Syiir Tanpo Wathon (2)

Bermula dari Radio Yasmara

Peredaran Syiir Tanpa Wathon semula sangat lamban karena hanya digandakan atau beredar di kalangan terbatas. Namun, radio Yasmara (Yayasan Masjid Rahmad) Surabaya memiliki ide kreatif agar syiir yang syarat makna sangat dalam itu bisa didengar dan diresapi masyarakat secara luas.


SEPERTI diketahui, Yasmara adalah satu-satunya radio yang masih konsisten melakukan siar Islam dalam siarannya. Radio dengan basis gelombang AM itu siaran adzannya selalu direlai berbagai masjid sebelum salat lima waktu. Peluang inilah yang dilihat pengelola radio Yasmara untuk mengumandangkan Syiir Tanpo Wathon ini agar lebih didengar masyarakat secara luas tanpa harus susah-susah mencari VCD-nya.
Ketua II Yayasan Masjid Rahmad dan Penanggung Jawab Radio Yasmara Surabaya, Anis Busroni membenarkan setiap harinya, sebelum salat lima waktu, Yasmara mengumandangkan Syiiran Tanpo Wathon ini. Semula syiiran itu hanya dilagukan ketika usai adzan untuk menunggu iqomah. Kondisi itu membuat Anis berpikir, syiir Tanpo Wathon ini harus disiarkan secara luas.
“Seperti diketahui, sejak tahun 1969, pembacaan ayat suci al-Quran di radio Yasmara selalu direlai atau disiarkan masjid atau musala di Jawa Timur, sambil menunggu tibanya waktu adzan,”ujar Anis.
Durasi pembacaan al-Quran itu sendiri sekitar 7 menit. Dengan tidak mengurangi waktu pembacaan Quran, sebelum ayat suci itu dilantunkan terlebih dahulu diputar Syiir Tanpo Wathon. Ternyata tanggapan berbagai masjid sangat luar biasa dengan selingan tambahan itu. Walau semula mereka terkejut, namun akhirnya senang setelah mengetahui makna syiir yang sangat dalam dan mengena.
Darimana Yasmara mendapatkan rekaman Siyir Tanpo Wathon (yang diyakini Anis adalah suara Gus Dur)? Ceritanya ternyata cukup unik, dan tidak didapat langsung dari kerabat Gus Dur.
Sejak akhir Desember 2010, Anis mendapatkan ‘syiiran Gus Dur’ dari Ir H. Nanang Adi Sucipto temannya sesama pegawai PDAM Kota Surabaya. Setelah didengarkan ternyata syiirnya sangat sederhana, bahasanya komunikatif, namun maknanya sangat mendalam sekali. Sejak saat itu langsung diputar dan disiarkan di radio Yasmara.
Ir H. Nanang ketika dikonfirmasi mengatakan, dia mendapatkan syiiran Gus Dur ini dari santri Pondok pesantren Tebu Ireng Jombang. Namun dia lupa siapa dia karena pertemuannya hanya sesaat. Santri tersebut hanya mengaku diberi syiiran Gus Dur dari kerabat dekat Gus Dur dengan tidak menyebut siapa kerabat dekat itu.
Terlepas benar atau tidaknya pencipta dan atau pelantun syiiran adalah Gus Dur, Anis meyakini bahwa suara syiiran yang beredar selama ini memang suara asli Gus Dur. Hal ini diperkuat dengan setiap akhir siaran TV9 yang notabene milik Nahdatul Ulama selalu memutar syiiran Gus dur dengan latar belakang Gus Dur. Dan lagi sampai saat ini sudah banyak beredar kaset, vcd, atau dvd yang berisi syiiran Gus Dur dimasyarakat tanpa ada yang menggugat dan mengaku pemilik Syiiran Gus Dur tersebut.
Ketika diberi tahu bahwa ada salah satu pengasuh Pondok pesantren yang mempunyai hak cipta atas syiiran Gus Dur ini, Anis tampak terkejut dan ingin sekali bertemu dengan pemilik hak cipta tersebut.
"Ini menjadi tanggung jawab kami untuk meluruskan, terutama kepada pendengar radio Yasmara yang percaya bahwa suara yang melantunkan Syiiran Gus Dur ini memang KH Abdurrahman Wachid alias Gus Dur," ujar lelaki yang juga menjabat sebagai Kabag Penertiban PDAM Surabaya ini.
Apabila benar ada yang mempunyai hak cipta, Anis ingin mengajak siaran langsung di radio Yasmara sekalian meluruskan apa yang salah selama ini. (bersambung)

sumber: http://www.harianbangsa.com/index.php?option=com_content&view=article&id=6008:syi-ir-tanpo-wathon-gus-dur-karya-siapa-2&catid=29:laporan-khusus&Itemid=59

Syiir Tanpo Wathon (2)
Posted by: Risalahati Dedic Ahmad Updated at: 22:09
Syiir Tanpo Wathon (2) RISALAHATI , By Risalahati, Published: 2012-10-13T22:09:00+07:00, Title: Syiir Tanpo Wathon (2) , Rating5 of 8765432 reviews

No comments:

Post a Comment