"Minggu lalu, setelah kami membayar gaji pegawai negeri, simpanan pemerintah tersisa US$ 217," kata Menteri Keuangan Zimbabwe Tendai Biti kepada wartawan di Ibukota Zimbabwe, Harare, dikutip AFP, Rabu (30/1/2013).
"Anggaran pemerintah sedang lumpuh saat ini. Kami (pemerintah) telah gagal memenuhi target-target kami," tambahnya.
Kondisi ekonomi Zimbabwe memang sedang terpuruk sejak pergantian millenium baru. Sejak dimulainya penyitaan ladang, kebun dan sawah yang dimiliki orang kulit putih oleh Presiden Robert Mugabe.
Langkah tersebut merusak kepercayaan investor akan negara yang berada di Afrika tersebut. Produksi pun lumpuh, negara internasional melakukan pemblokiran dan tidak ada wisatawan yang mau masuk ke negara tersebut.
Setelah lebih dari satu dekade, Zimbabwe beberapa mengalami situasi ekonomi yang buruk, seperti inflasi hebat yang menembus 231% dan berhentinya pembangunan gara-gara harga barang yang melambung tinggi pasca inflasi. Situasi di negara itu kini lebih secara perlahan mulai stabil.
Sayangnya, anggaran publik pemerintah masih kacau dan bisnis warga lokal dihadapi dengan berbagai ketidakpastian, seperti masalah suplai listrik, keringanya likuiditas dan tingginya upah buruh.
Bahkan, pemerintah Zimbabwe sendiri sudah blak-blakan memperingatkan rakyatnya bahwa mereka tidak punya uang yang cukup untuk menggelar pemilu yang tadinya diharapkan bisa berjalan tahun ini.
Biti mengatakan, satu-satunya yang bisa dilakukan pemerintah adalah meminta bantuan dana dari negara-negara lain. "Kami akan mulai mendekati komunitas internasional," katanya.
Sedikitnya, dibutuhkan dana US$ 104 juta (Rp 988 miliar) untuk bisa menyelenggarakan pemilu sederhana demi memilih pemimpin yang baru.
Anggaran pemerintah untuk tahun ini ditargetkan US$ 3,8 miliar (Rp 36,1 triliun), sedangkan ekonomi diprediksi tumbuh 5%. Negara kaya aneka bahan tambang ini sekarang memakai mata uang US$ dan rand Afrika Selatan.
Kasihan, Simpanan Pemerintah Zimbabwe di Bank Tinggal Rp 2 Juta
Posted by: Risalahati
Dedic Ahmad Updated at: 14:19
No comments:
Post a Comment