bertauhid. Dan semua itu dilakukan dengan penuh kesabaran, karena dia hanya tahu bahwa kesabarannya itulah jadi obat bagi kejernihan jiwanya, bagi pendekatan kepadaNya. Semua kebaikan akan tiba setelah perjuangannya itu. Maka disinilah bedanya orang beriman dan orang munafik, orang bertauhid dan orang musyrik, orang yang ikhlas dan orang yang pamer, orang yang berani dan orang penakut, orang yang kokoh dan skeptik, orang yang sabar dan orang emosional., orang yang benar dan orang bathil, orang yang jujur dan pendusta, orang pencinta dan pemberang, pengikut sunnah dan pengikut bid’ah.
Dengarkan ucapan kaum sufi. “Jadilah di dunia ini seperti orang yang terluka dan sabar atas obat yang dituangkan demi menghilangkan rasa sakitnya. Semua yang ada di dunia adalah cobaan dan bencana ketika anda bersama makhluk. Mereka memandang dalam bencana, manfaat, anugerah dan kegagalan. Semua obat, dan hilangnya bala’, justru ketika hatimu keluar dari makhluk, dan tekadmu hanya pada ketentuan takdir. Janganlah anda berambisi menjadi pemuka diantara mereka, dan hendaknya hatimu hanya bersama Tuhanmu Azza wa-Jalla, sirrmu jernih bersamaNya, hasratmu hanya menuju kepadaNya. Jika nyata bagimu seperti itu maka hatimu membubung di barisan para Nabi dan rasul , Syuhada’ dan Sholihin, serta Malaikat Muqarrabin. Jika langgeng konsistensimu, engkau akan besar, agung, tinggi, membubung, dan semua kembali kepadamu. Allah melimpahkan apa yang dilimpahkanNya, memberikan apa yang diberikanNya. Sungguh rugi orang yang tuli dari ucapan ini.”Wahai orang yang sibuk dengan kehidupannya, jauh dari meraca cukup bersamaku, sedangkan laba ada padaku, riasan akhirat pada diriku. Aku mengundang sekali lagi, mengumumkan sekali lagi, kenapa kalian masih menengok selain Diriku? Aku telah memberikan segalanya. Jika berhasil meraih akhirat padaku, aku tidak makan sendiri, karena orang dermawan tidak pernah makan sendiri. jadilah kalian orang yang melihat kemurahan Ilahi, dan anda tidak pernah melihat diriku bakhil bukan? Siapa yang mengenal Allah Azza wa-Jalla, selainNya terasa hina. Kebakhilan itu dari ego nafsu, sedangkan nafsu si Arif telah mati jika disandarkan pada nafsu makhluk. Nafsu arif muthmainnah pada janji Allah Azza wa-Jalla, takut dengan ancamanNya.
Ya Tuhan, limpahilah rizki pada kami sebagaimana Engkau limpahi rizki pada kaum Sufi. Dan berikanlah kepada kami kebajikan dunia dan kebajikan akhirat, dan lindungi kami dari azab neraka.”
Keluarkan Ego dan Nafsu Dari Dirimu
Pengajian Syeikh Abdul Qadir al-Jilany Hari Jum’at pagi tanggal 14 Dzul Qa’dah 545 H.
Anda jangan ragu dengan rizki anda, sebab rizki yang mencarimu itu lebih penting daripada kamu mencarinya. Jika anda meraih rizki hari ini, tinggalkan berambisi untuk rizki besok pagi. Seperti ketika engkau melewati sore, anda juga tidak tahu apakah rizki itu akan datang atau tidak dengan kesibukanmu.
Kalau anda mengenal Allah, pasti anda lebih sibuk dengan Allah Azza wa-Jalla dibanding memburu rizki, sebab KharismaNya akan menghalangi perburuan anda. Karena orang yang mengenal Allah, lisannya akan terbungkam. Orang ‘arif akan terus membisu di hadapan Allah, sampai datang perintah Ilahi untuk terjun ke wilayah mashlahat publik. Jika Allah memerintahkan si arif ke publik, akan hilang kebisuan lisannya, dan hilang pula keterasingannya dengan ragam masyarakat.
Nabiyullah Musa AS, ketika menggembala kambing, lisannya terasa cadel, dan asing dengan massa. Namun ketika Allah memerintahkannya, maka Nabi Musa AS, berdoa, “Dan lepaskanlah kecadelan di lisanku hingga mereka faham ucapanku…”Seakan-akan Nabi Musa as, berkata, “Ketika aku terjun di padang untuk menggembala domba, aku tidak membutuhkan pada kekeluan lisanku, sekarang aku berada di tengah khalayak dan harus memberikan pengetahuan kepada mereka.” Maka dengan hilangnya kecadelan atau kekeluan di lisannya, dia bicara sembilan puluh kalimat yang sangat fasih dan sangat mudah difahami. Kecadelan Musa as, gara-gara ia menelan bara api di hadapan Firaun dan Asiah di saat masih balita dulu.
Anak-anak sekalian, aku melihatmu, sangat sedikit pengetahuanmu kepada Allah Azza wa-Jalla, dan pada RasulNya serta Auliya’Nya, para pengganti Nabi, dan KhalifahNya. Kalian sunyi dari hakikat makna. Anda adalah burung dalam sangkar. Rumah yang kosong dan telah roboh. Pohon yang kering dan telah gugur daun-daunnya.Kibaran bendera hati seorang hamba, pertama-tama dengan Islam, kemudian meneguhkan ke-Islam dengan Istislam (pasrah total pada Allah), pasrahkanlah dirimu pada Allah Azza wa-Jalla, maka selamat pula jiwamu dan yang lainnya.Anda harus keluar dari dirimu dengan hatimu, keluarkan hatimu dari makhluk, dan hadir ke hadapanNya telanjang dari dirimu dan dari mereka.
Bila Allah menghendaki, Dia akan memberikan pakaian dan menghias pakaianmu lalu mengembalikan dirimu pada khalayak, kemudian dirimu melaksanakan tugas perintahNya, dengan RidloNya dan Ridlo RasulNya SAW, sembari kamu menunggu perintah berikutnya, dirimu tetap simpuh di hadapanNya. Jika bisa menepiskan segala hal selain Allah Azza wa-Jalla, si hamba ini teguh di hadapanNya di atas telapak jiwanya dan rahasia jiwanya.
Musa as, berkata dengan ucapan kondisi ruhaninya:”Aku bergegas kepadaMu, oh Tuhanku, semoga Engkau meridhoi…”Seakan beliau bermunajat, “aku menyingkirkan duniaku dan akhiratku serta seluruh makhluk. Aku telah putus dari sebab akibat dunia, dan aku melepaskan apa yang kumiliki. Aku datang kepadaMu dengan bergegas, agar Engkau ridho kepadaKu dan mengampuni dosaku, ketika sebelumnya aku bergabung dengan mereka.”Jika dibandingkan dengan munajat itu, wahai orang bodoh, dimana dan apa yang ada padamu? Kalian ini ternyata hamba nafsumu, duniamu dan hawamu. Kalian hamba khalayak, dan bermusyrik dengan mereka, karena kalian mengandalkan pandangan mereka dalam soal manfaat dan bahaya, sementara kalian mengharapkan syurga, kalian merasa takut masuk neraka. Dimana posisi kalian di hadapan Allah yang membolak-balik hatimu yang berfirman, “Jadilah, maka terjadilah…”
Anak-anak sekalian, janganlah anda ini diperdaya oleh taatmu yang membuatmu kagum pada prestasi ibadahmu. Mohonlah kepada Allah Azza wa-Jalla, agar taatmu diterima, jangan sampai amalmu itu tertolak. Jangan sampai anda disebut: “Jadilah taatmu sebagai maksiat dan kejernihanmu jadi kotoran.” Siapa pun yang mengenal Allah Azza wa-Jalla, tidak pernah mengandalkan sesuatu dan tidak pula diperdaya oleh sesuatu. Dia tidak merasa aman sampai ia keluar dari dunia dengan keselamatan agamanya, dan menjaga antara dirinya dan Allah Azza wa-Jalla.Anak-anak sekalian. Seharusnya anda melakukan amaliyah qalbu dan keikhlasannya. Ikhlas yang sempurna adalah bersih dari segala hal selain Allah, sedangkan keikhlasan itu didasari ma’rifatullah Azza wajalla. Sementara aku tidak melihat anda sekalian kecuali anda ini adalah para pendusta, baik dalam wacana maupun tindakan, baik dalam sunyi atau ramai. Apa yang kalian jadikan pijakan, jika kalian berkata tanpa tindakan? Kalian bertindak tanpa keikhlasan dan tauhid? Bila kalian penuh kotoran di dirimu, dan berharap Allah meridhoimu, berharap penerimaan amalmu dan ridloNya, bagaimana mungkin? Padahal dalam sesaat anda telah menyalakan api neraka, sedangkan amalmu kelak di hari kiamat sudah dipilah, mana yang putih, mana yang hitam, mana yang kelabu.
Setiap amal yang tidak bertujuan demi Allah akan batil. Karena itu beramallah, cintailah, bersahabatlah dan carilah dari orang yang masuk dalam penghayatan:”Tiada yang menyamai Nya sesuatu pun, dan Dia Maha Mendengar lagi Melihat.”Bersihkanlah semua, lalu teguhkan dirimu. Bersihkan semua dari kotoran hal-hal yang tak layak dan teguhkan yang selaras denganNya. Yaitu hal-hal yang diridhoiNya dan diridhoi RasulNya Saww. Bila kalian berbuat demikian, sirnalah semua keraguan, kelabuan dan kehampaan dari hatimu. Bersahabatlah dengan Allah, dengan Rasul-Nya dan dengan orang-orang yang saleh dengan penuh pengagungan, pemuliaan dan penghormatan.
Bila kalian ingin bahagia, jangan kalian hadir di hadapanku tanpa adab dan sopan santun. Jika masih tidak ada adab, kalian akan terus berlebih-lebihan, maka mulai saat ini tinggalkan segala yang berlebihan. Bisa secara diantara semua ini ada yang memiliki rasa hormat dan adab yang baik dari balik akal sehatnya. Sang koki akan tahu bumbu masakannya. Tukang roti mengerti adonannya. Perancang tahu akan rancangannya. Orang yang mengajak tahu yang akan diajak. Duniamu sesungguhnya telah membutakan hatimu sampai kalian tak melihat apa pun. Hati-hatilah kalian dari peristiwa yang menimpamu itu, sedikit demi sedikit bisa menghancurkanmu hingga kalian jadi korbannya di akhirnya. Kalian mabuk terbius oleh minumannya, sampai terputus tangan dan kakimu, sedang matamu melihat. Dan ketika sadar, anda bakal tahu apa yang telah anda lakukan. Inilah dampak dari cinta dunia, sedang musuh ada di belakangnya, ambisi terus menumpuknya. Itulah yang terjadi, hati-hati….
Anak-anak sekalian, tak ada kebahagiaan bagimu sementara kamu mencintai dunia. Kalian merasa sebagai pengajak Jalan Ilahi, anda merasa mencintai akhirat atau sedangkan anda masih terus mencintai dunia.Orang arif pecinta tak akan pernah mencintai semua itu bahkan semua hal selain Allah Azza wa-Jalla. Bila cinta kepadaNya paripurna, maka bagian dunia terasa hina. Begitu pula ketika sampai di akhirat, semua apa yang ditinggalkan di belakangnya, akan tampak ketika ada di depan Pintu Tuhannya. Semua ditinggalkan hanya demi meraih Wajah Ilahi. Allah memberikan semua bagian bagi para waliNya, sementara para wali itu merasa tidak memerlukan lagi dari bagian dunia itu. Sebab bagian jiwa adalah tersembunyi. Bagian nafsulah yang tampak kasat mata. Bagian hati tidak akan pernah tiba kecuali ketika bagian nafsu dibersihkan. Lalu terbukalah bagian konsumsi hati. Bila bagian hati telah terpuaskan di sisiNya, datanglah rahmat bagi nafsunya.Dikatakan pada hamba tersebut, “Jangan bunuh nafsumu…” Lalu saat itu ia meraih bagian nafsunya, dan itulah nafsunya yang muthmainnah.
Karena itu tinggalkan majlis yang penuh dengan kecintaan dunia, dan datangilah majlis yang zuhud dari dunia. Jenis tertentu akan bersenyawa dengan jenis yang sama, saling melingkari dan mengitari. Pecinta akan saling mencintai yang lain, saling menolong untuk dakwah menuju keimanan, tauhid, keikhlasan di dalam amal. Mereka meraih dengan kemampuannya di jalan Allah Azza wa-jalla. Siapa yang melayani akan dilayani, siapa yang berbuat baik akan diberi kebaikan. Siapa yang memberi akan diberi. Bila kalian berbuat untuk neraka, maka neraka esok bagimu.Amalmu adalah apa yang engkau raih. Kalian beramal dengan amaliah ahli neraka tetapi kalian berharap syurga. Bagaimana berharap syurga sementara kalian bukan orang yang melakukan amaliah ahli syurga? Orang yang memiliki hati adalah orang yang tidak saja taat secara fisik belaka, tetapi patuh jiwanya. Untuk apa beramal tanpa hati yang ikhlas? Orang yang riya’ hanya menampakkan visualnya, sedangkan orang ikhlas dengan hati dan lahiriyahnya.
Orang beriman itu hidup, sedang orang munafik itu mati. Orang beriman itu beramal untuk Allah, sedang orang munafik untuk dilihat sesama, dipuji dan mendapat balas budi. Tindakan orang beriman maujud dalam sunyi dan ramai, dan suka dan duka. Tindakan orang munafik hanya dalam tontonannya belaka. Ia berbuat baik ketika suka, tetapi ketika sedih ia menolak. Ia tidak bergabung dengan Allah Azza wa-Jalla, tak ada iman kepada Allah, kepada Rasul dan KitabNya. Tidak mengingat padang mahsyar maupun hisab. Islamnya hanya untuk cari perhatian dan selamat di dunia, bukan selamat di akhirat dari neraka dan siksanya. Dia sholat dan puasa untuk dilihat manusia, jika kembali sendiri, kembali pula pada kesibukan nafsunya dan kekufurannya.
Ya Allah, kami berlindung kepadaMu dari kondisi seperti ini. Kami mohon keikhlasan di dunia dan keikhlasan hari esok. Amin.Anak-anak sekalian, sudah seharusnya kalian ikhlas ketika berbuat baik. Buanglah matamu untuk melihat amalmu dan ganti rugi, baik dari makhluk maupun Khaliq. Berbuatlah hanya untuk Wajah Allah, bukan dalam rangka meraih nikmatNya. Jadilah kalian termasuk yang berkehendak hanya menuju WajahNya. Carilah WajahNya, hingga Dia memberikan kepadamu. Bila Dia memberikan anugerah, pasti kalian dapatkan syurga di dunia dan di akhirat. Syurga dunia berupa taqarrub kepadaNya, dan syurga akhirat adalah memandangNya, serta segala janji dan jaminan yang diberikan kepadamu.Selamatkan dirimu dan hartamu, pada Tangan Kekuasaan, Aturan dan RencanaNya. Engkau telah dibeli olehNya, dan kelak harganya akan diberikan kepadamu.Wahai hamba-hamba Allah. Selamatkan dirimu kepadaNya. Katakan, “Jiwa, harta dan syurga hanya bagiMu, dan selainMu hanya untukMu. Kami tidak berhasrat sedikitpun selain DiriMu.”
Dahulukan Allah sebelum syurga. Allah Yang Maha Asih sebelum jalan menuju kepadaNya. Wahai orang yang berhasrat syurga, engkau membelinya dan meramaikannya hari ini. Bukan besok. Alirkan sungaimu, airmu hari ini, bukan besok di akhirat.Wahai kaumku. Hari kiamat hati dan mata bergolak, dimana hari itu pijakan-pijakan bisa terpeleset. Padahal setiap orang beriman berpijak dengan kakinya iman dan ketakwaannya sendiri-sendiri. Kokohnya pijakan tergantung kokohnya iman di hari itu. Orang zalim akan menerima kebusukan di tangannya. Orang yang suka merusak akan mendapatkan kehancurannya. Bagaimana ia bisa zalim dan bagaimana ia menjadi perusak, bagaimana ia pergi dari Tuhannya.Anak-anakku. Kalian jangan terpedaya oleh amal, sebab nilai amal itu ternilai di akhirnya. Semestinya kalian terus memohon kepada Allah azza wa-Jalla atas akhir hayat anda, dan diberikan rasa cinta untuk berbakti kepadaNya. Hati-hatilah kalian semua, ketika anda taubat, lalu kembali maksiat. Maksiat kepada Tuhanmu hari ini atau esok, akan membuat dirimu terhinakan dan terlempar dari pertolongan.Ya Allah tolonglah kami untuk taat kepadaMu dan janganlah kami Engkau hina dengan maksiat kepadaMu. Tuhan, berikanlah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.

Sang Pecinta
Syeikh Abdul Qadir al JilaniHari Ahad pagi, 13 Jumadil Akhir 545 H di zawiyahnya.

Siapa yang melihat orang yang mencintai Allah Azza wa-Jalla maka orang itu telah melihat orang yang melihat Allah Azza wa-Jalla dengan hatinya dan masuk dengan rahasia hakikat jiwanya. Tuhan kita Azza wa-Jalla adalah yang Maujud dan Terlilihat. Nabi SAW bersabda:“Kalian akan melihat Tuhan kalian sebagaimana kalian melihat matahari dan bulan, sama sekali tidak bisa disembunyikan penglihatan dalam pandangannya.”Sekarang (di dunia) Allah dilihat melalui matahati, sedangkan besok (di akhirat) dengan mata kepala. “Tidak ada seuatu apa pun yang menyerupainNya, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”Para pecinta senantiasa ridlo hanya kepadaNya, bukan lainNya. Mereka memohon pertolongan hanya kepadaNya dan membatasi yang lainNya. Kepedihan faqir adalah kemanisan bagi mereka, lebih pada meraih RidloNya, mendapatkan nikmat dariNya. Kecukupan mereka pada kefaqiran mereka, kenikmatan mereka pada duka mereka, kemesraan mereka pada gentarnya mereka. Rasa dekat mereka pada jauh mereka, istirahat mereka pada beban mereka. Sungguh baik dan indah bagi mereka wahai yang bersabar, wahai yang ridlo, wahai mereka yang fana dari nafsunya dan hawa nafsunya.
Wahai orang-orang sufi, berselaraslah kalian dengan Allah swt dan ridlolah kepadaNya atas Af’alNya yang diberikan padamu dan sesamamu. Janganlah kalian semua mengajariNya dan merekayasa dengan akalmu kepadaNya, karena Dia lebih mengerti dari dirimu. “Allah Maha Tahu sedangkan kalian tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah: 216)Berhentilah di hadapanNya dengan jejak-jejak kekosongan dari akal dan pengetahuanmu serta ilmumu, agar kalian meraih ilmuNya. Biarkanlah dirimu dan jangan memilih, biarkan dirimu agar Dia memilihkan pengetahuanNya padamu. Membiarkan diri, lalu meraih pengetahuan, kemudian sampai pada yang diketahui, lalu sampai pada tujuan.Awalnya adalah kehendak, kemudian meraih maksud kehendak. Beramallah, sesungguhnya aku hanyalah pemintal tali, dimana aku memintal tali kalian yang putus. Aku tidak punya sedikit pun kepentingan kecuali semua ini adalah kepentinganmu. Aku tak pernah susah kecuali susahmu. Aku terbang kemana pun kalian jatuh aku temukan.Yang terpenting bagi kalian adalah batu-batu yang terlontarkan, wahai orang yang hanya duduk-duduk, penuh dengan benan berat yang ditimbun oleh nafsu dan terikat oleh kesenangan nafsumu. Ya Allah rahmati aku dan rahmati mereka.
Manifestasi Af’al Allah Ta’ala
Wejangan Spiritual Hazrat Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani
Diambil Dari Kitab “Fath al Ghaib” (Pembuka Rahasia Kegaiban)
Perbuatan Allah itu ditampakkan kepada Aulia dan Abdal di dalam pandangan dan pengalaman kerohanian. Ini berada di luar jangkauan akal manusia dan keluar dari adat kebiasaan. Penampakkan atau pemanifestasian ini ada dua jenis : yang pertama dinamakan “Jalal” (kebesaran dan keagungan) dan yang kedua dinamakan “Jamal” (keindahan). Jalal ini menimbulkan kehebatan dan mempengaruhi hati sedemikian rupa, sehingga tanda-tandanya tampak pada badan kasar.
Diceritakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW tengah melakukan shalat, terdengarlah oleh orang bunyi seperti air mendidih dari hati beliau, karena hebatnya dan gentarnya hati beliau ketika menghadap Allah SWT, ini adalah suatu pengalaman yang beliau rasakan apabila Allah menunjukkan keagungan dan kebesaran-Nya. Peristiwa seperti ini juga terjadi pada Nabi Ibrahim a.s. dan Khalifah Umar r.a.
Pengalaman yang akan dirasakan oleh seorang hamba apabila Allah memanifestasikan sifat Jamal-Nya adalah hati si hamba itu akan merasa gembira, tenang, sentosa dan selamat, ia akan mengucapkan kata-kata yang penuh kasih mesra, dan akan tampak tanda-tanda yang menggembirakan tentang karunia-karunia yang besar, kedudukan yang tinggi dan kedekatan kepada-Nya yang kepada-Nya-lah segala perkara mereka itu akan kembali. Inilah karunia-karunia dan rahmat Allah yang diberikan kepada mereka di dunia ini. Hati mereka yang cinta kepada-Nya akan dipuaskan oleh-Nya, sehingga mereka akan merasa senang. Allah mengasihi dan menyayangi mereka.
Nabi pernah bersabda kepada Bilal, “Hai Bilal, hiburlah hati kami”. Apa yang Nabi maksudkan adalah agar Bilal mengumandangkan adzan, supaya nabi memasuki shalat dengan merasakan manifestasi sifat Jamal Allah itu. Karena itu, Nabi bersabda, “Dan kesejukan mataku, telah kurasakan di dalam shalatku”.

Keluarlah Dari Syirik Dengan Taubat
Wejangan Spiritual Hazrat Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani
Diambil dari kitab “Fath al Ghaib” (Pembuka Rahasia Kegaiban)

Keluarlah dari dirimu sendiri dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhlah kepada perintah-Nya dan larikanlah dirimu dari larangan-Nya, agar nafsu badaniahmu tidak memasuki hatimu setelah ia keluar. Untuk membuang nafsu-nafsu badaniah dari hatimu, kamu harus berjuang melawannya dan jangan menyerah kepadanya dalam keadaan bagaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga. Oleh karena itu, janganlah menghendaki sesuatu yang tidak dikehendaki oleh Allah. Kehendakmu yang tidak sesuai dengan kehendak Allah adalah kehendak nafsu badaniah. Jika kehendak ini kamu turuti, maka ia akan merusak dirimu dan menjauhkanmu dari Allah.
Patuhilah perintah Allah, jauhilah larangan-Nya, bertawakallah kepada-Nya dan jangan sekali-kali kamu menyekutukan-Nya. Dia-lah yang telah menjadikan nafsu dan kehendakmu. Oleh karena itu, janganlah kamu berkehendak, berkebutuhan atau bercita-cita untuk mendapatkan sesuatu, agar kamu tidak tercebur ke lembah syirik. Allah berfirman :
“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal saleh, dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS 18:110)

Syirik itu bukan melulu menyembah berhala, tetapi termasuk juga di dalamnya adalah menuruti hawa nafsu dan menyekutukan apa saja yang ada di dunia dan di akhirat dengan Allah, karena apa saja selain Allah bukanlah Tuhan. Oleh karena itu, jika kamu tumpukan hatimu kepada sesuatu selain Allah, berarti kamu telah berbuat syirik. Maka, janganlah kamu menyekutukan Allah dengan jalan apapun juga, baik dengan jalan kasar maupun dengan jalan halus. Berjaga-jagalah selalu dan jangan berdiam diri, berhati-hatilah selalu dan waspadalah, semoga kamu beroleh keselamatan.
Segala kedudukan dan kebaikan yang kamu peroleh, jangan kamu katakan bahwa ia datang dari kamu sendiri atau kepunyaan kamu yang sebenarnya. Jika kamu diberi sesuatu atau kenaikan pangkat kedudukan, janganlah kamu hebohkan kepada siapapun. Sebab, ia dalam pertukaran suasana dari hari ke hari itu, Allah selalu menampakkan keagungan-Nya dalam aspek-aspek yang senantiasa baru, dan Allah berada di antara hamba-hamba-Nya dengan hati-hati mereka.
Boleh jadi apa yang dikatakan sebagai milik kamu itu akan dilepaskan-Nya dari kamu, dan boleh jadi apa yang kamu anggap kekal itu akan berubah keadaannya. Sehingga, jika hal itu terjadi kamu akan merasa malu kepada mereka yang kamu hebohkan itu. Maka, lebih baik kamu berdiam diri, simpan pemberian itu di dalam pengetahuan kamu saja dan tidak usah kamu sampaikan kepada siapapun. Jika kamu miliki sesuatu, ketahuilah bahwa itu adalah karunia Allah, bersyukurlah kepada-Nya dan mohonlah kepada-Nya supaya Dia menambahkan nikmat-nikmat-Nya kepadamu. Jika sesuatu itu lepas darimu, maka Dia akan menambah ilmumu, kesadaranmu dan kewaspadaanmu.
Allah berfirman :
“Apa saja ayat yang Kami nashkhkan atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik dari padanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu ?” (QS 2:106)

Oleh karena itu, janganlah kamu mengira bahwa Allah tidak berkuasa atas segala sesuatu, janganlah kamu menduga bahwa ketentuan dan peraturan-Nya mempunyai kekurangan dan janganlah kamu merasa ragu akan janji-Nya. Contohlah Nabi besar Muhammad SAW, ayat-ayat yang diwahyukan kepadanya dipraktekkan, dibaca di dalam masjid, ditulis di dalam buku, diambil dan ditukar dengan yang lainnya, dan perhatian Nabi diarahkan kepada wahyu-wahyu yang baru diterimanya yang menggantikan ayat-ayat yang telah lama. Ini terjadi dalam masalah-masalah hukum yang zhahir. Berkenaan dengan masalah-masalah kebathinan, ilmu dan kondisi kerohanian yang didapatinya dari Tuhan, beliau senantiasa berkata bahwa hatinya selalu diliputi, dan beliau memohon perlindungan kepada Allah sebanyak tujuhpuluh kali di dalam satu hari. Juga diceritakan bahwa sebanyak seratus kali dalam sehari Nabi dibawa dari satu keadaan kepada satu keadaan yang lainnya yang dengan itu beliau dibawa menuju peringkat yang paling dekat kepada Allah. Beliau mengembara ke alam yang maha tinggi sambil diselubungi oleh ‘nur’, dari satu peringkat kepada peringkat lainnya yang lebih tinggi. Tiap-tiap beliau menaiki satu peringkat, maka peringkat yang di bawahnya itu tampak gelap jika dibandingkan dengan peringkat atas itu. Semakin tinggi beliau naik, semakin bersinarlah nur Allah meliputi hati sanubarinya. Beliau senantiasa menerima pengarahan supaya memohon ampunan dan perlindungan Tuhan, karena sebaik-baiknya hamba Allah itu adalah mereka yang senantiasa memohon ampunan dan perlindungan Allah dan senantiasa pula kembali kepada-Nya. Ini dimaksudkan untuk menyadarkan kita bahwa kita ini mempunyai dosa dan kesalahan yang keduanya terdapat pada hamba-hamba Allah di dalam seluruh aspek kehidupannya, sebagai ahli waris Adam as, bapak seluruh manusia dan hamba pilihan Allah. Manakala kelalaian terhadap perintah Allah telah mengaburkan cahaya kerohanian Adam dan beliaupun menampakkan keinginannya untuk kekal hidup di surga berada di samping Tuhan, dan Tuhanpun berkehendak mengantarkan malaikat Jibril kepada beliau, maka ketika itulah kehendak diri (ego) beliau nampak, kehendak Adam bercampur dengan kehendak Allah.
Oleh karena itu, kehendak beliau dihancurkan, keadaan pertama itu dihilangkan, kedekatan kepada Tuhan di masa itu dihilangkan, cahaya keimanan yang bersinar terang itu berubah menjadi pudar dan kesucian rohani beliau telah menjadi sedikit kotor. Kemudian Allah hendak memberikan peringatan kepada beliau, menyadarkan beliau akan dosa dan kesalahannya, memerintahkannya untuk mengakui kesalahan dan dosanya serta meminta ampun kepada Allah. Adam as berkata, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah berbuat aniaya terhadap diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan mengasihani kami, sudah barang tentu kami termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi”. Kemudian datanglah petunjuk kepada Beliau, kesadaran untuk bertobat, pengetahuan tentang hakikat akibatnya dan ilmu hikmah yang tersembunyi di dalam peristiwa inipun tersingkaplah. Dengan kasih sayang-Nya, Allah menyuruh mereka supaya tobat. Setelah itu, kehendak yang timbul dari Adam diganti dan keadaannya yang semulapun dirubah, maka diberikanlah kepadanya jabatan “Wilayah” yang lebih tinggi serta diberi kedudukan di dalam dunia ini dan di akhirat kelak. Maka jadilah dunia ini sebagai tempat tinggalnya dan tempat keturunannya, dan akhirat kelak adalah tempat kembalinya yang kekal abadi.
Jadikanlah Nabi besar Muhammad SAW ; seorang Rasul dan kekasih Allah, hamba-Nya yang pilihan itu; dan Adam, yaitu bapak seluruh manusia dan hamba pilihan Allah, sebagai contoh dan
tauladan. Contohlah mereka berdua di dalam hal mengakui kesalahan dan dosanya sendiri, di dalam meminta ampun kepada-Nya dan di dalam memohon pertolongan-Nya dari segala noda dan dosa. Dan contohlah mereka di dalam hal merendahkan diri kepada Allah, karena manusia adalah mahluk yang lemah dalam segala halnya.


(Fathul Ghaib – Maulana Syaikh Abdul Qadir al Jilani)

Jangan Jual Agamamu Dengan Debu Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilani Hari Jum’at Pertengahan Syawal Tahun 545 H.
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 00:44
Jangan Jual Agamamu Dengan Debu Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilani Hari Jum’at Pertengahan Syawal Tahun 545 H. RISALAHATI , By Risalahati, Published: 2010-03-20T00:44:00+07:00, Title: Jangan Jual Agamamu Dengan Debu Pengajian Syeikh Abdul Qodir al-Jilani Hari Jum’at Pertengahan Syawal Tahun 545 H., Rating5 of 8765432 reviews

No comments:

Post a Comment