selaksa rindu beratus musim
kulautkan airmata pada hangat pagi yang tak mampu keringkan luka
merepih pada denting gerimis yang tak pernah usai berkisah tentangmu
di tiap gemuruh sepi berjelaga di sudut langitlangit malamku
dan kulihat lirih laramu masih basah tersemat di lentik cahaya bulan
tak berguguran ..
tak mampu kuurai .. meski hembus nafasku mulai sesat dan terbata
aku tak tahu ternyata jemarimu tak begitu lincah melukis (dunia kecilmu) dengan bulir airmata
dimana kau sebut aku malaikat kecil dengan tatapan cinta
lalu kau selayamkan semua mimpi pada sebentuk ratapan yang bernama doa
tercecer di jejak wangimu, kadang terselip pada retakan senja
sedang cintamu telah lama tersalib di dinding hatimu
untuk sebuah luka
untuk sebuah asa
untukku yang tak mengerti
tiap getir yang kau sadur di bening sunyi
hanya mampu kau ulas dalam bias senyum yang kumaknai itu indah
bahkan pelukmu tak mampu menyeretku pada pekatnya takdirmu
aku hanya pandai mengaj`rkan seikat mawar untuk membuatmu menangis
atau segenggam tawa saat bulan mulai beranjak gelisah
kini saat kau benar benar pergi
pada diam pelanpelan aku mulai belajar untuk menepi
untuk sebuah cinta yang tak sempat kau ajarkan cara untuk berhenti
dan jika aku harus mati bersama kenanganku
kurasa itu sudah cukup membuatku tersenyum
pasuruan, 13 february 2012 05:30 untuk engkau yang tak pernah mengeluh tentangku
Untuk Kamu
Posted by: Risalahati
Dedic Ahmad Updated at: 17:17