Hewan
di dunia ini tidak selamanya berukuran kecil, sedang, maupun besar.
Bahkan sekarang para peneliti sedang mencari beberapa hewan yang sangat
besar untuk membandingkan dengan hewan yang memiliki spesies yang sama.
Berikut ini penemuan - penemuannya. Cekidot!!
1. Ubur - Ubur Nomura
1. Ubur - Ubur Nomura
Ubur-ubur Nomura adalah ubur-ubur
Jepang dan tercatat yang terbesar di dunia. Hal ini dalam ukuran yang sama
kelas sebagai ubur-ubur Lionmane, cnidarian terbesar di dunia. Diameter
ubur-ubur ini sedikit lebih besar daripada ketinggian rata-rata pria dewasa.
Ukurannya adalah 2 meter (6 kaki 7 inci) dan beratnya mencapai 220 kg (sekitar
450 pon), Nomura's hidup terutama di perairan antara Cina dan Jepang, terutama
di tengah Laut Kuning dan Laut Cina Timur. Ubur-ubur Nomura's telah melanda dan
menyerang lautan Jepang dari 2005 sampai sekarang. Serangan yang tak sengaja
dilakukan oleh makhluk semacam ini telah memotong industri perikanan daerah
yang terkena bencana di Jepang serta mengganggu keseimbangan rantai makanan di
laut. Setiap ubur-ubur bisa berat lebih dari 200 kg, dan perairan sekitar
Jepang, telah dibanjiri dengan makhluk tahun ini. Para ahli percaya, cuaca dan
kondisi air di laut cina sangat ideal untuk pertumbuhan ubur-ubur dalam
beberapa bulan terakhir.
Kali terakhir Jepang mendapat kerusakan sangat besar akibat ubur-ubur ini adalah pada musim panas 2005, ratusan jala rusak, membuat ikan tidak termakan akibat gigitan beracun, dan bahkan menyebabkan cedera pada nelayan.Pukat nelayan Jepang ditenggelamkan oleh ubur-ubur raksasa, bahkan perahu nelayan berukuran 10 GT (gross ton) juga telah ditenggelamkan oleh ubur-ubur raksasa dari timur Jepang ini. Relatif sedikit yang diketahui tentang Nomura's, seperti mengapa beberapa tahun lalu melihat ribuan makhluk ini mengambang di laut Tsushima, tapi tahun lalu nyaris tidak ada penampakan. Pada tahun 2007 ada 15.500 laporan kerusakan perlengkapan memancing, dari makhluk ini. Para ahli percaya bahwa faktor utama semakin banyak kemunculan ubur-ubur di perairan Jepang mungkin karena menurunnya predator, termasuk kura-kura laut dan jenis ikan tertentu
Kali terakhir Jepang mendapat kerusakan sangat besar akibat ubur-ubur ini adalah pada musim panas 2005, ratusan jala rusak, membuat ikan tidak termakan akibat gigitan beracun, dan bahkan menyebabkan cedera pada nelayan.Pukat nelayan Jepang ditenggelamkan oleh ubur-ubur raksasa, bahkan perahu nelayan berukuran 10 GT (gross ton) juga telah ditenggelamkan oleh ubur-ubur raksasa dari timur Jepang ini. Relatif sedikit yang diketahui tentang Nomura's, seperti mengapa beberapa tahun lalu melihat ribuan makhluk ini mengambang di laut Tsushima, tapi tahun lalu nyaris tidak ada penampakan. Pada tahun 2007 ada 15.500 laporan kerusakan perlengkapan memancing, dari makhluk ini. Para ahli percaya bahwa faktor utama semakin banyak kemunculan ubur-ubur di perairan Jepang mungkin karena menurunnya predator, termasuk kura-kura laut dan jenis ikan tertentu
2. Laba - Laba Tarantula
Selama 20 tahun, ilmuwan di lapangan telah bekerja sama
dengan organisasi Conservation International. Mereka mencari hewan paling
misterius dan terancam di ekosistem tropis.
Para ilmuwan ini telah menambahkan lebih dari 1.300
spesies baru dalam daftar ilmu pengetahuan. Selama ini, hanya sekitar 500 yang
telah secara resmi dideskripsikan berdasarkan taksonomi, untuk klasifikasi dan
penamaan.
Untuk merayakan 20 tahun upaya penemuan, kelompok ini
memperkenalkan 20 penemuan favoritnya. Salah satunya akan membuat penderita
arachnofobia meloncat pergi.
Inilah tarantula
terbesar yang pernah diketahui masih dalam kondisi hidup. Laba-laba ini dinilai
terbesar di dunia. Hewan raksasa ini sanggup menelan ular beracun.
Menurut Daily Mail, laba-laba raksasa ini bernama Theraphosa blondi. Dialah laba-laba terbesar di dunia
berdasarkan massa tubuh. Ukuran raksasanya mencapai bobot 170gram. Kakinya bisa
memanjang hingga 30cm.
Tarantula ini
diamati oleh ilmuwan Program Rapid Assessment Conservation International di
Guyana pada 2006. Hewan terbesar
ini hidup di liang dasar dataran rendah hutan hujan tropis.
Berbeda dengan namanya yang berarti laba-laba Goliath
pemakan burung. Tarantula ini banyak menyantap hewan tidak bertulang belakang
atau invertebrata. Tapi, selama pengamatan hewan ini makan mamalia kecil dan
kadal. Bahkan, bisa memakan ular berbisa.
Seakan berbadan besar saja tidak cukup menakutkan, tarantula ini memiliki taring berbisa. Racunnya bisa membunuh
manusia.
Jalur pertahanan utama mereka terletak pada bulu-bulu
yang menutupi sekujur tubuhnya. Ketika merasa terancam, mereka menggosokkan
kakinya ke perut.
Langkah gosokan ini melepas kabut duri mikroskopis yang
bersarang pada selaput kulit dan lendir. Inilah senjata penyerangnya yang bisa
mengakibatkan nyeri dan iritasi tahan lama. Kendati begitu berbahaya, ilmuwan
terlihat berani menyentuhkan tangannya ke hewan beracun ini.
3. Lebah Megachile Pluto
Megachile Pluto adalah lebah yang sangat
besar yang terdapat di Indonesia. Lebah ini menggunakan resin untuk membuat
kompartemen di sarangnya. Betinanya dapat tumbuh sebesar 3,9 cm dengan panjang
lebar sayap 6,33 cm.
Megachile Pluto dianggap sebagai
lebah terbesar di dunia, dan disebut juga sebagai Wallace's Giant Bee.
Sedangkan pejantannya hanya tumbuh sekitar 2,3 cm.
Megachile Pluto pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1859 oleh naturalis Alfred Russel Wallace. Pernah dianggap punah sampai ditemukan kembali pada tahun 1981 oleh Adam C. Messer, seorang entomologi Amerika, yang menemukan enam sarang di pulau Bacan dan pulau-pulau terdekat lainnya.
Megachile Pluto pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1859 oleh naturalis Alfred Russel Wallace. Pernah dianggap punah sampai ditemukan kembali pada tahun 1981 oleh Adam C. Messer, seorang entomologi Amerika, yang menemukan enam sarang di pulau Bacan dan pulau-pulau terdekat lainnya.
Lebah ini membangun sarang mereka di dalam sarang rayap aktif, yang menjelaskan mengapa penduduk pulau bahkan tidak mengetahui keberadaan lebah tersebut.
4. Tikus Berbulu Bonsavi
Makhluk
sepanjang 82 cm itu ditemukan oleh sebuah tim ekspedisi BBC yang sedang
memfilmkan program Lost Land of the Volcano. Tikus itu merupakan salah satu
dari sejumlah hewan eksotik yang ditemukan tim ekspedisi tersebut.
Seperti spesies eksotis lainnya, tikus itu dipercaya hanya hidup di kawah gunung Bosavi saja. "Ini merupakan salah satu tikus terbesar di dunia. Ini seekor tikus sengguhan, sama seperti yang ada di selokan," kata Dr Kristofer Helgen, mammalogist (ahli mamalia) yang bekerja di museum nasional sejarah dan alam Smithsonian, dan ikut mendampingi tim ekspedisi BBC.
Awalnya, tikus raksasa ini terlihat oleh jebakan kamera inframerah. Secepatnya tim itu menerka merupakan spesies yang tidak pernah tercatat oleh ilmu pengetahuan sebelumnya, akan tetapi agar yakin mereka membutuhkan hewan itu hidup.
Lalu pemandu yang menemani tim itu menangkap spesimen itu hidup-hidup. "Saya pernah punya kucing yang seukuran dengan tikus ini," kata Buchanan.
Tikus yang tertangkap tersebut memiliki panjang 82 cm diukur dari hidung hingga buntutnya, dan memiliki berat 1.5kg. Hewan itu memiliki bulu tebal berwarna abu-abu kecoklatan, hal tersebut dipercayai para ilmuwan yang memeriksanya untuk menolong hewan tersebut dalam kondisi basah dan dingin yang dapat terjadi di kawah gunung. Lokasi penemuan tikus tersebut berada di ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut.
Pada penelitian awal dikatakan tikus tersebut tergolong dalam genus Mallomys, yang dihuni oleh spesies besar lainnya. Untuk sementara waktu tikus tersebut dikatakan sebagai tikus berbulu tebal Bosavi, sedangkan nama ilmiahnya belum disepakati.
Seperti spesies eksotis lainnya, tikus itu dipercaya hanya hidup di kawah gunung Bosavi saja. "Ini merupakan salah satu tikus terbesar di dunia. Ini seekor tikus sengguhan, sama seperti yang ada di selokan," kata Dr Kristofer Helgen, mammalogist (ahli mamalia) yang bekerja di museum nasional sejarah dan alam Smithsonian, dan ikut mendampingi tim ekspedisi BBC.
Awalnya, tikus raksasa ini terlihat oleh jebakan kamera inframerah. Secepatnya tim itu menerka merupakan spesies yang tidak pernah tercatat oleh ilmu pengetahuan sebelumnya, akan tetapi agar yakin mereka membutuhkan hewan itu hidup.
Lalu pemandu yang menemani tim itu menangkap spesimen itu hidup-hidup. "Saya pernah punya kucing yang seukuran dengan tikus ini," kata Buchanan.
Tikus yang tertangkap tersebut memiliki panjang 82 cm diukur dari hidung hingga buntutnya, dan memiliki berat 1.5kg. Hewan itu memiliki bulu tebal berwarna abu-abu kecoklatan, hal tersebut dipercayai para ilmuwan yang memeriksanya untuk menolong hewan tersebut dalam kondisi basah dan dingin yang dapat terjadi di kawah gunung. Lokasi penemuan tikus tersebut berada di ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut.
Pada penelitian awal dikatakan tikus tersebut tergolong dalam genus Mallomys, yang dihuni oleh spesies besar lainnya. Untuk sementara waktu tikus tersebut dikatakan sebagai tikus berbulu tebal Bosavi, sedangkan nama ilmiahnya belum disepakati.
5. Belalang Wetapunga
Ada 11 spesies belalang raksasa,
yang sebagian besar secara signifikan lebih besar dari belalang lain pada
umumnya. Memiliki panjang tubuh hingga 10 cm (4 in) tidak termasuk panjang kaki
dan antenanya, dan memiliki berat lebih dari 71 g (2,5 oz), menjadikannya salah
satu serangga terberat yang pernah didokumentasikan di dunia dan lebih berat
dari seekor burung. Spesies terbesar dari belalang raksasa ini adalah belalang
raksasa dari Little Barrier Island yang juga dikenal dengan sebutan Wetapunga.
Belalang raksasa ini cenderung kurang bersosial dan lebih pasif dari jenis
belalang lain pada umumnya. Nama latin untuk spesies ini adalah Deinacrida,
untuk istilah belalang yang mengerikan. Spesies ini ditemukan terutama di
pulau-pulau lepas pantai Selandia Baru, yang telah hampir punah di pulau-pulau
daratan oleh hama mamalia diperkenalkan.
Tidak semua spesies ini adalah
raksasa. Disebut raksasa oleh karena ukurannya memang melebihi dari jenis
belalang lain pada umumnya. Misalnya, jenis Belalang Nelson Alpine yang
memiliki berat sekitar 7 gram rata-rata, dan Belalang Kaikoura yang memiliki
berat hingga 15 gram. Spesies yang lebih kecil dari jenis belalang raksasa ini
keunggulan dibandingkan dengan Belalang Raksasa ini karena mereka merasa lebih
mudah untuk bersembunyi dari predator.
Fakta Tetang Belalang Raksasa :
- Belalang Little Barrier Island atau 'Wetapunga' seperti yang dikenal oleh Maori, adalah salah satu yang terbesar dan serangga terberat di dunia.
- Belalang terbesar yang tercatat berjenis kelamin perempuan dan beratnya sekitar tiga kali lebih berat daripada tikus! (71 gram).
- Belalang Raksasa ini lebih suka adalah vegetarian.
- Belalang Raksasa lebih suka hidup di bawah lantai batu, puing-puing dan semak-semak.
- Kekurangan dari jenis Belalang Raksasa ini adalah tidak dapat melompat, oleh sebab beban tubuhnya yang berat.
- Jenis Belalang Raksasa ini kadang-kadang dikenal sebagai dinosaurusnya dunia serangga.
Ngengat Atlas betina mempunyai
rentang sayap sepanjang 25 cm dan dapat mencapai panjang 30 cm (gettyimages/Minden
Picture RM)
Dengan lebar sayap yang dapat mencapai lebih dari 30 centimeter, Attacus atau Atlas adalah ngengat terbesar di dunia. Dan bisa dipastikan bagaimana reaksi anda jika suatu ketika serangga raksasa ini muncul dalam ruang tamu anda.
Foto ini adalah hasil jepretan dari Sandesh Kadur, saat ia menemukan ngengat Atlas yang sedang beristirahat dengan tenangnya di sebuah jalan di timur laut India.
Dengan lebar sayapnya yang menakutkan, yakni satu kaki atau 25 centimeter, Sandesh Kadur langsung menuju serangga raksasa ini saat ia menjelajahi jantung pegunungan Himalaya timur.
Ia mengambarkan bahwa ngengat itu sungguh luar biasa, dan tampaknya dalam pose seperti hendak menyerangnya, karena serangga itu membuka sayapnya yang lebar dan mengambil posisi defensif.
Dengan lebar sayap yang dapat mencapai lebih dari 30 centimeter, Attacus atau Atlas adalah ngengat terbesar di dunia. Dan bisa dipastikan bagaimana reaksi anda jika suatu ketika serangga raksasa ini muncul dalam ruang tamu anda.
Foto ini adalah hasil jepretan dari Sandesh Kadur, saat ia menemukan ngengat Atlas yang sedang beristirahat dengan tenangnya di sebuah jalan di timur laut India.
Dengan lebar sayapnya yang menakutkan, yakni satu kaki atau 25 centimeter, Sandesh Kadur langsung menuju serangga raksasa ini saat ia menjelajahi jantung pegunungan Himalaya timur.
Ia mengambarkan bahwa ngengat itu sungguh luar biasa, dan tampaknya dalam pose seperti hendak menyerangnya, karena serangga itu membuka sayapnya yang lebar dan mengambil posisi defensif.
Kadur segera menyingkirkan
ketakutannya dan bergerak ke sisi jalan dan mulai memotret serangga menakjubkan
tersebut.
Namun, dengan ukurannya yang raksasa, ngengat Atlas ini sama sekali bukanlah serangga yang berbahaya.
Namun, dengan ukurannya yang raksasa, ngengat Atlas ini sama sekali bukanlah serangga yang berbahaya.
Ngengat atlas diberi nama sesuai
dengan pola rumit penuh warna-warni yang menyerupai peta pada sayap mereka.
Diketahui, Ngengat yang mulut mereka tidak terbentuk secara penuh dan bertahan hidup dari lemak yang mereka mereka tampung sejak dari ulat, hanya bisa hidup maksimal selama dua minggu.
Selain itu, ngengat mempunyai kemampuan terbang yang buruk dan tidak dapat bepergian jauh. Satu-satunya tujuan hidup mereka sebagai ngengat adalah untuk berkembang biak. Ngengat Atlas ditemukan di hutan tropis dan subtropis Asia Tenggara dan umumnya di kepulauan Melayu.
Diketahui, Ngengat yang mulut mereka tidak terbentuk secara penuh dan bertahan hidup dari lemak yang mereka mereka tampung sejak dari ulat, hanya bisa hidup maksimal selama dua minggu.
Selain itu, ngengat mempunyai kemampuan terbang yang buruk dan tidak dapat bepergian jauh. Satu-satunya tujuan hidup mereka sebagai ngengat adalah untuk berkembang biak. Ngengat Atlas ditemukan di hutan tropis dan subtropis Asia Tenggara dan umumnya di kepulauan Melayu.
Megascolides australis adalah cacing tanah terbesar di dunia
dan merupakan salah satu dari 1.000 spesies cacing tanah asli Australia.
Panjang tubuhnya bisa mencapai 1-3 meter dan memiliki kepala berwarna
ungu tua dan tubuh biru ke abu-abuan.
Mereka hidup di lapisan tanah biru, tanah lempung abu-abu atau merah sepanjang tepi sungai dan selatan atau barat menghadapi beberapa bukit habitat mereka yang tersisa di Gippsland di Victoria, Australia.
Cacing ini hidup dalam sistem liang yang dalam dan membutuhkan air di lingkungan mereka untuk bernafas. Cacing ini jarang meninggalkan liang basah mereka. Mereka memiliki rentang hidup yang relatif panjang untuk invertebrata yaitu sekitar 5 tahun. Mereka berkembang biak pada bulan-bulan hangat dan menghasilkan telur kepompong besar yang diletakkan di liang mereka. Ketika cacing ini menetas dalam 12 bulan ukuranya sudah 20 cm.
Mereka hidup di lapisan tanah biru, tanah lempung abu-abu atau merah sepanjang tepi sungai dan selatan atau barat menghadapi beberapa bukit habitat mereka yang tersisa di Gippsland di Victoria, Australia.
Cacing ini hidup dalam sistem liang yang dalam dan membutuhkan air di lingkungan mereka untuk bernafas. Cacing ini jarang meninggalkan liang basah mereka. Mereka memiliki rentang hidup yang relatif panjang untuk invertebrata yaitu sekitar 5 tahun. Mereka berkembang biak pada bulan-bulan hangat dan menghasilkan telur kepompong besar yang diletakkan di liang mereka. Ketika cacing ini menetas dalam 12 bulan ukuranya sudah 20 cm.
7 Penemuan Hewan Terbesar di Dunia Tahun 2012
Posted by: Risalahati
Dedic Ahmad Updated at: 23:06
No comments:
Post a Comment