demi sepi..
demi hujan..
demi debu debu jalanan dan merah senja yang terbasuh temaram lampu trotoar
demi hari hari yang kemarin aku kutuk kutuk itu
telah kupatahkan jarak tuk merengkuh jauhmu
telah kutantang semua teriakan itu
dan aku di sini..
menggenggam cinta
mengurai lukamu membersit artimu
selaksa santun terlantun anggun
seperti wangi nyayian bulan di ujung malam yg sepi
nikmatilah sayangku..
rengkuhlah tak dalam belaka
angkatlah dalam dalam
seiring nafasmu yang telah bercampur dengan cinta
karna engkaulah terang dalam gelapku
yang membangkitkanku dari kematian ini
menyepuh pagiku dengan sekujur asa
lantas kau terbangkan malamku menyusuri gemintang yang selama ini aku tengadah
juga mimpi mimpi yang selama ini muak aku cumbui
setiap hembusku tersimpul kekaguman
juga deburan rasa yang berhamburan di setiap tatapanku
dan di tiap detikmu
masih terangkum wangi menghuni sepi sepiku
engkau tetaplah sebuah puisi tak kan meniada direnggut waktu
*tak kusangka darah kematianmu begitu pekat
menoda hingga tak pernah bisa ku menghapusnya
tiga tahun sudah ku mengenang kepergianmu
saat ufuk barat tersayat senja merah
seketika meredup..
seakan semesta langit menangis untukmu
ya..aku masih ingat itu
*ah..cemen loe! * wkwkkwkwkkwk *kabur*..
03:14
pasuruan,29 januari 2011
kekasihku
Posted by: Risalahati
Dedic Ahmad Updated at: 03:52
No comments:
Post a Comment