Semua pelayan melayani pelanggan hanya mengenakan bra kotak-kotak dibalut kemeja putih yang diikat. Serta bawahan rok mini atau celana pendek yang serba ketat pula.
Pemilik Twin Peaks, Randy DeWitt, mengatakan fokus utama restoran ini adalah membuat pelanggan merasa istimewa dan benar-benar menikmati makanan sehat.
"Karena kedua hal itulah yang akan membuat pelanggan kembali datang ke restoran kami," ujar Randy, sebagaimana dilansir Huffingtonpost,
Konsep Twin Peaks atau dikenal "Breastaurant", sebenarnya telah diadopsi oleh Hooters sejak tahun 1980-an. Kini restoran tersebut sedang berjuang dalam persaingan sengit di kalangan breastaurant yang lain.
Hooters sendiri mengklaim bahwa mereka tidak hanya mengandalkan "nafsu" pelanggan restoran. Tetapi, mereka juga menyajikan menu makanan yang sangat bervariasi dan lezat. Dengan kata lain, mereka juga berharap pengunjung benar-benar datang untuk makan.
Menurut seorang analisis restoran, minat masyarakat, terutama pria, untuk mendatangi restoran semacam ini, membuat penjualan naik sebesar 30 persen. Umumnya dari kalangan anak muda, yang tentunya datang tanpa ayah dan ibu mereka.
Sebagian pengunjung menilai penampilan seksi para pelayan tersebut tidak menganggu. Bahkan ada yang membawa anak mereka untuk makan ke restoran jenis ini.
Adams, seorang insinyur listrik, salah satu pelanggan Breastaurant mengatakan di malam hari, tetap ada anak-anak yang makan di sana.
"Lagi pula. Semua pelayan masih berpakaian. Jika Anda pergi ke pantai, itu jauh lebih buruk daripada berada di sini," tambahnya.
Terlepas dari pro-kontra kehadiran konsep Breastaurant dan mengundang berbagai polemik di masyarakat, tentunya semua kembali kepada tujuan dan persepsi masing-masing pengunjung.
Di Amerika Serikat, restoran Twin Peaks memiliki 16 cabang yang semuanya terletak di negara bagian Texas, Arizona, Colorado dan Georgia
Pelayan Restoran "Gunung Kembar" Diminta Pamer Dada
Posted by: Risalahati
Dedic Ahmad Updated at: 03:59
No comments:
Post a Comment