tak terbatas waktu aku hening terbuai tentangmu
kenapa isyarat itu tetap tersenyum meski kuingkari
serupa melati terus mencumbui
lincah berlarian mengusik cemburu
meretas jarak meruntai jauh
memeluk rindu mendekap luruh
melukis hadirmu di selembar langitku yang mulai kumuh
ingin engkau hadir di sini
menjamahi tubuhku yang terbakar sepi
merabai hatiku memberi arti
meski hariku telah tersesat namun esokku tetaplah suci.
engkaulah yang berdetak di tiap risauku.
engkaulah yang kumaksud di tiap puisiku
engkaulah wangi di semesta hatiku
mungkin engkau bukanlah sebuah terang
namun mimpiku begitu indah saat menatap kematian
jika saja mampu kupenjarakan semua aturan
maka tak ada yang lebih indah daripada mendekap hadirmu
Sajak Pendosa
Posted by: Risalahati
Dedic Ahmad Updated at: 22:14