Curiosity juga tinggalkan jejak di Planet Mars |
Curiosity, kendaraan robotik milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), menemukan adanya senyawa organik di Mars. Temuan ini diharapkan bisa membantu mengungkap teka-teki mengenai apakah pernah ada kehidupan di planet merah itu.
Salah satu unsur yang ditemukan adalah karbon. Tapi, para ilmuwan belum mengetahui asal senyawa karbon yang ditemukan di planet Mars. Apakah senyawa karbon itu hasil kontaminasi dari bumi, berasal dari komet/asteroid yang jatuh di Mars, atau berasal dari aktivitas geologi dan biologi di Mars.
Menurut Ketua Ilmuwan dari California Institute of Technology, John Grotzinger, temuan senyawa karbon ini menambah informasi penting mengenai lingkungan di Mars yang layak huni.
"Kami masih memiliki banyak pekerjaan untuk menemukan asal dari senyawa karbon itu," kata John Grotzinger, dilansir dari The Telegraph.
Kendaraan rover yang bertugas untuk melacak kehidupan di Mars ini diharapkan pada tahun depan akan kembali mendapatkan temuan baru. Rover itu akan mencetak sejarah baru saat melakukan observasi di lapisan endapan di gunung Sharp, yang kawahnya menjulang ke bawah.
"Kami akan memulai untuk menemukan 'bahan rempah-rempah yang membuat sup menjadi terasa lezat'. Semoga 'bahan-bahan' itu ada di sana. Temuan bahan-bahan kecil itu tentu akan menjadi sesuatu yang menarik," ujar John Grotzinger.
Saat ini, para ilmuwan sangat bersemangat untuk mendeteksi senyawa karbon yang ditemukan pada permukaan tanah. Tapi, para ilmuwan juga memperingatkan bahwa ada kemungkinan senyawa karbon itu berasal dari meteorit yang jatuh di Mars atau senyawa karbon itu merupakan partikel yang berasal dari bumi saat rover diluncurkan ke Mars.
Selain itu, temuan senyawa karbon ini belum membuktikan mengenai Mars sebagai planet yang layak huni. "Jika Anda memiliki karbon organik, namun tidak mempunyai air, Anda tidak akan memiliki lingkungan yang layak huni," ujar Grotzinger.
Selain karbon dan air, suatu kehidupan juga membutuhkan bahan kimia lain. Misalnya seperti belerang fosfor, oksigen, dan nitrogen, untuk membentuk serta mengembangkan kehidupan.
Kendaraan rover Curiosity telah menelan biaya US$2,5 miliar, dan akan bertugas selama dua tahun. NASA mengirim rover ini untuk membantu para ilmuwan dalam memahami kondisi lingkungan Mars dari waktu ke waktu, dan menilai apakah Mars dapat mendukung serta menyimpan bukti kehidupan, baik saat ini, masa lampau, ataupun di masa yang akan datang.
Salah satu unsur yang ditemukan adalah karbon. Tapi, para ilmuwan belum mengetahui asal senyawa karbon yang ditemukan di planet Mars. Apakah senyawa karbon itu hasil kontaminasi dari bumi, berasal dari komet/asteroid yang jatuh di Mars, atau berasal dari aktivitas geologi dan biologi di Mars.
Menurut Ketua Ilmuwan dari California Institute of Technology, John Grotzinger, temuan senyawa karbon ini menambah informasi penting mengenai lingkungan di Mars yang layak huni.
"Kami masih memiliki banyak pekerjaan untuk menemukan asal dari senyawa karbon itu," kata John Grotzinger, dilansir dari The Telegraph.
Kendaraan rover yang bertugas untuk melacak kehidupan di Mars ini diharapkan pada tahun depan akan kembali mendapatkan temuan baru. Rover itu akan mencetak sejarah baru saat melakukan observasi di lapisan endapan di gunung Sharp, yang kawahnya menjulang ke bawah.
"Kami akan memulai untuk menemukan 'bahan rempah-rempah yang membuat sup menjadi terasa lezat'. Semoga 'bahan-bahan' itu ada di sana. Temuan bahan-bahan kecil itu tentu akan menjadi sesuatu yang menarik," ujar John Grotzinger.
Saat ini, para ilmuwan sangat bersemangat untuk mendeteksi senyawa karbon yang ditemukan pada permukaan tanah. Tapi, para ilmuwan juga memperingatkan bahwa ada kemungkinan senyawa karbon itu berasal dari meteorit yang jatuh di Mars atau senyawa karbon itu merupakan partikel yang berasal dari bumi saat rover diluncurkan ke Mars.
Selain itu, temuan senyawa karbon ini belum membuktikan mengenai Mars sebagai planet yang layak huni. "Jika Anda memiliki karbon organik, namun tidak mempunyai air, Anda tidak akan memiliki lingkungan yang layak huni," ujar Grotzinger.
Selain karbon dan air, suatu kehidupan juga membutuhkan bahan kimia lain. Misalnya seperti belerang fosfor, oksigen, dan nitrogen, untuk membentuk serta mengembangkan kehidupan.
Kendaraan rover Curiosity telah menelan biaya US$2,5 miliar, dan akan bertugas selama dua tahun. NASA mengirim rover ini untuk membantu para ilmuwan dalam memahami kondisi lingkungan Mars dari waktu ke waktu, dan menilai apakah Mars dapat mendukung serta menyimpan bukti kehidupan, baik saat ini, masa lampau, ataupun di masa yang akan datang.
Sumber: Viva.co.id
NASA Telusuri Karbon untuk Cari Kehidupan di Mars
Posted by: Risalahati
Dedic Ahmad Updated at: 17:51
No comments:
Post a Comment