Setelah semut itu menaiki roda pedatinya, tiba-tiba roda pedati itu berjalan. Entah kemana pedatinya akan membawa semut itu. Pada saat semut itu beranjak ke atas, semut itu berseru kepada kelompok semut yang lainnya “Hahaha..kalian payah. Aku sudah berada di roda pedati. Dan aku akan berada diatas nantinya”. Dengan kesombongan dirinya, semut itu selalu mengejek teman-temannya yang ada di bawahnya.
Semakin lama roda itu berputar ke atas. Setelah semut itu berada diatas, tiba-tiba rodanya berhenti. Semut itu semakin merasa bahwa dia itu menjadi pemimpin dari semut lain. Dan semakin sombong semut itu. Dan berkata “Aku sekarang sudah ada diatas. Aku menjadi orang yang hebat. Kalian semua payah”.
Karena terlena dengan keberadaannya di atas roda pedati yang paling tinggi. Semut itu tidak berhati-hati. Lalu, tiba-tiba roda pedati itu mulai bergerak lagi. Semut itu tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. Dan semut itu langsung terjatuh ke bawah. Lalu terlindas oleh roda pedati itu.
Begitu pula dengan kehidupan kita. Hidup kita seperti semut-semut itu. Banyak dari kita yang dari awal merangkak naik menjadi seorang yang sukses. Tapi tiba-tiba karena terlena dengan kesuksesannya, kita menjadi seorang yang tidak tanggap terhadap hambatan yang kita hadapi. Seperti semut yang jatuh dari roda pedati. Seperti itulah hidup kita apabila terlalu sombong, angkuh. Apabila tidak berhati-hati. “Jurang” lah yang akan kita hadapi..
Semut Dan Roda Pedati
Posted by: Risalahati
Dedic Ahmad Updated at: 15:16
No comments:
Post a Comment